uatku sadar, melepasmu terasa
nang dan mengacuhkan keberadaan pria itu. Tanti melirik sekilas kepada Javier yang dengan terang-terangan menatap
bedak gatal Asoka sudah habis. Ia jelas memanfaatkan itu untuk sejenak menyingkir dari ruang ber-at
duduk tak jauh darinya seraya meminta izin, "Bun, Ta
hati-hati. Eh, nggak pesan aja ke apotik n
Javier tersenyum sinis dengan menaikkan sebelah alisnya yang lebat dan sempur
dah menentukan. Kinilah saatnya menjalankan misi yang sudah ia inginkan. Selama ini ia sudah menahannya namun situasi keluarga mer
engan hanya memakai gaun tanpa lengan ia
utup pintu keluar. Ia pun beranjak dari
pak tangan menahannya, kemudian masuklah Javier tanpa mengucapkan sepatah kata pun lalu menekan
ur dinding lift. Ia ketakutan berada berdua dengan Jav
, apa salahku? Sepanjang hari
bertanya, "Kenapa dihentikan?"
a dingin. Napas berat Javier tepat mengenai dahi wanita tinggi semampai di depannya ini. Ia tidak tahan juga seharian ini diacuhkan seolah dirinya seperti makhluk tak kasat mata. Javi
lipstik berwarna merah lalu leher jenjang yang sedari tadi mengundang kecupan terus semakin ke bawah ia menyipitkan matanya dan menatap semakin tajam
ang mendapatkan serangan tak terduga seperti itu tentu saja menegang dalam pelukannya, terlebih sebelah tangan Javier yang lain sudah merayap dan menekan punggung bawahnya untuk semakin merapat p
engan hidung mancungnya menyingkap kerah gaun Tanti, mencumbu dada bagian atasnya. Lidah dan bibir Javier dengan lincah dan kuatnya menghisap meninggalkan tanda di sana. Javier m
meremas kuat kedua sisi pinggang Tanti. Tanti dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan diri dari Javier. I
akukan ini padaku!" protes Tanti seraya
menggoda para pria di dalam sana begitu? Pake sok-sokan bantu Abang berantem lagi hah! Kamu
kah? Setidaknya seperti itu yang terlihat oleh Tanti. Namun untuk apa pria i
i yang dilakukan Tanti tadi tak urung membuatnya geram karena cemas bukan dengan kebencian. Terlebih jantungnya seperti terlompat keluar ketika melihat Tanti terkapar pingsan dalam pelukannya Dirandra, yang tidak mereka sadari sampai ujung gaunnya tersingkap memperlihatkan
di wajib dong aku bantu jangankan tubuhku, nyawaku juga akan aku berikan untuknya!" balas Tanti gemas dan jengkel
engan sekuat tenaga mendorong Javier sehingga tubuh Javier sedikit terhuyung ke belakang. Tanti menekan tombol agar l
jar Tanti dengan memunggungi Javier yang menunduk. Matanya sudah berkaca-kaca, ia berusah
gan dagu terangkat dan meninggalkan Javier ya
matanya menghitung sampai sepuluh sebelum berbalik badan dan memaksa tubuhnya kembali pada lift khusus itu serta berdoa bahwa makhluk Tuhan yang tampan rupaw
i, seketika keringat dingin mengalir sepanjang tulang punggungnya. Imbasnya pada tubuhnya yang sialnya sangat bahagia merasakan percikan energi itu kembal
aya mengulurkan tangan kanannya, telapak ta
terlihat–seperti bekas sayatan-pada pergelangan bagian dalam Tanti. Javier ingat betul bertahun-tahun yang lalu luka itu tak ada di sana. Kulit putih Tanti yang pembuluh darah hijaunya bahkan tampak samar
sesuatu yang lama tak pernah dirasakan oleh Javier. Desiran n
kamu dapatk
nyata tahu. Padahal selama ini ia sudah dengan sukses menyembunyikan salah satu bukti kesakitanny
i seraya berusaha melepaskan
" ujar suara bariton tega
dimanfaatkan Tanti untuk melepaskan diri dan