l-sengal dengan bulir-bulir keringat yang masih menempel di dahi. Tidak heran, karena pagi-pagi aku sudah melaku
ibut di counter sales depan. Sepertinya akan keributan di sana. Aku mempercep
lan motor ini ke rumahku. Biar saya saja yang menyetor cic
kerumunan itu. Kulihat mata Mbak Tania sudah memerah menahan tangis, karena terus saja dibentak-bentak oleh customer. Brea
a, Pak? Mari silakan ikut ke meja saya. Kita bicarakan baik-baik se
dada berkali-kali. Sementara Bapak-Bapak tadi dengan semangat empat lima membuntu
tua keladi. Makin tua makin menjadi." Aku meringis mendengar gerutuan kesal Mb
aku setelah sekilas melihat draft kart
tagih-tagih cicilanku ini ke rumahku. 'Kan jadi malu kali aku. Dikira teta
aku ke rumah. Yang macam banyak ka
as. Ia merasa keberatan ditagih c
eda motor Bapak setiap tanggal dua puluh satu, selama tenor dua puluh puluh empat bulan ke depan. Kalau Bapak tidak membayarnya tepat waktu ke sini, maka sudah sepatutnya tim kolektor kami akan menjemput cicilannya ke r
gga tim debt collector tidak akan menjemput angsuran ke rumah Bapak karena sudah ada pemberitahuan sebelumnya. Intinya itikad baik Bapak tetap akan kami apresiasi. Tet
tu. Syukurlah sepertinya ia sudah memahami dengan baik kata-kataku. Kal
hami? Biar saja jelaskan semua klausual perjanjian kita," lanjutku seraya tersenyum m
u," ujar siBapak sambil mengedipkan sebelah matanya. Astaga si Bapak masih sempat-sempatnya memodusiku. Namun permintaannya aku loloskan. Tidak ada salahnya memberi kartu nama. Siapa tahu besok-besok ia akan mencariku
*
erhatian orang banyak. Biasanya setiap aku melangkah, orang-orang akan melirik minimal dua kali padaku. Baik itu laki-laki ataupun perempuan. Hanya saja cara
wanita. Tetapi tidak denganku. Sejatinya aku ingin diriku, kinerjaku dan loyalitasku terhadap perus
tempat yang sepi. Rasanya tenang dan damai. Aku kemudian memesan sepiring nasi campur dan
drttt..
lku. Nah, ibu memerlukan bantuan apalagi sehingga beliau mau bersusah-susah meneleponku. Ibu tidak akan perna
im, seolah-olah ibu di sana bisa melihat be
ibu masak dan beres-beres rumah, karena Keluarga T
emangnya ja
tut...
tanya jam berapa acara dimulai. Seperti itulah ibuku. Ibu cuma memberit
selesai, dan aku bisa membantu ibu. Dengan begitu aku tidak akan me
karyawan dan karyawati yang sedang makan atau bergosip, pelan-pelan berubah menjadi de