nar bahwa awal kesuksesanku berkat kebaikan Mamie, ibu ti
i aku "menengok"nya. Meski Papa ada di rumah pun, aku tetap diijinkan untuk membawa
nan Papa dan Mamie, untuk "be
kedua kami. Lalu lahirlah anak cewek yang cantik dan dibe
askan untuk mengasuh Satria Pratama (anak pertamaku dari Mamie), sementara
istirahat. Lalu sibuk lagi me
, Mamie malah semakin cantik da
villa yang bekas tempat pertemuanku dengan Mrs. Al
erian Mamie. Tak pernah memakai jeep hadiah dari Merry. Karena aku ingin
Ada yang kurang enak sedikit saja, pasti kumasukkan ke bengkel langgana
e villaku itu pun, aku mem
elalu dijaga oleh beberapa orang satpam secara bergilira
andangan kagum di sepasang mata sipitnya. "Wow ... villamu ini
an dalamnya pun sama, semuany
geleng – geleng kepala, "Berapa puluh milyar ka
ankan duit taipan
Macaunya pas
tul Mam. Mrs. A
, makanya dia bisa buang
a duitnya dipercayakan padaku untuk
llaku. Sambil berkata, "Berarti dua orang ko
a M
ekarang sudah jauh lebih
rnah menghitung sa
upakan Mamie ya Sayang, " ucap Mam
segalanya. Tanpa Mamie tak mungkin aku bisa seperti ini sekarang. Dan yang terpenting, Mamie adalah wanita pertama yan
iku berulang – ulang. Lalu berkata perlahan, "Mamie juga bahagi
lik gaunnya. Kali ini pun begitu. Tanganku menyelundup ke balik gaun sutra orangen
ngan lahap dan romantisnya. Karena jemariku mulai menyelundup
aka dengan hati – hati kuangkat dan kubopong Mamie ke dalam kamar utama. K
hati – hati di atas bed berti
yang sama. Melepaskan segala yang melekat di tubuhnya, sehingga kami jadi sama
da waktu belum punya anak dahulu. Mungkin karena Mamie teramat pandai merawat badannya, dengan berolahraga, minum
adalah kangen dan kangen terus. Hanya saja aku terlalu sibuk mengurus ini dan itu, sehingga Mamie seolah tidak punya greget lagi. Padahal aku sering merindukannya, tapi terhalang oleh kesibukan.
dak jaim pula untuk memegang batang kemaluanku, yang lalu diselomotinya dengan
alku. Karena biar bagaimana dia itu istri ayahku,
digoda nafsu birahi
as bed. Menciumi dan menjilati bibirnya, lehernya, daun telinganya, t
selebar mungkin. Lalu kujilati memeknya yang selalu kukangeni ini habis – habisan. Tak cuma kujilati, jempol tan
dengan nada memohon, "Sudah Sayang ... masukkan aja kontolmu ..
a mulus yang tetap direnggangkan itu, sambil meletakkan moncong
eeesssssssssssskkkkkk ... ! Setelah Mamie dua kali melahirkan, memang aku merasa dimudahkan, ka
an dan bisikan, "Sam Sayang ... kalau mamie belum menikah dengan Papa, pasti mam
diijinkan oleh Papa untuk berbuat sekehendak hati kita. Emwuaaaaah .... "
lmu ini yang bikin mamie tgergila – gila padamu ... selalu saja membuat mami klepek – klepek gini ... iyaaaaaaaa ... iyaaaaaaa ... entot
bil mencelucupi puting payudaranya yang sa
iang kewanitaannya ini tetap terasa legit. Terlebih setelah Mamie mulai mengayuun pinggulnya, bergoyang – goyang laksana goyanga
, sambil meremas toket kanannya. Dan semakin berhamburanlah rintihan
uussssss Sayaaaaaaang .... entooot teruuussss sepuasmu Sayangkuuuuuu ... ooooohhhhhhhhhh ... ini nikmat sekali Saaaaaaammmm ... nikmaaaaaa
kan keringat, bercampur aduk dengan keringat Mamie yang senantia
elojotan. Dan aku tahu benar, bahwa Mami
ahwa pada saat Mamie terkejang – kejang, dengan liang meme
core yang sangat keras. Sehingga moncong penisku terus – terusan mentok di dasar liang meme
"Gantian ah. Mami
geli. Karena seingatku, Mamie leb
lentang dan membiarkan Mamie yang mengentot, mem
ambu