a
gan kedua tangan menyilang memegang dua bajunya sendiri. Isak tangis l
Mengapa aku diperlakukan
m kondisi yang tidak baik-baik saja. Dilap air matanya dan ingusnya dengan ujung man
cari ibu..tap
terkejut , refleks m
di sini
walaupun sekujur tubuhnya sakit. Cepat-cepat Abigail ber
ket.?. Apa ini , bu .
l membuat ibu itu melih
tuban p
h perempua
gompol y
mulut Abigail menyadarkan diriny
e dokter.!. Sepertinya adik
tatapan yang sarat
. Kita ke
bar mantel ibunya yang ter
salju, pakailah
at berbaik hati, perlahan-lahan hujan salju mereda namun dinginnya masih terasa sekali. Udara dingin di musim salju ini memberi kekuatan pada pe
, itu ada rumah. Kita
ibunya yang sudah
e rumah itu
yeberangi jalan yang tertutup
K.. K
menit kemudian, seorang wanita membuka pin
buku. !. Adik bayi mau kelu
enuh harapan pada nyonya ruma
longlah aku .!. Air ke
enyandarkan tubuhnya ke pintu k
patlah
bari memeluk ibunya Abigail, m
di sofa ini.! . A
itu berbaring di atas sofa ruang tamunya, ia
ntar lagi dokter
a rumah de
terima
dan ibunya sec
nama ka
i meletakkan teh hangat d
ibuku ini namanya
l melihat dua gelas
ho. Ayo minumlah
tangannya mengambil segelas teh
numlah
tapi Tatiana menggele
saja yang minum,
ada adik bayi di d
engan terpaksa Tatiana ibunya minum. Abigail langsung menghabiskan sisa minu
udah bersih
mantelmu, Abigail.!. Ayo sekara
dengan lembut sembari menyodor
bigail .! Harus s
gan malu-malu gadis kecil mengambil gelas berisi teh hangat dari atas mej
maa
engenakan seragam putih me
ang saki
ndak melahirkan, air k
ng langsung menghampiri dokter
ini menantuku. Dia yang menolong
tersenyum semb
na ke tempat prakt
a Mariana Sancho memapah tubuh
dekat dokter Monica !. Biar aku
Mariano Sancho
aranya membuka pintu mobil
lu-malu. Dokter Monica Sancho tersenyum ram
asuk, gadis
nya, melihat wajah dokter M
kasih ,
a sendiri menyusul masuk ke dalam mobil. Abigail memperhatikan dokte
tikanku , gadis canti
l . Ini pertama aku naik mobil dan baru
dokter Monica Sancho tersenyum
ni mobilmu .!.
er Monica
menit kemudian , mobil sudah berhenti di halaman rumah sakit. Seorang peraw
bersalin , dokter
erawat
ir ketuban pasi
gan ramah. Nyonya Mariana Sanc
rkan. Kita duduk
nyonya Mari
bersalin. Abigail meremas jari jemarinya sendiri , berharap mampu sedik