hanya mengenakan handuk. Matanya membulat dan mulutnya terbuka lebar, lalu tanpa sadar dia ref
iak Evelyn kaget, suaranya mencerminkan
apa yang kau lakukan di kamarku?" jawabnya dengan santai,
i kau sekarang berada di ranjangku. Aku belum merencanakan apa pun!" balas E
an apa pun," balas Alexander dengan santai,
a dan membayarnya!" tegaskan Evelyn, mencoba
ini?" tanya Alexander dengan nada penasaran, men
!" tegas Evelyn dengan keras, makin
aru itu?" balas Alexander sambil mendekat ke arah Evelyn, mencoba u
endorong tubuh Alexander menjauh, "Kau jangan pe
ganmu?" tanya Alexander dengan nada san
uk yang menutupi bagian atas tubuhnya, menunju
engan suara gemetar, matanya masih ter
ng, tetapi dengan senyum yang mengindikasikan bahwa
anmu pada polisi!" tegas Evelyn, mencoba untuk menegaskan bahwa d
karena mengganti pakaian?" ucap Alexander dengan nada heran, mencoba
sini?" tanya Evelyn dengan rasa penasa
engan tegas, mencoba untuk meneg
bayarnya!" tegaskan Evelyn sekali lagi
engangkat bahu, mencoba untuk menyelesaikan p
ian?" godanya sambil tersenyum, mencoba u
tentang kebingungan mereka terkait kamar yang mereka pesan. Mereka me
enuh penyesalan. "Sepertinya ada kesalahpahaman karena pergantian shift. Kam
er dengan tegas, mencoba untuk menjelaskan bahw
dengan keras, menegaskan haknya atas tempat tersebut. "Saya tidak mau mencari kamar lain,
lusi terbaik adalah Anda berbagi kamar untuk m
n berbagi kamar dengan dia!" katanya
Saya tidak ingin keluar dari kamar saya," ucapnya dengan su
nda bisa mempertimbangkan untuk berbagi kamar untuk malam ini. Ka
uk mencoba solusi yang diajukan resepsionis. "Baiklah, tetapi hanya untuk
, itu masuk akal. tetapi saya ingin j
ua memasuki kamar yang sekarang harus mereka bagi. Suasana tegang
malam ini," saran Alexander, mencoba un
aiklah, aturan pertama: jang
epat. "Aturan kedua: jangan menyen
Baiklah, aturan ketiga: jangan m
a bahwa mereka setidaknya memiliki beberapa atur
yamanan yang mereka rasakan. Mereka berdua menyadari bahwa situasi ini t
tidur di sofa dan siapa yang harus tidur di ranjang. Alexander menolak keras un
ranjang, menolak untuk tidur di sofa. Mereka berdua saling be
, melemparkan bantal satu sama lain dengan pen
langsung melepas pakaian atasnya, melemparkan kaus b
Aku akan sangat menyukainya," ucap Alexander denga
-tiba itu. "Lepaskan aku!" ucapnya dengan suara sesak
nder dengan kuat saat dia mencoba mel
esis Evelyn, frustrasi d
ah. "mengapa tidak tidur di sini sejak tadi?"
ku bisa membuatmu menjadi penganten bar
ngambil selimut dan menariknya ke sofa. "Aku tidur di
n nada santai, tetapi ekspresinya menunjukkan ba
ahwa mereka tidak akan mencapai kesepakatan. Meskipun mereka masih terlibat dalam
pingkan ketidaknyamanannya. Sementara itu, Alexander tetap di ranjang,