perti biasa setiap menyelesaikan tugasnya Warni selalu melihat kalender yang ada di ruang persalinan. Tepat seperti
us menyiapkan tumbal berikutnya untuk Nyai Sukma," bati
a, Bu Bidan?" tanya Hartono saat meli
melati, tapi untuk sementara jangan dijenguk atau diganggu dulu, jadi Bapak
n di rumah bersalin yang lain saja tidak ada masalah jika keluarga me
sa, jadi untuk memulihkan keadaannya dia harus banyak istirahat. Itulah kenapa
pi
isa melihat kondisi Ibu Linda ya
lelahan Parto akhirnya bersedia meninggalkan sang istri dan pulang ke rumah. Warni memang tidak mengizinkan pasiennya
tolong pindahkan ke ruang melati," uc
rawat bernama Sari sambil menutup
etak di ujung koridor. Yuni salah satu perawat yang duduk di samping Sari terlihat sedikit curiga dengan per
sambil menggenggam tangan Sari
rni tahu kamu meninggalkan ruang bersalin dalam keadaan kot
putri saya?" tanya Lin
ni sudah ada di ruang bayi. Sekarang saya akan memindahk
esini lagi buat jemput kamu dan anak kita," uca
harus sendirian disini." Li
Besok setelah shalat subuh Mas janji akan langsung ke
Ibu Linda jadi Ibu tidak perlu taku
bersalin Sari langsung membawa Linda ke kamar melati dengan kursi roda. Warni yang saat ini sudah ada
mangsa untukku malam ini
sudah perintahkan Perawat untuk membawa wanita itu ke kamar Tersebut." Warni m
ewajibanmu," ucap wanita ular itu sambil ber
njian dengan siluman ular putih. Kondisi ekonomi yang sulit, serta hinaan para tetangga di masa lalu rupanya membuat Warni mem
agi dari hari ini. Bahkan uang dan kekayaan yang aku mili
*
a tiba di Klinik langsung berlari ke arah kerumunan orang tersebut. Rasa bahagia terlihat dari ta
gal seperti ini?" tanya Hartono yang tidak lain adalah
ksa pasien." Warni menjawab sambil mengus
ruangan ini. Biar saya dan Suster Sari bisa memeri
g untuk keluar dari ruangan itu, Bidan Warni dengan ditemani Suster Sari langsung masuk untuk memeriksa apa
a tiba-tiba meninggal dunia," ucap Yun
wajar dengan kematian Ibu Linda," jawab
. ." tiba-tiba Yuni m
nya Hartono yang ternyata me
k ada apa-apa." Y
i kepada Istri saya!" bentak Hartono hing
n dia meninggal dengan tenang," bujuk B
idak beres dengan rumah bersalin ini!" ter
ada di tempat itu. Di saat yang bersamaan Warni dan Sari yang baru saja memeriksa penyebab kem
bab kematiannya adalah pecahnya pembuluh darah di otak yang pecah.
edangkan saat terakhir saya pergi dia dalam kondisi baik-baik s
pembuluh darah seseorang bisa disebabkan karena tekanan darah yang terlalu tinggi. Jadi kematia
an curiga, "Aku yakin ada yang tid
menahan amarah dan air mata, Hartono dan keluarganya membawa jenazah Linda pulang ke rumah untuk segera dimakamkan. Bidan
nggak punya aturan," ucap
an mendadak itu menjadi topik utama di Klinik tersebut. Kamar melati pun menjadi mom
karena pecahnya pembuluh darah
saan sih begitu. Meman
da keanehan pada Rumah bersalin ini,
ane