wajahnya dihiasi
hwa Vivi akan menghargai kemampuan profesionalnya hing
ik tawaran Vivi mem
, Vivi bertanya, "Apaka
ya dengan senyuman sopan, mengambil ponselnya. "Saya akan menamba
App, dan mereka segera menambahk
n Brian. Dia mengingatkan Vivi, dengan mengatakan, "Nona Vivi, jangan b
, lalu mulai berjalan
ah malam saat mereka masuk ke d
elakang, sementara Evelyn
an, meskipun fokusnya goyah. Gumaman lembu
ta, juga seperti pasangan suami istri dengan hubungan yang s
p menenangkan bagi Evelyn, itu berart
yn tiba-tiba berpikir bahwa Brian
n untuk melihat sekilas
elas saat dia duduk dengan jari-jarinya
mpir menutup jarak di antara mereka, seola
kan pembicaraan mereka, mungkin t
ikir lebih jauh, dia bert
an dia segera mengalihkan
di kediaman Keluarga Wiradi, Pak Brian. Apakah sebaiknya
li pertanyaannya y
alan kaki jaraknya cukup jauh dari pintu kompleks ke vila terdekat.
ari bahwa mereka telah sampai di kediaman keluarganya. Dia menggigit
tuk reuni keluarga," ucap Brian. Kemudian, dia menatap m
pekat menyelim
n keluar dari mobil dengan cep
sebelum mengambil koper Vivi dari bagasi. Saat di
hraga, pria itu bergerak ke ara
tua dari Brian, mengelola urusan Ke
ertemu membuat Evelyn juga s
apan matanya yang menawan me
ngintai bagi mereka yang menyinggung Ki
ng disayanginya, memiliki tempa
nya, "Halo, Tu
yn dengan anggukan, Kiran m
a. Tidakkah kamu senang karena kamu
a merasa tidak senang dengan keputusan Brian ya
ya. Dia telah memilih Brian daripada keluarg
n Ibu sudah menantikan kepulanganmu," jelas Kiran. "Perjalan
rian. "Aku berharap bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan Brian, tapi karena sekar
baca. Dia dengan santai memasukkan tangannya ke dalam saku
waktunya aku p
n berbalik dan masuk ke dalam mobil. Namun, ketika Evelyn hendak menutup pintu di belakan
gunjungi Nenek Soraya di Mansio
mpir tidak dapat melihat kontur yang jelas
mbuka bibir untu
ndur untuk bergabung kembali dengan Kiran
ada Kiran dan Vivi dengan sopan. "Tua
i mobil, duduk, dan melaju dengan sant
mencakup rapat online internasional yang menuntut kehadirannya. Sebagai asis
, dia mendapati dirinya menung
a dengan suara yang jelas
ga tahun telah memupuk pemahaman tanpa perlu bicara di antara merek
rjalan masuk ke dalam kantor. Sebelum dia sempat berbali
kutnya, dan tangan pria itu berg
bergerak mundur untuk menghindari bibir
uaranya hampir serak karena
jian perceraian kepadanya. "Pak Brian, ini surat perja
kan surat perjanjian itu di atas meja ta
ihat seperti dirimu send
uasi saat ini. Dia mencoba mengalihkan topik pembicaraan dengan senyum tegang. "Pak Brian, ini sudah larut. H
Mari kita menginap di sini malam ini," ucap
m setiap kali Brian membutuhkan kehadirannya. Setelah kebutuhan
rasi ini adalah ketika kelemahan pada kakinya memaksan
kalinya Brian men
lak Brian. "Pak Brian, melakukan tindaka
elah k
aikan kalimatnya, Brian menyela,
lis. Bukankah seharu
erai. Bagaimana mungkin dia bisa terus
nita, mengapa dia tidak meminta Vivi untuk tingg
yaan-pertanyaan ini. Terlepas dari kebingungan
mah," ucap Vivi, kata-katanya merupak
e bahu Evelyn, napas pria itu terasa hangat di
ian perceraian dan jemput aku untuk pergi ke Mansion Dewata," gumam Brian, napasnya membelai leher
ar. Mengaku ada urusan yang harus diselesa
dia tiba di apartemennya
tetapi terdiri dari dua tingkat, dengan harga sekitar
lang tahun pada tahun sebelumnya, pada sua
naik ke lantai dua. Di sana, dia mengambil buku nikah dan dokumen yang diperlukan
dan Brian untuk rujuk besok, langkah selanjutnya
iki kesempatan untuk kembali untuk
agai istri Brian akan mengakhi
ngkapkan pada Brian besok bahwa dia
a bahwa niatnya hany
ya dan kebutuhannya yang mendesak akan peker
n tidak menyukai tipu daya, membu
takut untuk memberit
lain selain berharap bahwa dia tidak aka
a terlelap di sofa. Alarm yang disetel
as wajahnya dengan cermat, meskipun riasannya tidak
n sebotol susu untuk sarapannya. Dia selesai
erutnya. Mengetahui bahwa surat perjanjian perceraian akan menandai dimu
langsung memejamkan mata, menambah suasana