h kembang putra semata wayangnya, menjadi kepuasan tersendiri bagi Nadine. Nadine menjadi ibu tanpa
yatim piatu dan tidak ada yang membantunya. Beginilah adanya, hanya dengan Alden lah Nadine memulai semuanya dari nol dengan mengasingkan diri ke negara lain. Dari yang awalnya menyewa
rkataan Nadine hingga kini. Alden sama sekali tidak pernah membantah ucapan Nadine dan tak pernah melanggar apapun yang dilarang oleh Nad
raya memeluk Nadine yang seda
ng, sa
n mulai ke kantor
dulu, s
meja makan berhad
in?" Tan
in,
, kul
. Lagi pula tahun dep
terserah
ayah, Alden tumbuh menjadi anak yang cerdas. Alden masuk universitas 1 tahun lebih awal karena Alden sempat mengikuti sekolah akseleras
bersama Nadine diantar oleh seorang sopir. Keduanya t
para karyawan. Alden mengikuti Nadine masuk ke ruangan prib
sapa Gavin, asisten pribadi Nadine
i Alden akan mulai aktif di kantor.
, Nyo
cle," sa
avin saja,
'uncle' diluar jam kant
lah,
tuk membeda-bedakan kasta seseorang ka
uga berkuliah di bidang yang sama tapi setidaknya ia harus mengenal
rusahaan yang akan jatuh ke tangan Alden sebentar lagi. Alden
aksudku, Gavi
a jelaskan lagi, tu
ak pernah tahu siapa ayahku? Kau
tidak tahu tentang hal
a ayahku, apa kau bisa me
a akan memb
imak
n besar yang datang dan melakukan kerja sama dengan perusahaan Nadine. Nadin
it?" Tan
kut meeting. Kau akan belaja
aja, 'kan?" Tanya Alde
en. Cepat ikut Gavin ke ru
njak keluar dari ruangan N
den dan juga klien yang
um datang?"
lagi, Tu
n. Dan benar saja, tak lama datan
saya terlambat," s
sekretaris disini. Dan disamping saya T
dan ini Tuan Edgar
den hanya menyimak. Tapi lain halnya dengan Edgar. Ia malah sibuk memandangi Alden yang duduk te
uan?" Tanya G
ng, ia masih teta
panggil
..
ian membisikkan s
aya setuju,
lah semuanya selesai, Alden menawarkan untuk melihat-lihat perusahaannya tapi
kemari lagi." ucap E
den menyambut
a saat bersalaman dengan Alden untuk kedua kaliny
nya besar.. huh huh huh," u
enapa?" T
san di ruangannya,
n Edgar begitu saja. Edgar yang paham akan keadaan langsung melanjutkan langkahnya menuju l
ft itu ada orang lain karena panik. Yang ia p
tengah berdiri di depannya dengan membopong seorang wanita. Dalam hat
dibopong oleh koleganya itu. Wajahnya tidak asing bagi Edgar. Tiba-tiba Edga
memasukkan Nadine kedalam mobil. Edgar tert
h-engah. Edgar memandangi mobil Alden yang sudah
tuan?" Tan
din
ambu