ia F
ang, Nona?" Suara diseberang terdengar me
dia sebelum nanti menolak tagihan, padahal si jalang ini yang bersik
Tolong antarkan sekarang.
ihat alamat yang dikirimkan dan mulai memikirkan cara unt
tipis bergelimang mutiara di beberapa bagian-aku sama sekali tidak sempat m
na. Aku berjalan melintasi lobby dengan cepat, berpapasan dengan b
jaga kerapian pakaian yang kubawa. Lalu mengetuk pintu kamar dua
gi untuk mengetuk pintu, sebuah cengkeram
dak tampan, tidak juga jelek-hanya saja tubuhnya tinggi, sedang men
bah
dia melepas ceng
ona." Dia melirik kemasan plas
pengantaran." Kukeluarkan secarik faktur berisi detail layanan y
rpapasan di lobby. Dia satu di antara tig
." Dia menyerahkan lima lembar ratus
n garis kerutan sekilas
sesuai tagihan Nona Siren saja. Ini kembaliannya
ja." Dia b
n. Terima k
kan napasnya dengan kas
ras kepala
ranya terdengar menghina. Tapi apa
ar kutunjukkan bagaimana aku sang
berpamitan sambil l
pun dibelakangku. Bagus
kaligus. Cepat gerakan tanganku me
sapaku
ergema. Kau di mana?" Di
rong h
n ucapannya dengan nada heni
n." Aku sudah siap mendesah ke
ia
pria yang mungkin kekasih, suami, atau se
saha menutupinya. Jika begitu khawatir, kenapa
diri menunggunya mengakhiri panggilan. Seperti biasa. Seperti ketika aku
Sayang. Aku harus pergi." Dia mas
Ucapan penuh rasa rindu itu
sangat men
akhir. Aku sudah tidak lagi kuat menahan s
, Rhys mengunjungiku ke sini, seperti kebiasaann
ikit banyak berubah, sejak k
tang ke pemakaman keduanya karena Rhys dan Luigi melarangku. Dua kakak beradik it
innya? Jelas tidak! Aku bukan ancaman bagi siapa pun, kecuali dua orang t
u sebenarnya ini memang harus kuterima sebagai bentuk
, h
ti ini?" pekik wanita d
ai, sangat santai, aku bertanya sambil m
ikku ini!" Dia memekik lagi. Daripada marah,
an pakaian itu padamu." Aku tidak
ayan hotel? Dia y
, bermain-main dengan pekerjaanku. Tapi bodohnya aku, kena
a bicarakan ini?" Siren masih sama, pa
kku menjadi taruhan besar dalam hidupku sekarang. Tanpa usaha ini, aku bisa apa di kota
bari menerima panggilan dari Rhys dan pria sialan yang tadi di d
adi, tidak ada jawaban. Dengan perasaan emosi yang mulai m
k seperti ini agar tidak ada masalah lain, dan
a dia di k
pria tadi ternyata ada
Itu hebat." Pertany
elalu memacu adrenalin, hal seperti ini tidak akan membuatku berteriak-teria
pernah bermasalah dengan siapa pun. Kuhindari itu karena pekerjaanku membutuhkan kepercayaan dan nama baik
ujuan apa pun, tapi aku me
sam