-turut dalam kurun waktu satu hari. Pertama kali, mereka berada di jala
at duduknya dan meninggalkan pertemuan. Dua kebetulan pertama sudah cukup untuk membuktikan tingginya tingkat rasa jijik yang
ini, Anni, yang meminta tumpangan, keluar dari vila. Ia melambaikan tangannya dengan panik begitu i
pat Rossa berdiri. Bahkan dari jarak jauh, Rossa masih bisa dengan jelas merasakan kesedihannya begitu dia meli
lan keluar dari vila dengan tidak stabil. Annie sudah minum begitu banyak sehingga dia hampir
a serius sejak dia terjatuh di lapangan berumput. Rossa kesulitan memastikan Annie berdiri. Dia tidak berani menatap Robert Carlos, yang berada beberapa me
asku ..." Dia menunjuk
megangi Anni. Pintu utama terbuka lebar dengan aula luas yang didekorasi sep
mu meningga
iki tangga. Tepat ketika mereka sampai di puncak tangga, Anni mendorong Rossa ke samping, dan bergegas menuju kamar mandi.
nnya sebotol air mineral dingin. Dia pergi ke kamar kecil, tetapi saat itu, Anni sudah tidak ada lagi. Rossa mengerutka
a dengan menarik lengannya, namun sebaliknya, Anni malah meraih lengannya dan
cengkeraman Anni, lalu dengan susah payah menyeretnya keluar dari kerumunan penari. Anni belum cukup bersenang-senan
punggung Rossa. Rossa mengerahkan kekuatan untuk berjalan ke depan, jadi ketika Anni m
maaf, wajah dingin dan tampan Robert Carlos muncul di depan matanya. D
a gunakan untuk menikamnya. Sesaat, dia berpikir bahwa Robert Carlos tiba-tiba
ergerak sedikit pun. Anni yang sedang mabuk tidak menyadari bahwa suasananya kak
Robert Carlos, jadi dia mundur beberapa langkah. Begitu dia keluar dar
gat untuk menyeret Anni pergi. Menyeret Anni, dia tidak bisa berjalan ke atas, jadi ketika dia kebetulan melewati Arnold Banceng, dia membiarkan Arno
lantai bawah yang ramai, tempat ini luar biasa sepi. Rossa melihat melalui celah pintu bahwa tidak ada seorang pun
seorang sedang duduk di kursi berlengan di bagian paling dalam ruangan. Itu adalah Robert Carlos, yang baru saja dia tabrak di lantai bawah. Ini bisa disebut kebetulan jik
rnya, berpura-pura tidak melihatnya. Dia bergegas ke sofa dan mengambil tas tangan. Ros
ara atau apa yang dibicarakannya, namun tiba-tiba Robert Carlos menjadi sangat mar
rnya kamu inginkan!Kapan kamu
pat di depannya. Dengan suara keras, kaca itu pecah berkeping-keping di lantai. Situasi yang dia khawatirkan telah terjadi.enggam oleh Robert Carlos. Dengan kekuatan b
enganku, bekerja secara bersamaan di kedua sisi? Menunjukkan dirimu
beberapa detik sebelum meraih pergelangan tangannya dan menyeretnya ke kamar mandi. Pintu ditutup dan dikunci
emuan itu yang menakutkan seperti momen itu. Robert Carlos memiliki mata merah, pembuluh darah di dah
etode yang sama seperti putaran sebelumnya, menghitung, untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit dan penghinaan yang diberikan pria itu padanya,
idak mengeluarkan suara sedikit pun. Setelah hampir 15 menit berlalu, Robert Carlos akhirnya melepaskannya. Dengan wajah seputih
menyelesaikan urusannya, dan ia juga tidak menghindarinya seperti yang biasanya ia lakukan ketika i
ndi, tapi wajahnya tampak pucat. Waktu berlalu dengan cepat, ia mendongak dan memusatkan pandangannya pada Rossa yang telah menyusutkan
an memperlakukanmu seperti yang aku lakukan tadi, tentu