inggi, anting-anting yang dikenakannya berkilauan di bawah cahaya. Namun, sebagian besar cairan transp
menghadiri pesta juga tidak bisa mengalihkan pandangan mer
Wijaya menikahinya. Dia
ruangan. Dia masih bisa berdiri dengan tegak. Maria kemudian mengguncang botol kosong
ka menjadi kesal, "Maria, apa kamu sudah gila?
h, masa sih aku melakukannya? Aku memang konyol! Aku minta maaf! Tuan Wijaya, bisakah kamu..." Maria menghentikan perkataa
enatapnya menjadi semaki
bersikap manja. Kemudian Maria pun membuka botol kedua. Maria berdiri sambil mengambil nafas dalam-
yang dia rasakan. James mencemooh Maria, dia tidak menunjukkan rasa sakit hati. Paling tidak itu menunjukan bahwa James masih
ukkan kepalanya. Ahhh! James lebih m
ketiga di bawah tatapan semu
permisi. Aku harus pergi ke kamar kecil." Maria terus melangkah dengan cepat, tapi te
udah tidak dapat berjalan dengan baik, mengambil waktu sejenak untuk foku
gsung dipaksa untuk minum tiga botol minuman keras. Meskipun Maria be
nya. Maria mencoba memuntahkan semuanya. Banyak sekali! Maria terlihat sangat berantakan ketika meninggalkan toilet itu. Masih ada air mata di wajah
James dan Alina telah pergi dan semua orang berjalan keluar. Setelah menonto
ella mengejeknya saat dia berjalan masuk, "Kamu benar-benar sudah kelewat batas ya. Dan kamu punya nyali unt
anya meninggal karena dirinya sendiri. Tidak mungkin
t dingin bermunculan di dahinya. Dia tidak akan membiarkan Stella pergi jika saja dia tidak hampir pingsan karena perutnya yang sakit. Pelacur tu
agai jawaban, maka Stella menganggap dirinya menang. Dia kemudian merapi
ia segera merosot dan meluncur ke
i telah ditendang dan
ayangnya, Maria tidak bisa menahan dirinya untuk tidak muntah di sana.
nya. Ada seseorang yang membuka pintu ruangan itu sebelum Maria sempat meneka
ia dan darah yang ada di lantai, tetapi
ihat mengenaskan. Tanpa berkata apapun, dia men
ng. Maria mengerang kesakitan.
kedua. Rasa sakit di perutnya membuatnya amat pusing
a tidak berharap akan menemukan Maria yang tampak menyedihkan. Sesudah mengambil keuntungan da
lemah bahkan tidak bisa mengangkat tangannya. Maria tersenyum dan menyapa deng
angat tegang. Akhirnya dia bisa me
endongnya. Norman harus membawany
ng berada dalam pelukannya. Keduanya baru akan naik ke mobil saat mereka mend
Mereka berdua memperhatikan seo
ingat. Maria tampak mengenaskan. James tidak menghiraukan mereka, namun Alina menatap
ampingnya itu sambil menjawab, "Aku tidak tahu.
suki Bentley-nya set
pada James, "Menurutku Norman sangat peduli pada Maria. Aku ini
m hitam tanpa menjaw
mes itu. Bagaimanapun juga, James ad
rti itu dengan semua orang.
aginya, di
Pria itu mengenakan kaus putih bermotif karakter kartun jingga, cela
u dia mengeluarkan serangkaian suitan dan s
rdiri dan menyapanya, "Sel
an, bagaiman
ngkat dagunya ke arah mereka. Kemudian dia ber
uan Setiawan. Tuan Wijaya
h cepat dan membuka pintu kantor CEO
ngetuk. Salah satu dari orang-orang itu adalah Ethan. Dia bukan hanya teman dekat J
h energi itu saat mendengar suara pintu dibuka, "Ethan, kamu menghabiskan sepulu
ik sekali. Aku harus berhenti dan berbicara sebentar dengan para wanita cantik itu. D
an yang tersenyum. Dia hanya melambaikan sepasang