esan anggun dan percaya diri. Rambut hitam panjangnya ditata dengan rapi, mengalir lembut di bahunya. Di balik penampilan luarnya y
uka. Dia telah menghabiskan bertahun-tahun bekerja keras untuk mencapai posisinya sekarang. Konferensi ini adalah mome
mpur gugup. Aula besar itu sudah penuh dengan para profesional dari berbagai negara, semua sibuk berbicara dan
*
haan teknologi besar, dia sudah terbiasa dengan acara-acara seperti ini. Namun, hari ini terasa berbed
atnya sukses dalam dunia bisnis. Namun, di balik penampilan luar yang kuat, ada kerentanan yang jarang diketahui orang. Dia telah
an membuatnya berdiri keluar dari kerumunan. Raka tidak bisa menahan senyum kecil saat melihat cara dia memba
*
ti kerumunan, matanya bertemu dengan seorang pria yang duduk sendirian di salah satu meja. Tatapan mereka bertemu sejenak,
itu menawarkan, suar
pi kemudian mengangguk.
dan menyesap sampanyenya. "Saya A
u, mengulurkan tangan
ri sentuhan tangan Raka. "Jadi, apa yang membawa Anda ke
industri teknologi," jawab Raka. "Perusahaan saya
agai manajer proyek di Tech Innovate. Kami juga sanga
ndengar banyak tentang perusahaan Anda. Kalian cuk
"Terima kasih. Kami memang berusaha untuk
membahas berbagai topik, dari teknologi terbaru hingga hobi pribadi mereka. Raka ternyata seorang pengg
momen-momen ketika Raka terlihat canggung, seolah-olah dia menyembunyik
*
ooftop hotel. Lampu-lampu kota yang berkilauan menciptakan suasana yang
ya," kata Aria sambil meli
lalu membuat saya mera
tentang tekanan yang dia rasakan dari keluarganya untuk menikah dan melanjutkan bisnis kel
mereka semakin dalam, dan Aria merasa ada koneksi yang kuat dengan Raka. Mere
uh arti. "Aria, aku merasa ada sesuatu yang
ngnya semakin cepat. "Aku
. Ciuman itu terasa hangat dan penuh perasaan. Mereka berdua te
*
kembali apa yang terjadi semalam. Dia dan Raka telah menghabiskan malam bersama, dan perasaan hangat masih terasa di hatin
ri kedua konferensi, ponselnya
bisa melihatmu lagi hari ini. Bi
lasan. "Pagi, Raka. Tentu, aku
n itu. Mungkin ini adalah awal d
*
at Raka sudah duduk di meja, menunggun
" sapa Aria
cantik pagi ini," kata Raka
terlihat segar," jawab Ar
ncana mereka untuk hari itu. Namun, suasana menjadi c
tikan bahwa kamu merasa nyaman dengan apa
Aku merasa baik-baik saja, Raka. Aku hanya ti
ar-benar menikmati waktu bersamamu dan aku berhar
"Aku juga berhar
ah pesan masuk ke ponsel Raka. Dia melih
i. Ada sesuatu yang mendesak di ka
pi dia mengerti. "Tentu, Raka.
. "Terima kasih, Aria. Aku
r aduk. Dia berharap bahwa pertemuan mereka bukan hanya seka
*
a Raka dan malam indah yang mereka habiskan bersama. Namun, dia juga merasa ada sesuatu yang meng
engan perasaan lelah dan bingung. Dia berharap Raka akan menghubung
bersiap-siap untuk menghadiri gala dinner yang diadakan mala
rikan kesempatan untuk bertemu dengan Raka lag
ara dengan beberapa orang. Namun, saat mata mereka bertemu,
ang lebih dari ini semua? Dia mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya dan menikmati malam i
*
k menghadap Raka dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. D
ebentar?" tanya Aria dengan
kemudian mengangguk. "Tentu, Aria
dengan serius. "Raka, aku merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku. Kenapa kam
banyak hal yang terjadi di hidupku saat ini. Aku tidak ingin membuatmu
pa yang sebenarnya terjadi, Raka
idak bisa menjelaskannya sekarang, Aria. Tapi aku berj
rti. "Baiklah, Raka. Aku akan menunggumu. Tap
Aria. "Terima kasih, Aria. Aku berjan
bisa menepati janjinya dan membuka diri. Namun, perasaan tidak nyaman itu tetap me
*
. Dia menatap ke luar jendela, melihat lampu-lampu kota yang berkilauan. Pikiranny
menjadi lebih jelas esok hari. Namun, dia tidak tahu bahwa malam itu hany