dalam waktu kerja, setelah mengantar makanan Dirham ke mejanya, Dinar segera melangkah hend
di depan kos." Tajam mata elang
u aku pulangny
ng jam 6 sore, sift kerjam
erjaan." Tidak mau debar
s, ingat beso
ada pula orang kek gini, 'sudah ng
a, dia juga menyadari banyak orang yang menyak
*
da did
terdengar setela
ak berperasaan langsung, bila
nya itu yang
tadi sempat bermalasan sebentar, diolesnya lipgloss di
nya dan keluar menuju
di pintu mobilnya, Dinar melangkah mendekat
k sibuk kan
pi ada orang yang maksa keluar
ang aja sih Di? Badan ju
an aku tulang punggung keluarga, mau ata
buat Dirham terd
n tempat dia kos atau restoran tempat dia bekerja. Waktu masih kuliah dulu juga mana pernah pergi kemana-m
eolah merobek hati Dirham ada rasa suka
gnya, mungkin aku sud
idak? Aku mau isi bensin dulu
h. Air miner
am keluar dari tempat duduk
irham padanya selalu berhasil mencuri ketenang
ya meng
eral pada Dinar, gadis itu menerima dan berterima kasih. Perlahan di
alu. Mereka han
ang ini kita
h Dinar yang berkeringat. Gadis itu mengurut p
apa
erasa pusin
dulu, bentar lagi
ntar nggak apa ya
in." Sahut Dirham masi
jamkan mata. Mencoba meredakan pusing kepalanya, mun
k kecil, tapi kelihatan mahal karena kawasan itu memang kawasan perumahan elit, terlihat lampu rumah d
obilnya masuk ke halaman rumah. Diliriknya gadis cantik yang tengah tert
utup lagi secara otomatis, Dirham keluar dan berjalan menuju pintu di samp
angun. Kita s
eee
r dari bibir gadis
edalam rumah, pintu mobil ditutup dengan kaki panjangny
ik
is itu leluasa di jamah dengan mata elangnya, mulai dari alis, mata, hidung, pipi dan bibir semua t
u sangat ingin
kar celana dalam, kapan saja dia mau pasti akan mendapatkan wanita yang sesuai seleranya. Hanya ada seorang gadis bernama Julia yang selama ini dekat dan disukainya. Gadis mana yang tidak
nnya pasti akan di bawa ke hotel atau ke apartemennya yang lain. Rumah ini baru saja selesai direnovasi. Dan Dinar l
ran sofa. Sepatu yang dipakai Dinar dibuka dan disimpan di dalam laci meja paling bawah. Dirham tidak tahu kenapa dia ingin selalu menatap wajah polos itu, ingin selalu dek
u Dirham, jang
r di atas tempat tidurnya. Entah kenapa kulit putih mulus gadis itu membuatnya tidak ingin berpaling,
kamar mandi yang berada
a mata perlahan, mengenali tempat dimana dia berada sekarang. D
ega pakaiannya masih lengkap.
ba mengingat kejadian
ena ada acara, ada rasa takut
ya di tahan sekuat hati. Dia harus keluar dari tempat ini. Kaki diatur menuju pintu keluar, tap
n hati Dirham. Tangan gadis itu tidak dilepaskan bahkan di tarik dengan kuat sehingga empu
rdiri tegak di tepi tempat tidur tepat di dekat
sar tidak seperti Dirham ya
aku pulang, ki
kuatir." tangan pria itu menyentuh pi
ir mata mulai berge
meja slimfitnya. Entah kenapa napas Dinar memburu, ada sesuatu yang mendesak di ba
dikepala Dinar membuatnya menggeleng. Gadis
hmmmm? Sekali jal
dan menggelen
ih." Rasa asing itu bahkan
engar itu tersen
erja dengan baik' b
nang diatas tempat tidur. Wajah gadis itu memohon untuk dilepaskan, t
nan dari bibir Dinar. Sebisa mungkin Dinar
ri sini, atau tolong
pipi mulusnya. Dirham menarik tali pengikat rambut Dinar, wajah memelasnya membuat pria i
metar. Yang pasti dia cuma ingin terlepas dari rasa asing di tubuhnya. Mata yang penuh dengan air bak hujan deras itu tidak memb
gan Dinar tiba-tiba menyentuh lengan Dirham, membuat pemuda itu tersentak kag
ah ke lehernya sendiri, membelai leher mulusnya sendiri dengan desahan halus dan tat
ngkuk gadis itu langsung diraih dan ditarik mendekat, bibir merah muda itu
aa