ami berdua tengah melakukan video call. Jangan tanyakan bagaimana suasana hat
pa mengucap salam, aku membatin
edakan di dalam perutku, dan kupu-kupu yang beterbangan. Cinta ... oh ... c
eka beruang," decak ku usai menormal
bila Alma menyebut nama
u
deo call tel
pelakunya," gerutuku, lal
r
san dari Alma. Hem, cewek itu rupanya ada
au pulang kampung. Menginap tiga hari terus ba
dari pihak kampusnya. Lah iya, aku lupa belum kasih tau kalian jurusan apa yang aku ambil di kampus. Oke, aku jelaskan sekarang. Pelan-pelan asal kelakon. Tidak usah buru-buru pula bacanya. Mau kemana sih? Takut gebetan kalian di
embak Alma sekitar satu mingg
anya aku tidak memaksa cewek itu untuk jadi pacarku. Iya sih. Di pikir-pikir pacaran itu melelahkan. Untungnya ju
g waktu. Saling bertukar pesan setiap waktu, memberi perhatian satu sama
dengarkan dan jangan hujat aku. Membuat nyaman, serasa di inginkan dan nampak tulus meski tidak tahu sikap aslinya seperti apa dan b
kalian serius
elasin secara singkat deh mengenai jurusan yang aku ambil. Salah satunya ialah tentang hukum-hukum keluarga, bagaimana
kkan dalam tas, langsung terhenti. Menoleh sekilas ke arah Arif. Y
mau dibawa?" tanyaku t
me dulu yo, Han?" a
h tadi, aku dengan Arif sowan dulu ke Kyai dan Bu Nyai. Mau izin pulang ke rumah beberapa hari. Set
esok hari, aku mengurungkan niat te
lama bales chat dariku. Hingga jam dua belas malam, dari dua centang abu
k di angkat ya sama Alma. Jangan-jangan
itu ... Alma. Alhamdulil
eperti orang linglung. Fix sih, di