punya
Seolah, dia manusia paling mulia. Tanpa ragu, aku mendekatinya dengan langkah tegas.
hingga berani menghamili seorang gadis lalu lepas tanggungjawab begitu saja. Katanya kelu
wanita
ak ibu untuk bersikap sebagai pria yang berani
par pot itu ke sembarang arah. Aku tetap berdiri tanpa rasa t
mu dihamili oleh laki-laki lain dan meminta putraku bertanggungj
ya meski dia tidak memiliki harta. Ayo, Bu! Misk
adam, wanita itu menghentakkan kakinya masuk ke dalam rumah. Suara pintu ditutup begitu sangat kasar. Luar biasa hati manusia yang tert
ngkan ketulusan dan welas asih pemiliknya. Namun rupanya tidak sama sekali. Perlahan kukembalikan tanah itu ke dalam potnya beserta bunganya. Seti
rkanku. Aku cukup terkejut. Rupanya
bisa jalan kaki," ucapku sembari membuang
, Mbak. Kita
Allah untuk hambaNYA yang berdosa ini. Setelah sam
laikum, Wak
toko, malah kamu datangi rumah keponakanku! Tadi kakakku t
ir jernih sekarang. Aku takut nanti jadi kasar s
di depannya dan menimpali ucapannya. Aku tak peduli, jika setelah ini, wanita itu kembali memukuliku dan m
emberikannya, begitu manis tutur katanya dan caranya memperlakukanku. Aku yang tak pernah lagi mendapatkan kasih sayang ayahku sejak usia tujuh tahun, menjadi pribadi yang
n saja j
nggema di telingaku da
emakin hancur karena janin
erasakan kebahagiaan yang sesungguhnya? Semua palsu. Cinta yang ditawarkan Badai itu dusta. Tak ada yang benar-benar
rasa sakitnya. Aku bahkan ingin muntah karena perbuatan gilaku. Oh perihnya takdir ini. And
gur," desisku sendirian, diselimuti kebe
Sebelum kami berpisah, dia memberiku nomornya
. Ini saya, yang barusan bapa
kumussalam. Gimana?
li buah nanas? Pilihkan yang
gku. Sebab aku butuh buah itu secepatnya. Konon, aku pernah mendengar, buah nanas muda a
kan,
ak!" jawabnya t
h, ya, Pak. Saya tunggu di depan," sa
tanah gersang ini. Andai aku bisa memilih takdir menjadi daun kering, terhempas jatuh oleh angin lalu hancur bersama tanah. Itu sepertinya jauh lebih baik daripada menanggung malu tak terper
an uang seratus ribu. Aku meraih sepuluh buah nanas muda yan
akan kembali masuk. Aku menoleh deng
ita, kita punya Allah yang Maha Besar. AllahuAkbar. Jangan ikuti bisikan syetan yang menjerumuskan, y
enar. Tapi ... janin ini akan lahir tanpa ayah. Bagaimana aku bisa menghidupinya sendirian dengan kondisi seburuk sekarang? Aku di sini tidak dip
u dengan langkah sangat cepat, aku bergegas ke kamar. Aku kembali
ain k
a terdengar menggemerincing di lantai. Alis Wak
k ... Ar
lahir selamat, gak nyangkut-nyangkut," ocehnya membuka kulkas yang berada di sampingku. Ia mengambil apel merah yang
rjalan setengah berlari kembali ke kamar takut-takut ada yang melihat. Setelah sepuluh buah nanas kukupas dan ku
nin di perutmu
i, Kinarsih. Ki
mbawa sial! Ta
t seolah-olah setelah masuk ke dalam perutku, berharap janin itu keluar begitu saja. Meski aku harus berdarah-darah, aku tidak peduli. Beberapa kali aku tersedak, aku kembali menarik napas dan mengunyah sebanyak yang m
muntah. Aku memuntahkannya dan rasanya sangat sakit. Aku tidak menyerah, kembali aku mengambil potongan yang lain, kukunyah dengan lebih cepat dan kali ini rasanya perutku seperti dililit dan diremas secara