ring tak sadarkan diri. Aleya menggenggam jemari sang adik dengan le
AK
ang. Netranya melongok dari balik bilik UKS yang hanya ditutupi oleh sebuah penutup layaknya ibu-ibu jika ingin me
gadis yang k
dengannya di lorong sekolah sedang mencari sesu
jaga sekolah, Bejo, terengah-en
Kamu makan apa kamu minum, hah!?" kesal gadis itu sambil be
segera saya carikan." Sahut Bejo langsu
ng penjaga sekolah yang bernama Bejo itu, namun belum sempat Aleya keluar dar
" ucapny
ir tangis pun tak dapat dipendam dan ditaham lagi oleh Aleya. Sang adik yang ba
ak kecil itu dengan polosnya bertanya pada Aleya sembar
r padamu. Kamu--kamu bagaimana? Apa yang Kija rasakan s
enapa me
k bahagia,"
membalasanya dengan per
rtanya macam-macam dan tak mau berhenti, maka itu pertanda
ara kencang, lantang dan ketus Del
an mulut bergetar, Kija m
telinganya. "Jangan dengarkan, Kija. Tutup telingamu, p
iks," suara tangis Kija terdengar di ant
ap wajah sang adik, "Kija tunggu di s
n Kija ... Kija takut, Kak." Rengek
g adik sambil berkata, "Kija di sini dulu, ya. Kak
ya pada kemeja Aleya. Tanpa banyak cakap, dia meng
menghampiri Delia yang tengah
Belum puas kamu nabrak saya tadi?" ketus
ekali lagi saya minta maaf." Aleya m
kamu ga apa-apa, saya nih yang kenapa-kenapa! Nih ... nih!" Delia m
ngin sekali dia tertawa, namun dia juga tahu bahwa
ti rugi?" tanya Delia lagi mengapitkan kedua tangannya. "Ini lagi! Udah ... udah! Ng
tipis sembari menggele
a masalah?"
Soalnya adik saya baru saja siuman," suara lem
enyuruhku untuk diam! Memangnya kamu ga tahu aku siapa, hah!!" sua
kkan kepala. "M--ma
? Ruang UKS
orang pria menge
tinggi besar berusia 60-an. Ya, siapa lagi jika buka
Mbak ini?' gumam Aleya sambil m
Anda masih di sini juga?" Syam melihat kedu
njukkan sikunya yang t
a?" Syam langsung berjalan cepat menghampir
capnya manja sembari memajukan bi
menahan tawa dan menutupinya
? Habis ngapain?" tanya
itu!" Delia menunjuk
juga ikut me
mengan
etul-betul tak sengaja menabrak Mbak ini." Jel
u berapa biaya yang harus kukeluarkan untuk me
ah, hentikan dan jangan diteruskan!" perintah Syam men
h ...." re
ia langsung mengendikkan kedua bahunya dan menatap d
memecah kekikukkan di
ri sang adik yang kini telah dalam
ghampiri sang adik. "Kija mau apa?
guk. "Kija mau be
Mbak Aleya yan
reka sadari telah berdi
. Ini Kija,
kabar?" Syam ters
?" dengan polos dan waj
ala sekola
olah tu apa?" balik tanya Kija dengan
a sih sama kakak dan orang tuamu!" celetuk Delia
perti itu. Namanya juga anak-anak, mereka pasti akan banyak tanya. Kalau Mbak memang mau ganti rugi, bilang saja! Say
kan kedua tangannya da
AU
m berdehem c
mengerti maksud sang ayah. Di kemudian memund
berapa?" tan
k. Wali kelas
ggilkan Tejo, ya. Minta
i aku, Yah.
endelikkan matanya. "Aku mengerti!" Ucap
an? Apa yang terjadi?" tanya Syam
di sebelahnya. "Kenapa malah melihat kak
itu ..." Kija men
Kamu istirahat di rumah saja, ya. Besok datang
k." Balas Aleya m
mencari
ngan tergesa-ge
d Ibu yang bernama Kija sudah saya bebastugaskan dari segala aktivitas belajar
mu sudah sadar? Bagaimana keadaan k
ja masih sedikit pusing." Balas
hat dulu, ya. Kalo sudah s
Guru. Teri
Kali ini Aleya yang mengu
ada lagi yang Bapak perlukan dari saya?
aaf sudah mengganggu
u, saya permisi. Mari, Mbak Aley
n ruang UKS, sementara Delia entah pergi ke
sing," ucapnya semba
ntu merebahkan tubuh sang adik perlahan kembali ke kasur UKS dan menyelimutinya. "Kak
Dengan senyum bak bunga Sedap Malam, Syam kemudian berdiri di sebelah
tapi karena risih dan takut. Dia masih mengingat betul b
ja. Adik saya memerlukan saya,
as sikap dan perilaku putri saya pada Mbak Aleya. Dia sudah terlal
g yang salah sudah menabrak put
tak akan jadi begini." Ucap Syam tiba-tiba dud
ng kepala sekolah. "Mak--sud
kit. Dan sejak itu, sikapnya berubah jadi dingin, cuek, arog
Entah kenapa perasaannya semakin bertambah tak enak. Detak jantung
a yang bisa menjadi ibu pengganti bagi Delia, mungkin akan san
dug ...
empar senyum kikuk dan berkata, "K--kalau begitu, Bapak coba
semudah itu,
kenapa aku bisa terjebak di si
bak Ale
sahut Ale
Aleya jadi
!!!!