t seandainya memang Bu Niar akan mengirim santet padanya. Nuning belum pernah tahu tentang santet sama sekali, dan tidak bisa membayan
g semakin takut dan semakin risau. Nuning segera mengambil air wudhu dan mengambil Al
uning pelan, Nuning mengusap air mata yang terus bercucuran di pipi, dan ketenangan itu mulai melingkupi hatinya. Nuning mulai
ng Pandan lagi. Rindu juga rasa hati ini. Rindu dengan kelembutan nasihat Ustadz Irfan dan Pak Sapto. Nun
di sebuah perusahaan asing besar yang begerak di bidang kosmetik, dari sana juga Nuning juga memiliki banyak rekan bisnis yang menyemangati Nuning untuk membuka bisnis kosmetik
ncoba kosmetik tersebut dan cocok, bahkan kemudian menjadi pemakai tetap Lembayung Senja. Nuning tetap konsisten dengan kata
g men
ak meninggalkan kewajiban Nuning sebagai seorang istri. Nuning mengigit bibir dan berpikir, kenapa masalah itu malah muncul di sekitar rumahnya sen
ini berasal dariMu, seharusnya kukembalikan semuanya kepadaM
h maha mengetahui apa yang dibutuhkan hambaNya. Nuning be
Nuning mendengar sebuah mobil berhenti di depan gerbang rumahnya. Nunin
, Ning," k
tu milyuner Indonesia, mengunjungi rumahnya di desa ini. Nuning melihat Pak Dimas menyalami Edwin dan berpelukan. Kemudian Pak Dimas m
n tidak benar-benar sadar ketika wanita c
lembut. Nuning tersadar dari lamunanny
ajah Lintang yang putih bersih, glowing bagaikan transp
l tersenyum manis. Dia mengulurkan tangannya pada Nu
n agak gemetaran. Dimas menghampiri mereka dan juga memerkenalk
win. Nuning tersadar, dan seger
ya mau nanya tentang Lembayung Senja," bisik Lintang pada
ak?" bisik Lintang lagi, Nuning m
luar pagar, Bu Niar
pembalasanku!" desis Bu Niar dengan waja
air di kebun Nuning dari balik pagar
u, Ning!" seru Bu Niar