ya senyum-senyum sendiri setelah bertukar pesa
ral sampai masuk stasiun televisi. Sudah lima hari aku selalu bertukar pesan dengan Alma. Orangnya asik dan harus kalian ketahui, cewek itu tidak bisa ngomong bahasa Jaw
cengengesan gak jelas. Yang lihat tingkahku pasti mengira aku stress. Untungnya koridor fakultas ku tengah lenggang--tidak ada satu orang pun. Me
gi milikku. Takutnya Alma membalas pesan karena di
h. Kok gak di angkat ya? Lah, kok? Kenapa d
r
k orang, Ma
idak bisa berkata-kata lagi. Semisal ada di
lalu mengirimkan fo
lumnya ada berbagai panggilan yakni sayang, beb, dan honey. Stop, gak usah meledekku. Aku hanya memiliki tiga mantan saja. Pertama, sewaktu aku masih SMP kelas dua. Masih polos-polos, dan baru mengenal
u pindah kota melanjutkan kuliah serta mantan ku tidak kuat LDR, jadilah dia yang
ulah menembak cewek cerewet tapi, cantik. Realistis dong, cowok pun pengen punya pasangan good lo
virtual, hidupku seakan berseri kembali. Tunggu, hanya teman, oke? Katanya teman, kok panggilannya Ayan
an tanpa status tetapi layaknya pacaran. You know lah, hubungan seperti ini memang manis-manis, saling memberi perhatian, teleponan tiap malem, dan aku melakuk
*
lhamdulillah, di angkat sama dia. Memberi salam, k
k malu mengatakannya kalimat ters
nawarin tok," melempar guling ke arah Arif, aku sampa
an mulutnya pada ponsel yang ku tempel di telinga sebelah kanan. Sialan, Arif. Telingaku r
irkan kepalanya namun, Arif tetaplah Arif. Terkenal jahil. Sukanya
lem aja ya, Ay.
ambil ponselku. A
ep call ya, Ay.
ing lehernya. Ya, begitulah pertengkaran