a datang. Mereka janji bertemu di coffeshop, di depan apartemen Natha. Sandarra segera memcuci piring, merapikan da
bewarna pink melambaikan tangan p
erpelukan dengan hangat kare
mpe, makanya
ersenyum."
sana, tingg
ya
men mewah ini?" Franda
kemudian membawa wanita itu masuk ke dalam cof
anya sembari menarik kurs
laki-laki, namanya Natha. Jadi, aku tin
jemarinya."Ah, aku t
hubungan kami belum s
...kalau nggak pacaran, kenapa kalian satu a
ngenai status hubungannya dengan Natha, sama sekali ti
sama dia?" Franda menebak dari binar ma
tha. Ia tidak bisa untuk tidak tersenyum. Mengin
mencolek hid
, y
uduga, kamu itu l
pada Natha, tapi, ia sama sekali tidak tahu bagaimana cara memberi tahukan pada pria itu. Nat
kamu harus menjaga diri. Maksudku...ya, kamu tahulah...jangan sampai cinta
ks, F
-tiba saja perkataan Franda me
kan, aku nggak a
belum ketemu sama orang itu. Ba
ah setahun, mungkin
bah, Franda. Kecuali...yang dijodohkan den
kamu
ah mobil yang ia kenal berhenti. Seorang pria tampan dan wanita cantik keluar dan mas
bertanya-tanya di dalam hati. Ma
u menatap ke arah Sandarra dengan senyuman
ki itu, kemudian beralih pa
rra bicara sembari mengaduk
ke sini, deh, buat ketemu kam
pria itu. Lalu, tiba-tiba Sandarra terperanjat. Jika Stefan ada di sini, bukankah artinya, keberadaannya juga sudah diketahui. Harusnya San
harus berhati-hati, tetap tidak memiliki p
ulu,ya." Franda berdi
t Franda pergi, Stefan lang
an berdiri di ha
t kepalanya yang t
arin." Stefan tampak kecewa, kemudian me
berat, baginya itu basa-ba
lan
ilang berapa kali, sih, K
lengkan kepal
ak
au melihat, ia justru membuang pandangannya."Ini...foto dari laki-laki yang mau dijodohkan sama kam
e tempat duduknya. Ia bicara sebentar dengan wani
Stefan, kemudian memerhatikannya dengan baik. Ia mematung beberapa detik. Suara k
n?" Franda mengedark
edua bahunya."Nggak t
ngobrol, loh. Udah la
eradik lainnya.Perlakuan istimewa Paul pada Stefan, membuat Sandarra iri. Bagi Sandarra, anak laki-lak
an itu sayang banget sama ka
Tampan, mapan, baik, ya, tidak ada celanya. Bagi Sandarra, Stefan adalah laki-laki dingin yang tidak punya hati, memiliki banyak w
e sini, pasti karena mau ketemu." Franda mendinginkan kepala Sandarra yang
anda. Th
bungi Natha,sayangnya tidak ada balasan pesan. Bahkan, sekarang nomor ponselnya tidak aktif. Sandarra duduk di ruang tamu dengan resah, apa yang sedang
Stefan. Dion dan Ryan juga tidak tampak mengawasinya, atau mungkin mereka mengawasinya diam-diam dan memberikan laporan pada Paul dan Stefan. Sandarra menghel