ri. Kenapa pemuda yang telah sah menjadi suaminya itu, tiba-tiba saja
g dahi Abian. "Udah enggak panas, kok
ini wajah istrinya itu pastilah nampak sangat lucu. Tunggu-tungg
an atas sikapku beberapa hari ini, Nad," kata
da bertanya pada dirinya sendiri dengan sangat lirih, tetapi karena jar
i semakin tahu jika kamu adalah wanita yang tulus. Rasanya tidak pantas jika aku terus saja m
respons dari Nada. Keheningan yang sejenak tercipta itu pun membawa ingatan Abi
sadar suami saya tidak pernah mengharapkan diri saya. Tapi, sebagai seorang istri saya harus tetap menjag
sejak dia kehilangan penglihatan! Dia itu hanyalah pemuda menyedihkan, yang ditinggal kabur oleh tunangannya! Sayang sekali
rus menghabiskan waktu dengan orang yang buta mata hatinya seperti Anda, Den Aji! Setidaknya,
akak berkata seperti itu tentangnya. Meski sebelumnya pemuda itu sudah tahu, jika sang kakak memang t
juga mengetahui, Aji bersorak girang ketika mengetahui jika Zizi pergi meninggalkan Abian, tepat sepuluh hari seb
dari kamar mandi, tetapi dia urungkan ketika suara tegas Nada kembali terdengar. Ya, Aji tiba-tiba masuk ke kamar Abian
ingat, saya menikah dengan Den Bian memang karena perjodohan untuk melunasi utang orang tua saya, tapi saya bukanlah wanita yang silau dengan harta. Meski keluarga Ndoro Brata akan m
tama Nada membelanya. Kemarin, ketika budhe-budhe dan kakak-kakak sepup
ian, meski dia memperlakukan Nada dengan sangat buruk. Bukan hanya karena belum dapat menerima kehadiran Nada, Abian bersikap buruk pada wanita belia it
nya anak laki-laki Ndoro Brata. Bukan Aji yang anak sulung karena Aji lahir dari rahim wanita yang tidak disukai oleh Ndoro Brata, yaitu mendiang istri pertama p
inilai belum dapat bertanggungjawab. Hanya saja, hasutan dari Aji, serta keserakahan yang bercokol di hati masing-masing, membuat mereka seolah sepakat membenci Abian, dan bermaksud
au tidur di bawah saja." Suara lembut Nad
kamu tidur di sini. Kita tidu
-saya tidak sal
lalui perkataan wanita belia itu, membuat Abian merasa terhibur.
alah senyum-
Abian kemudian seraya menepuk tempat kosong di sebelahnya, s
membuka suaranya. "Kamu jangan khawatir, Nad, karena kita hanya akan tidur. Aku janji
i yang seutuhnya buat Aden. Den Bian saja yang memberi jarak pada kita dengan tidak mengizinkan saya tidur di ranja
igus berurai air mata. Abian tertawa karena merasa, apa yang disampaikan Nada itu lucu. Sementara air matanya
hwa hanya Zizi, lah, satu-satunya wanita yang sempurna di muka bumi ini, hingga Abian menolak Nada yang dia nilai hanyalah sebagai gadis kampung yang pasti tak
kata Abian kemudian setelah beberapa saat. "Aku ben
a itu lupa jika pemuda di ha
? Tak mengapa, Nad. Aku bisa mengerti karena apa yang
, Den. Saya suda
um yang membuat pemuda itu terlihat semakin tampan dan menyenangkan untuk
an mengulang ajakannya
ubah padanya. Tak lagi acuh dan dingin seperti biasanya. Ab
Apa Aden mau saya antar keluar sekarang?" tawa
, ambilkan tongkatku," pinta Abian
emudian mendampingi Abian keluar dari kamar untuk menemui keluarganya. Setibanya di
h kembali ke kamar dan tidak diperbolehkan untuk bergabung
Abian sempat mencegah. "Tidak apa-apa, Den. Barangkali, keluarga Aden mau m
esar dengan kasar di atas pembaringan. Nada jatuh tertelungkup dan ket
u, Nada! Han
ambu