kami menyatu. Aku terkesiap, tapi malah terdiam mematung. Bisa kusesap mani
kan kembali wajahnya. Kupandangi setiap gerakan yang dilakukannya, walau i
kang telinga. Sesaat, sentuhannya yang teramat hati-hati bisa meredakan kembali rasa keterkejutanku. R
mulai merasakan perasaan nyaman. Perlahan aku merasa lemas, mungkin lebih tepatnya pasra
a di depanku turut membungkuk membantuku memutus jarak yang tersisa di antara kami. Bisa
rasa seperti terbang. Terlebih saat tangan Yadi yang mulai menyus
r-benar di luar pemahamanku. Aku telah kehilangan akal sehat