t!" teriakku memangg
riak-teriak." ibu bertanya de
kit yang amat dahsyat. Kontra
tku s
tinya sudah pecah." Ibu menunjuk di bawah kakiku yang terliha
idak sanggup lagi untuk
nelpon Bayu untuk meminta bant
n gugup, dan mencari benda pip
n menekan tombol. Menelpon ko
ayu dari arah
ari! Rea, akan melahirkan] u
elpon terput
tanda-tanda Bayu akan datang. Jam
suara mobil, dan klakson
it sepertinya Bayu sudah datang,"
Inah membawakan tas, yang berisikan
amuala
ketukkan pintu pe
ntu dengan tergopoh-g
uatkan dirimu. Semua pasti akan baik-baik saja." Bayu meng
Maya! Tolong segera hubungi dokter Maya," titahku
menuju ke rumah sakit. Kamu tenang aja, ya!" Bayu masih foku
. Segera sampai ke tempat tujuan. Rumah sakit te
*
cucuku, dok," cecar ibu yang b
memberi kabar gembira.
" Suster memberikan b
ahagia menimang cucunya,
cium bayi mungil
rat dokter mengerti, lalu mempersilahkan Bayu untuk masuk menjen
Bayu memberanikan diri menatap w
ke arah samping. Di luar keadaan masih gelap.
Sebelum akhirn
k, B
limat bahagia. Netranya terlihat k
sih,
Rea. Bukalah hatimu dan lupakan masa lalu," ucap
, ibu sudah datang deng
apku. Dengan isyarat kecil
njadi Ayah bagi anakmu!" u
an meminta persetujuan da
ngguk pel
amaranmu, Bayu
et sekaligus gir
sekarang karena kamu menerima lamarank
takan pada Beno jika ini adalah anaknya. Berjanjila
guk pelan. Menyetujui permintaanku.
n mendengarnya. Lagi dan lagi." Bayu terus saja ngotot
malu karena merasa tergoda,
rus mendengarnya dari bibirmu mengucapkan nama
as," ucapku b
pelan mampu menohok hatinya. Bayu terl
Beno. Meskipun aku hanya menantu baginya, tetapi ak
r. Wajah ibu mendadak berubah. Setelah menerim
jau, dan menjawab pangg
wab ibu dengan
sudah lahir dengan selamat dan berjen
n itu yang terdengar dari ibu,
h menerima telpon dari Beno. Wa
pa?" tanyak
sepertimu, Rea." ucap ibu dengan wajah ek
naknya, Bu?"
empu
ban ibu, yang spontan membuatku terkejut. Tidak
unyikan kekhawatiran dari ibu,
ngerti kegusaran. "Kita sudah sepakat t
Beno tidak curiga kalau anak ini adal
gan pendapat Ib
. Anisa juga melahirkan anak perempuan. Sama sepertiku di hari ini. Berar
an melangsungkan pernikahan." Ba
denganmu, Bay
mu, Rea?" tanya Bay
jawabku datar
dak ada bunga-bunga cinta untuk Bayu, namun ada desiran halus dalam hati. Debaran-deba
aat menatap wajah Bayu. Salahkah aku bila tidak ada reaksi dalam menerima cinta Bayu. Mu
n terjadi. Berhenti memikirkan sesuatu yang gaga
hat! Biar Ibu saja yang
ja yang beristirahat dan pulang saja diantar supirku.
aga, dan meminta agar ibu pulang. Bes
Bayu," bantah ibu yang bersi
lang saja istirahat. Nanti, Ibu sakit kalau
ga baik-baik cucu dan menantuku," pinta ibu berlalu. Seraya
g. Dengkuran halus terdengar menghiasi tidurnya yang lelap. Kuusap pucuk kepalanya. Takut mem
sepenuh hati menerima cintamu
Kemudian melanjutkan tidurnya dan bermimpi. Entah mimpi apa y
Mimpi yang menjadi kenyataan, sebentar lagi a
*
sam