rtidur di samping, langsung membuka mata. Pria tampan itu mengumpat kas
l Ariel yang ada di sampingnya. Pria itu benar-benar berusaha menahan kesabaran.
ta, menatap tajam Shawn. "Apa yang sudah
athrobe. Kau masih memakai pakaian utuh. Kau juga dokter, kau tahu tanda-tanda tubuhmu tel
ngatannya langsung teringat bahwa tadi malam setelah membersihkan
rapat di tubuhnya. Tanda-tanda tubuhnya remuk karena berhubungan
namanya jika tak penuh percaya diri. Wajar saja kalau wanita itu terkej
Pasti kau tergoda pada tubuhku, kan?" Ari
inta aku tidur di mana? Di sofa? Aku
alah dan tidur di sofa, demi wanita nyaman tidu
a wanita, dan Shawn adalah pria. Kenapa malah pria itu sama sekali
a sama sekali kalau Ariel sudah tidak waras. Jika kebanyakan dokter berpikira
enggunakan otak kecilmu itu. Kau menumpang padaku, dan sudah aku berikan tempat kau bersembunyi dari
irinya bersalah menuduh Shawn sembarangan. Kata-katanya keluar b
belum ada pria yang tidur di sampingku. Jadi wajar kalau aku terkejut." Ariel me
tak mau menggubris ucapan wanita
marin. Kan kemarin hujan besar. Aku belum sempat membeli pakaian baru," ujar Ariel pela
ada di atas sofa," jawa
anjang dan mengambil paper bag itu. Tampak matanya melebar melihat ada sebuah dress cantik di dalam paper bag tersebut. Merk sert
karena harus menabung. Meski berprofesi sebagai dokter, tetap saja dia
dress mahal ini untukku?" tan
ini, menurutmu siapa yang beli? Tidak
lau bicara pedas sekali. Ibumu dulu saat men
i ucapan konyol Ariel. "Segera
us dan mahal. Tapi di sisi lain, dia tidak enak menerima hadiah yang te
bali paper bag itu ke tempat semula. "Hadiahmu terlalu mahal. Aku tid
ar dari kamar ini menggunakan gaun pengantin kemarin? Kau ingin menjadikan dirimu pusat perhatia
ena dia peduli. Kondisinya adalah dia tidak mau sampai orang lain, melihat Ariel memakai gaun pengantin lagi. Bisa-bis
katakan. Malah sebaliknya. Dia membenarkan apa yang Shaw
tuliskan saja nomor rekeningmu. Aku akan mengganti uangmu." Lalu dia melangkah pergi meninggalk
*
lut tubuh Ariel. Dress itu tidaklah seksi. Tapi malah menunjukkan sisi angg
gan balutan dress yang wanita itu pakai. Dalam hati, dia memuji selera asistennya yang cukup b
ainya. Terima kasih." Ariel melangkah menghampiri Shawn.
. Tapi, dia tetap tidak mungkin menerima hadiah mahal secara gr
dak suka menyimpan uang receh," ucap Shawn dingin dan angkuh. Harga dirin
sebagai dress yang sangat murah. "Tuan Kaya, beri tahu aku berapa to
wanita itu. "Kalkulatormu tidak akan cukup
bir. "Sombo
menghampiri Shawn dengan langkah cepat. Untungnya, pria itu membelikan flat shoes. Jadi dirin
rti tentara saja. Cepat sekali." Ariel men
lnya, dan bersamaan dengan Ariel yang juga masuk ke dalam mobilnya.
atau belum? Kenapa kau dingin sekali pada wanita? Kau
dahkan kata-kata Ariel. Baginya, wanita di sampingnya ini adalah musibah yang menyusahkan
arkan aku ke bandara. Aku i
hawn terangkat
ku sangat yakin. Tolong
bandara. Ada pertanyaan yang muncul di kepalanya. Tapi, dia memilih un
Shawn ucap, di kala mobilnya
tak enak. "Tuan Kaya, terima kasih sudah
u lagi." Shawn langsung
. Sekali lagi aku minta maaf. Aku juga berterima kasih kau suda
idak bisa dipungkiri bahwa, dia sangat lega dan senang bisa selamat da
ia mengingat sesuatu hal yang ada di kepalanya. Wanita itu seger
in saja kita sudah ditakdirkan bersama sejak kita masih bayi," ucap Ar
ng Ariel yang mulai lenyap dari pandangannya. Dia tak mengira kalau d