p sentuhan lembut angin laut yang menerpa wajahnya. Di hadapann
a damai dan gelisah sekaligus, yaitu seperti hati yan
gan layarnya yang berkibar diterpa angin, memanggilnya, seakan kap
a yang gagah dan pemberani. Ia lahir dan besar di lau
an, mendekati pelabuhan tempat kapal4d Aidanova milik Yoga bersandar. Mata mereka ber
ata yang tajam, memperkenalkan diriny
dar sikap tenang itu, yaitu sebuah hasrat yang terpendam untuk menje
arna jingga, Delima dan Yoga sering berbagi cerita di tepi pantai. Mereka berbica
badai besar yang hampir merenggut nyawa, tentang pulau-pulau yang belu
utan yang tak pernah diucapkan. Delima tahu, Yoga hidup untuk la
adiah dari alam. Namun, bayang-bayang perpisahan selalu menggantung di ata
a. "Yoga, aku ingin ikut bersamamu. Laut memanggilku seperti ia memanggilmu. Aku ing
itu liar dan tak bisa ditebak. Kau tidak tahu apa yang menanti di sana. Setiap ka
ima dengan suara bergetar. "Jika lautan adalah
dapat melihat kekhawatiran yang mendalam. "Aku tidak ingi
u besar untuk diabaikan. Ketika kapal4d Aidanova milik Yoga bersiap untuk pelayaran panjang
rgo, berharap cintanya cukup kuat unt
dan kekhawatiran bercampur aduk di hatinya. "Apa yang kau l
n takjub bahwa wanita yang ia cintai ini r
aut bersamamu, Yoga," jawab Delima tegas. "Jika kau harus mengh
dan malam-malam gelap tanpa bintang. Ada saat-saat ketika mereka merasa seolah-olah lautan ak
ksasa. Delima berpegangan erat pada Yoga, tubuhnya menggigil bukan hanya karena dingin, tetapi karena ketak
gamuk di sekeliling mereka. "Selama kau di sini, aku tahu kita akan
rusak, tetap tegak, seolah-olah dilindungi oleh kekuatan tak kasat mata. Laut kini kemb
s. Matahari mulai terbit, menghangatkan dunia yang baru saja selamat dari badai. Delima
iknya. "Laut mencoba memisahkan
ku tak pernah meragukannya," balasnya. "Denganmu di sisiku, aku tahu aku
antai. Cinta mereka adalah pelayaran yang tak akan pernah berakhir, terus berlayar melintasi lautan l