. Sedari tadi Arthur selalu bersama Eveline. Eve dengan tanpa ekspr
ur terlihat asik menikmati musik, di tangan
anita yang sedari tadi duduk bersamanya. "Sem
ang selalu menatap ke arahnya itu. "Aku hanya tida
an pasangan masing-masing, semua tampak tersenyum lepas dengan begitu bahagia dan
yentuh punggung tangan Eveline, membu
hur dengan sedikit kasar
rdansa." Pria itu ma
, tapi dari jarak yang sedikit jauh
bus napas berat. "Baiklah ...." Dengan
perempuan itu dan susana sudah sangat romantis, tiba-tiba te
nmu," ucapnya deng
ebih dekat lagi pinggangnya, hingg
hanyut pada suasana, tiba-tiba telepon genggamnya
ini tidak tau situ
napas kasar.
i tubuh Eveline dan meraih hand
awan bicaranya sudah terdengar di sana. "Kamu di mana?
pada lawan dansanya itu. "Aku akan segera pulang.
ekap di dada, tanpa permisi pria ini mengelus pip
n sebuah kecupan di sana. Eveline tidak memberi jawab
r Menyebalkan." Eve
*
mpak menghampiri dan menyambut kedatangannya. Tangannya seolah sudah terbiasa menyam
sudah menunggumu seda
mpak begitu dingin, langkahnya ta
s sudah menunggunya di sana. Wanita itu bangki
eraih kedua pipi anaknya itu dan di iringi dengan bebera
nya tersenyum setengah tertawa, ia tau kalau
." Pria itu tampak mengusap pipi
arahiku, jika aku terus menciu
k datar dan Vivian
." Ia menggiring anaknya it
untukmu sedari tadi siang, dan rasanya sanga
i tersenyum mendengar pujian
nya Arthur meme
ting kita makan saja." Wani
nya melewatkan makan malam hari ini." suara Vivian yan
Arthur dan membuat anaknya kembali tampak kesal. "Mam
dan membuat Vivi menderita karena harus mengurusimu yang sakit."
aku s
al karena memakan daging sapi." Pungk
nya Arthur menunjuk piring yang terlihat begitu penuh. "Bagaima
tawa melihat kelakuan ibu dan
nyak makan agar aku bisa menimang cucu lebih cepat." Nad
ketika tampak menghilang, dan Arthur terlihat menaruh ga
ahi karena bingung. "Kalian
iam dan meningg
pada Arthur yang tiba-tiba
ma." Vivian te
alah?" Vivian hanya diam dan t
ulang saja." Belva tampa
Vivian mencoba menghen
hempas tangan Vivian yang sedari tadi memeganginya dan lantas menaiki mob
tampak tak peduli sama sekali pa
ersihkan meja makannya sendirian. Beberapa pelayan yang
elihat majikan mereka members
intah untuk tidak mebantunya sama sekali. Raut wajah
mendengar kembali kata-kata ibu mertua yang m
enghembuskannya sembari
Arthur. Sedari tadi ia hanya mengintip dan menatap pada Arthu
an duduk di dekat tubuhnya. Ia menyentuh pinggang pria itu dengan pelan dan menempelkan
ya Vivian terdengar begitu lembut, m
angan istrinya itu lalu
lah dan aku rasa kata-kata
ia membuat pria itu berba