kap surat yang dijatuhkan seekor burung hantu pos dari langit di atasnya
tahun tersebut membaca pemberitahuan adanya pemberontakan oleh Jenderal Derrick Karpac. "Sialan, pria itu memang tak tahu diri. Raja
ju ke kota Highmerciful. Ksatria wanita itu yakin akan ada kekacauan susulan dan mu
menerima surat yang isinya sama dengan rekan-rekannya. Dia merasa sangat cemas memikirkan nasib rakyat yang ad
ng. Kau harus terbang secepat yang kau bisa, oke?"
rbadan panjang dengan sisik birunya. Dia terbang di atas awan ag
nya pria. Mereka semuanya berada jauh dari ibu kota Highmerciful. Untungnya mereka semua memiliki hewa
diundang untuk hadir dan menyambut peristiwa penting naiknya dia menjadi penguasa negeri yang terkenal kuat dan makmur sejahtera itu. Seluruh pejabat pem
an diserang pasukannya. Sedangkan, pejabat pemerintahan yang menolak hadir akan dieksek
rdana menteri hadir di pestaku?"
wab, "Sayang sekali, Paduka Raja, saya bel
etik pun. Besok pagi jemput dia di kediamannya dan seret ke alun-alun untuk dipancung kepalanya oleh algojo. Tak ada belas kasihan u
sa hadir. Para penyihir pengikut Amaraca juga menikmati pesta tersebut, mereka merasa diterima di istana raja kali ini dan bebas menampakkan sosok me
tu, hanya bertangan satu, hidung mereka bengkok dan besar dengan mata berwarna merah kejam. Hawa kematian men
. Sedangkan, para penyihir yang terbiasa terjaga di malam gelap justru berkeliaran di jalan-jalan ibu
n karena teror para penyihir jahat yang kini menjadi sekutu raja yang baru. Penjaga keamanan kota yang melakukan ro
erisai pelindung di langit Centurion Land, Letnan Lucatoni Vargas menjem
ina Wilbur, istri dari perdana menteri ketika dirinya ditar
dak menghadiri pesta perayaan tadi malam. Beliau menentang kekuasa
ajurit hingga tersungkur di lantai rumahnya sendiri,
jawabnya yakin sekalipun dia tak tahu apakah para
on hukuman bagi para pembelot titah raja!" perintah Jendera
seperti sekumpulan penjahat yang layak menerima hukuman pancung. Para wanita dan
prajurit, Ramos Tilmann sembari melecutkan cemetinya dengan kejam ke tubuh pa
hmerciful, seorang pria berkata kepada rekannya, "Lorenz
kita dapat sangatlah minim. Aku tak ingin salah melangkah!" jawab Marquiss Lorenzo Verdant yang berjalan
mengalahkan ratusan prajurit kerajaan dengan mudah. Mereka membaur dalam kerumuna
EWAT!" teriak prajurit yang membukakan jalan
menundukkan kepala mereka dan bersujud di tanah karena takut
engintai di pohon besar yang ada di alun-alun kota
g terjadi dalam diam. Dia pun sama bingungnya seperti rekan-rekannya yang telah sampai di Kota Highm