pa fans dan launching edisi terbaru majalah dewasa tersebut. Tentu saja hal itu langsung menarik minat para fans untuk d
r. Bagaimana tidak? Dengan diadakan acara begini. Banyak lelaki hidung belang yang berbondong-bondong datang hany
angsung tubuh semok Aruna di depan mata. Dan gilanya lagi, Andreas pun menyetujui permintaan itu begitu saja. Dengan syarat harga tiket eksklusif itu lima kali lipat dari harga ya
rin. Setelah sang pembawa acara mempersilahkan masuk para model majalah dewasa itu. Tak lama kemu
belang itu jelalatan. Satu per satu dari mereka pun berjalan diatas catwalk yang berada di tengah-tengah tatanan kursi tempat mereka duduk. Sampai di tengah-tengah panggung mereka pun berpose sepanas mungkin. Ada yang meremas kedua gunung kembarnya, ada yang
lelaki hidung belang itu. Saat tontonan i
k hanya berjalan sambil melenggak-lenggokkan badan mereka di depan para hadirin layaknya supermodel fashion biasa, tapi mereka harus menampilkan atraksi yang akan mengobarkan jiwa lelaki
ian bener on. Mengerti!" titah
ndak Andreas. Sekalipun itu Renata. Wanita yang pernah menjalin kasih dengannya. Namun, mer
il bergegas mengejar lelaki itu. Andrea
masih belum jela
banyak orang lagi," kata Renata sambil memeluk lengan Andreas yang terasa kekar. Bukanny
gak usah banyak tingkah. Ngerti!" kata Andreas penuh penekanan. Renata pun tak lagi mampu membalas ucapan Andreas tadi. Ia hanya mampu menatap kepergian lelaki
ap Sonya yang tiba-tiba datang dari belakang Re
k itu," ujarnya den
an Renata tengah asyik mencari titik-titik terlemah Renata di bagian lehernya. Dengan profesional Renata pun melanjutkan permainannya agar mereka berdua tidak kena
. Kemudian mereka mulai berjalan-jalan masuk satu per satu. Dan di
h menatap lurus ke arah para model dewasa itu yang tengah berjalan ke arahnya. 'Aduh. Gue bisa ngelakuin apa yang Andreas minta nggak ya? Kok gu
.. gugup Mas," uj
ngan baju minim. Tapi, akhirnya loe sekarang terbiasa juga, kan? Nah, sekarang loe bisa anggap ini awal dar
um begitu yakin. 'Tapi kata Andreas ada benarnya juga. Gue harus mulai terbiasa un
ra lewat mikrofon yang langsung menggema di seluruh ruangan itu. Dan tentu saja semu
di telapak kakinya. Tepat satu jengkal di atas lutut, terdapat selembar kain motif bunga yang melilit sampai di depan dadanya. Memang penampilan Aru
engan tangan yang gemetaran. Ia memegang ikatan kain yang hanya dimasukkan salah satu ujungnya di bagian dada Aruna. Semua tamu undangan pun
hnya yang aduhai. Sedikit demi sedikit. Para tamu pun melongo dengan mulut yang menga
Plok!!