ahnya, Nak?! Jel
ng. Namun, saat sampai di atas, wajahnya berubah me
ramkan itu, tiba-tiba tubuhnya terkel
elcius dan masih dalam keadaan pingsan. Kami masih menunggu kehadiran ayah yang tak kunjung datang. Ibu memutuskan untuk
isi adikku yang seperti ini. Syukurlah beberapa saat kemudian, perlahan Tasya mulai
a pergi!" rintih Tasya mengarahkan ja
teh Nining, dan Tasya sendiri. Apa ia berhalusinasi? Ekspresi dengan waj
pun di sini. Tenang ya, Sayang. Badan
uan itu pergi ke arah kamar man
rdiri dan langsung pergi berjalan ke arah sosok itu seperti yang Tasya ucapkan. Ibu terkejut lantaran pintu penghubung kamarnginya. Dengan menggunakan setelan kebaya dan kain samping batik
entak ibu dengan nadantakan langkah dan kaki yang tak menapak tanah ke arah ibu. Kini, ib
alan di wajah ibu , ia geram terhadap
an ganggu kami! P
da ibu. Lalu, tiba-tiba ia mengarahkan jarinya ke dinding
, jangan gan
engan wajah yang memerah menandakan ia mampu menghadapi a
m, aku berlindung kepada Allah Subhanah
eskan air mata. Perlahan, wanita itu berubah wujud menjadi makhlu
Aku akan k
akan asap. Di saat yang sama, ibu tiba-tiba pingsan bertepatan dengan ayah y
gun, Bu. Ist
ir wanita itu," rintih ibu de
Sudah, tenanglah,
i, Tasy
h Ibu, kondisinya su
kurl
ah sejenak sambil menangis dan
indah saja dari sini?
pindah, Yah. Lagi pula, Nining be
Ayah pikirkan lag
g tamu. Suara yang tak asing di telinga kami. Sepertinya, itu suara angklung yang ter
saya lupa menutup pintu karena terburu-
g tamu. Terdiri dari delapan buah angklung dengan nada yang
k, P
uang tamu guna memastikan
a apa-apa, Pak!"
ci pintu rumah ya, Ning," perin
akan teh Nining dalam keadaan yang terburu-bur
ing? Oh ya, tolong buatkan
ntunya sudah saya
h belum sepenuhnya melupakan kejadian ibu dan wanita tadi, sanga
Pak, Bu ,
i. Ia seakan tau kalau makhluk yang ditemuinya tad
memopong teh Nining agar berkumpul bersama kami. Lalu ia kembali dan menga
emosi, aku dan ibu menghampiriny
berang ayah sambil melihat ke s
Duk ....
uara yang muncul saat aku sendiri waktu itu.
sti Allah hiji-hijina nu di pik
tku semakin khawatir akan keselamatan keluarg
stigfar, Yah
dah berlebihan mengganggu kelu
i. Ya Allah, apa salah kami? Kenapa Ka
! Aya naon, Pak!
engar suara riuh beberapa orang yang s
reka mendengar suara ribut dari dalam rumah kami
h sareng istri teu tenang di rumah ieu di ganggu wae," cerita
a, istigfar ...."
kang Duloh. Mang Danu datang mengham
, aya nao
ah teu butuh maneh, Danu!" pungkas ayah k
tuasi seperti ini kami sangat membutuhkan pertolongannya. Tapi, ia jarang pulang ke
a Danu ngarti permasalahana nao