temanku. Saat ini aku bekerja di sebuah Bank asing yang cukup ternama di daerah Sudirm
perempuan, Winnie dan Dewi, serta satu adik laki-laki yang bernama Amar. A
aka aku hanya akan menceritakan tentang kami berdua saja. Secara fisik aku memiliki tinggi badan
ku Amar, berkulit sawo matang, kurus dan tingginya sekitar 175 cm. Walaupun wajahnya terbilang b
eperti itulah, Amar menjadi anak yang suka melawan, sering bolos kuliah dan juga tidak mau mendengarkan nasehat dari orang lain termasuk
laki-lakiku yang sedang tidak ada jadwal kuliah. Pada hari itu aku memang tidak bekerja karena libur dan juga sedang tidak ada rencana pergi dengan pacarku. Karena sed
i hal, mulai dari masalah serius hingga yang ringan. Tanpa terasa sudah lebih dari 1 jam
kan menghubunginya kembali. Setelah meletakkan HP, dengan terburu-buru aku berlari menuju ke kamar
dah nggak tahan mau pipis nih...!!" aku
gi selesai kok...!" terdengar su
..!!" kataku memaksa sambil terus menggedor-gedor pintu kare
ntu kamar mandi kemudian kepal
!?" kata Amar dengan nada kesal
dalam kamar mandi karena sudah tidak tahan untuk buang air kecil. Dengan cepat a
a karena akhirnya keluar juga air se
asih berdiri dengan kondisi telanjang bulat. Wajahnya terlihat sangat kesal kar
mandi aja nih...!!" ter
nahan pipis. Bentar lagi juga selesa
ikku. Tetapi karena ingin membandingkan penis Amar denga
dengan penis pacarku...
n lagi pandanganku ke arah wajahnya. Ternyata mata adikku sudah tida
tin vaginaku!! Mana pipisku belum sel
nya. Tanpa sengaja, terlihat lagi penis adikku yang tidak tertutup itu. Perlahan-l
yak gitu yah?" kata adikku tiba-ti
ku yang dalam keadaan marah langsung berdiri meng
ubuh adikku, tetapi hasilnya air seniku m
eh celana Teteh..." aku marah-marah sambil
masuk seenaknya aja...!" kata Amar
ng tadi aku lempar ke arahnya, kemudian melanjutkan menyiram
uek banget sih...!!
celana pendek dan celana dalamku yang sudah basah terkena air seniku. Akhirnya terlintas di pikiranku untuk
dulu..." kata adikku seolah-ol
.." jawab
l tadi aku belum sempat membersihkan vaginaku, maka aku mengambil gayung dari tangan adikku lalu membasuh vaginaku dengan air. Ka
kku seperti yang tadi dia janjikan. Dan tepat seperti yang aku duga, t
sih? Hehehe..." katanya sambil tertawa m
kamu Mar!" kataku membela diri sambil
ang lebih gede dari ini?" tanya
wabku sedikit gugup sambil
dar dari pukulanku "W
aja aku terpeleset sehingga punggungku jatuh mengen
geli banget..." k
ubuhku sambil berkata "Uuuh
alau kayak gini gimana?" katanya mengacuhka
perti tadi, pelan-pelan semakin ge
h masih kayak anak kecil...!!
mar yang sudah cukup jauh dibandingkan awalnya. Di dalam hati aku
agi Teh..." kata Amar seperti d
ar?" tanyaku sa
ar butuh bantuan Teteh..." sa
ng sebenarnya sudah mengetahui
nku ke arah penis miliknya "Tanga
ngan cepat aku menarik tanganku
nggak penasaran bisa sampe seged