lai ku hanya bisa selamat di huruf C. "Sudah lah Al. Yang penting nggak D atau E. Mending car
a jangan terlalu cuek sama mata kuliah. Cuek boleh tapi sewajarnya. Sudahlah ayo nonton
bahas orang itu lagi,"tanyaku sudah muak mendengar namanya saja. "Ya ngeri ngga sih. Jangan bilang
na. Putar sudah film nya,"ucapku mulai frustasi. "Film apa ini,"tanyaku heran. "Malfiecent,"ucap Ay
tanyaan mu tuh nah,"ucapku. "Aish ah Pak Aufa ngga meyakinkan gitu. Skip kecuali Mas Mark nya NCT ya n
mbahas Kitab Qurratul Uyun dan Fathul Izar sampai detail terkecil. Apa mungkin di dalam otaknya sud
tang nya. Baru saja mau fokus menonton sebu
a
jalan ngga k
iapa a
g ana
amu sam
a mobil
oleh
boleh i
o
Revan dia
elum d
ertanya. "Tanya no togel kali Sha,"ucapku sebal sendiri. "Hmm oalah dia ngajak jalan ke air terjun. Kamu ikut
padat dan jelas. "Ciee sama Kafa. Ehem ehem awas yang ketiga setan,"ucap Ayesha. "Kamu itu setannya. Or
so sweet nya pake mobil,"ucap Ayesha mulai menggila. "Sudah kocak mending fokus nonto
^
engan keluhan yang sampai hafal mati ku dengar. "Halu lagi kan. Sudah lah Sha kita ni
iapa juga yang mengajak keluar sore sore begini. Kalo ku pakai baring santai denga
mataku tak sengaja bersitatap dengan anak ke
k kop
i. "Al kamu kenal sama mereka,"tanya Ayesha membuatku melepas headset ku sembari menatap tiga anak
ma kenal yang pake baju biru itu yang paling tua, Naina,"ucapku sembari memesan makan. "Al mereka kayaknya seneng
r
n tau barusan bunyi kecelakaan. Lagian kalo aku dat
mpang nonton kalo kesana,"ucapku santai melanjutkan makan. Membiarkan Ayesha berlalu menuju sumber su
ini sama
loan yang
p salah seorang warga membuatku menggeleng cepat. "Maaf tapi saya ngga kenal dia,"ucapku se
ang ada di tempat. "Baik-baik saya bawa,"ucapku terdesak dengan kondisi. "Sha mau
ah yuk,"ucap Ayesha. "Ke kost Kakak aja ya,"ucapku di angguki nya. "Maaf ya Dek agak capek, kita j
^
pan dulu,"ucap Ayesha dengan santai meninggalkan ku. "Masuk Dek. Maaf ya
r tunggu kakak satunya. Kalo aku yang masak buka pabrik garam, nanti malah sakit perut,"ucapku membuatnya t
keras kehidupan. Makanya kamu harus rajin belajar biar kuliahnya yang ada asramanya bi
pulang dek ke kampung. Saya anak kampung Dek,"ucapku. "Ih pasti sepi ngga ada listrik,"ucap Naina. "L
kecelakaan Dek,"ucapku menahan diri. "Kakak boleh liat buku bukunya,"tanya Naina. "Y
yak betul tanda tangannya,"ucap Naina membuatku sontak terbangun. "Ehh ini disuruh sama dosen Dek. Kamu ma
. "Tapi Kak, Bunda aja masih kuliah waktu nikah Ayah. Kenapa Kakak ngga bisa?,"tanya Naina. "Beda Dek. Bunda mu anak yang he
tanyaku di angguki nya. "Dek kamu mandi ya,"ucapku melihat beberapa bagian tubuhnya kotor.
bungi Paman mu,"ucapku berlalu. "Lah ngapain kamu bawa kertas nya Kak Almira Dek,"uc
pot-repot chat segala. Ngga enak chat lawan jenis,"ucapku. "Kak koploan kenapa ngga mau chat lawan
o Kakak yang itu,"tanya Naina. "Oh ada Dek. Ini Dek namanya Cha Eun-woo dan dia suami Kakak,"ucap Ayesha. "Itu pac
lokal,"ucapku mengeluarkan kopi bersama dengan sebuah novel. "Ayo dek nanti kambuh gilanya kalo
^
Gusti mbot
g dengan Ayesha. "Err dia sebenarnya pernah begitu sayang tapi ternyata h
h masalah cinta ntar sakit kayak Mas Aufa pernah sampai masuk rumah sakit,"ucap Naina
caya aku s
ampean ng
telfon. Angkat kan,"ucapku menyerahkan hp ku ke arahnya. "Ngga bisa aku angkat,"ucapku mengangkat tan
ufa ke
karang? Kok bisa pa
nya Kakak
sa disa
kak koploan tadi lagi jalan baru aku m
eloc. Ayah mu cariin kamu
a M
ira
g sama Mas. Kakak koploan ngga
saya nitipk
oploan denger kok. Oiya
ke Kakak satun
yang mendadak panik meneri
ya Ayes
keponakan saya ya
s. "Mau mati rasanya,"ucapku menghela nafas. "Kak udah ku shareloc,"ucap Naina mengemba
n misuh. "Nyaris,"ucapku. "Kakak koploan kenapa suka minum kopi sambil baca novel baru denger l
ebagai pengobat lara,"ucapku. "Kakak malah kayak Mas Aufa kalo galau. Hah sampai Ayah bilangin Mas A
da yang mau di ajak. Tapi Pak Aufa kek mana galau nya. Apa kayak anak ABG yang suka pasang status setia ku tak te
g berlari ke arah mobil. "Naina kamu kenal mbak nya,"tanya wanita di dalam mobil. "Iya itu Kakak kop
a itu tersenyum lebar. "Iya sama-sama Bu,"ucapku tersenyum kecil sembari melihat
aja liat kamu bawa anak kecil. Kayaknya belum selesai makan. Gimana dia udah pulang?,"tanya Kafa.
n mu yang tertunda tadi,"ucap Ayesha menyenggol lengan ku. "Mulai gila kan. Sudah senja belum berlalu,