a dan Nanik sedang mencuci gelas-gelas kotor. Di jam pagi menjelang siang seperti ini, tugas mereka memang sedikit longga
yang membersihkannya?" Pandan menghampiri Mbak Nanik yang te
gak rajin karena pengen naik gaji? Yang mana yang bener?" Mbak Nanik m
ya. Tapi kalau hal itu ternyata juga bisa membuat saya naik gaji kan alh
paling jago kalo disuruh membaca isi hati
ia bisa semakin dekat dengannya. Kalau ia bisa meraih kepercayaan OG senior ini, maka misinya ak
i orang. Coba kalo Mbak diberi kesempatan yang sama kayak s
Mbak Nanik seraya
dari pada saya nganggur?" Pandan ikut meraih sebuah gelas dan menge
Bukan gue. Karena sebaik dan serajin apa pun lo sama gue, gue nggak bakalan bisa
Mbak Nanik mulai sedikit
. Demi membayar uang kost yang sudah menunggak tiga bulan, apa pun asal saya lakukan asal halal." Pandan menarik napas berulang kali. Ia juga mencoba berimprov
rapi dalam lemari. Ia sekarang berdiri berhadap-hadapan dengan Pandan. Pandan mengangguk. Kali ini ekspresinya ia usah
lagi bokek?" Pandan mengangguk. "Coba gue liat dompet lo?" Mbak Nanik meminta barang bukti. Sepertinya ia belum yakin kalau Pandan memang semiskin itu.
merdeka rupanya," tuk
enggeleng-gelengkan kepalanya. Pandan bi
an? Kalo isinya gambar Pak Soekarno dan Pak Hatta, itu baru bisa disebut dompet lo udah merdeka
uga sama memprihatikannya. Pandan nyengir lagi. Kata-kata Mbak
tu nggak boleh dimasukin sembarang orang karena sifatnya rahasia. Makanya diber
ong ya? Hebat euy!" puji Pandan dengan air muka yang dibuat setakjub mungkin. Mendengar pu
pir lima belas tahun kerja d
t, euy. Memang inilah tujuan utamanya menjadi OG
lam hati ia kegirangan. Kesempatan udah ada di depan mata, coeg! Tinggal diemplok aja. Tapi ia harus kelihatan enggan-en
habis ini gue pinjemin duit gue dulu buat lo bayar kost-an. Tapi setelah itu inget, iket pin
acungkan kedua jempolnya. Aktingnya benar-bena
al beberapa misi lagi yang menunggu untuk ia selesaikan. Ia sudah tidak sabar untuk mengungkap si
===========
lai sejarahnya, makanya Pak Darwis selalu meminta gue untuk membersihkannya. Menyusunnya dengan rapi sesuai de
i dipisahkan oleh sebuah pintu penghubung. Perbedaan sirkulasi udaranya pun sangat berbeda. Di ruangan arsip lama udaranya lembab dan berdebu karena agak jarang dibersihkan. Semen
tugas kebersihan, hanya Bu Intan, sekretaris Pak Darwis yang mempunyai akses keluar masuk ruangan ini. Gue bersihin yang bagian arsip-arsip baru ini dan lo bersihin arsip-arsip lama. Ta
pembicaraan staff-staff sewaktu nganterin minuman tadi. Bukannya saya bermaksud kepo lo." Pandan berusaha
alan nyari yang lebih muda plus seksi supaya bisa dia pake juga. Yah udah jadi rahasia umum sih kalo rata-rata kaum executive muda pada begitu kela
ngin soal laki-laki. Ia tahu sampai diusianya yang sepertinya sudah mencapai angka empat puluha
Eh maaf, jadi kepo saya. Hehehe." Dengan dibukanya pintu penghubung, me
tempat sampah untuk buang suntuk. Gue juga pernah diajak balikan kemudian ditinggalin lagi setelah laki-laki yang katanya mencintai gue itu nemu cewek
a laki-laki. Ia tidak bisa menyalahkan Mbak Nanik. Setiap orang mempunyai kisah dan masa lalu sendiri-se
a, ia tahu bahwa ia harus bersabar. Ia harus bisa berteman dan mendapat kepercayaan terlebih dahulu dari Mbak Nanik baru ia bisa bergerak. Untuk saat i
uangan arsip sementara Mbak Nanik dipanggil oleh salah seorang staff untuk memphotocopy beberapa berkas. Panda
udian menggelungnya menjadi satu bagian dipuncak kepalanya. Barulah ia merasa sedikit sejuk dan lega
Lautan tau kalau kamu sedang bergerilya di sini, hmmm?"
il bersedekap. Memperhatikannya mencuci tangan. I
, Bang Denver." Pandan memutuskan untuk sedikit menjilat Denver dengan panggilan masa kanak-kanak mereka. Pandan berharap semoga De
cium dulu saya sekali
nusia ini memang tid
k bermesraan dengan Abang, makanya Abang berharap
menggantung kalimatnya. Pandan tahu kalau si Denver ini sebenarnya sedang mengancamnya dengan cara yang halus. Pandan sampai kepengen mengunyah baki saking kesalnya. Tetapi tak urung ia memghampiri Denver dan mengecup juga sekila
nnya. Dalam posisinya yang sekarang memunggungi Pandan, Dexter tersenyum. Akhirnya kesampaian juga ia memodusi anak Om Revan. Menurut ayahnya, Om Revan dulu sangat suka memodus
kan semakin suram karena misinya telah di ketahui Denver. Si Brengsek itu telah mengantongi kartu Asny