n waktunya untuk menemani sang buah hati bermain. Ashila sangat senang jika
pada Toni. Wanita itu sendiri tengah menema
-kali. "Aku mau nengok sebentar aja, mau cek apa Pak
an jarang-jarang kita bisa kumpul begini," rengek
lang. Nanti kita pergi ke Tanjung Karang, ya, ajak Shila main ke Transm
minya sambil memajukan bibirnya. Toni merasa gemas pada sang
Ibu, Ayah cuma sebentar aja." Toni lalu pergi menggunakan sep
itu merasa kesal karena sang suami yang sibuk bekerja di hari
bisa dateng ke studio nggak? Ada client nih, maunya Mbak yang ngerias. Soal tarif, d
mana Rio tahu kalau aku libur hari
ah, enggak, ini Ibu ngomong sama temen Ibu." Lisa mengangkat ponseln
las pesan Rio.
amadi, Lurah kampung Tirta.] Rio masih berusaha merayu Lisa. Lisa menatap Ashila dengan tatapan sendu, ia tak tega jika harus meninggalkan
s pesan Rio. [Tutik
li ini aja.] Balas Rio lagi. Lisa mengembuskan n
aku ke san
sung mencari kontak suaminya dan menc
n dari salah satu pekerjanya mengenai pekerja lain yang mencoba berbuat curang. Pekerja yang
karet saya bisa cepet mati." Toni berterrusak, duit saya Pak Darno ambil juga. Kalau begini caranya, mulai besok Pak Darno nggak usah nyad
an cara curang, langsung berlutut di depan Toni. "Maaf, Pak Toni. Saya
nnya. Ia sama sekali tak menginginkan hal itu, bukan itu yang ia harapkan. Pria tampan itu memang tengah
ing. Panggilan video dari sang istri masuk. "Bangunlah." To
t panggilan video Lisa. "Waalaikumsalam, Mas.
rut indah. "Di studio Mas Arif, ada anaknya Pak Lurah Tirta. N
i setelah mengucapkan salam. Toni kembali menghampiri Darno. "Aku kasih Pak Darno kesempa
kan curang lagi," ucap Darno yang mera
di rumah, istri dan anaknya sudah tak ada lagi di teras. Hanya ada beberapa boneka milik Ashila yang masih
p wanita yang memiliki badan gemuk itu. Toni tersenyum lalu memasukkan boneka
, Bik?" t
gi ke kamarnya, menghampiri sang istri yang tengah
alau ia libur bekerja, anak Lisa itu menolak ditinggal ibunya. "Nggak mau, nggak
bil menggendong putrinya untuk menjauh dari L
m juga." Toni begitu perhatian pada anak dan istrinya. As
kan mobil dari rumahnya. Lisa menelepon Tutik-asistennya itu sambil menyetir mobilnya. Ia ingin asist
k bosnya. Rio senang karena memiliki kesempatan untuk bisa mendekati Lisa kali ini. Pemuda single itu semakin b
engernyitkan keningnya. Baru saja ia masuk ke studio milik Ar
hampiri ibu satu anak itu. "Maaf, ya. Aku ganggu hari libur kamu. Tapi
ng tak lain adalah kekasihnya. "Mereka mau foto prewed, aku udah contact MUA lain. Nggak tahunya dia ngotot minta kamu yang make-up-in.
ruang khusus yang biasa dipakai untuk merias. Ya, ini bukan kali pertama Lisa b
bisa Rio dekat dengan Tutik? Lisa mulai berpikir kalau kemarin malam, Rio bukannya salah mengirim foto, m
ambu