pan rumah sederhana yang
ahkan ikan hasil pancingan dan meraih pancin
alah adik Aldo satu-satunya, Ardi tinggal berdua dengan Aba
pun membersihkan sisik ikan dan membuang kotoran yang ada
dengarannya. Namun, tak begitu jelas itu suara apa. Aldo mem
benar bersih. Aldo mengernyitkan dahi kala suara it
ebentar lagi subuh." gumamnya pelan. Akhirnya Aldo
Cetek..
etapi, apinya tak mau menyala. Dirinya menun
di tungku. Beberapa saat kemudian, api itu berhasil menya
as meja, Aldo seperti melihat sesuatu kelu
orang berbadan tinggi dan besar. Saat di perhatikan terus menerus, orang itu tib
.
ar di udara. Ikan yang sudah matan
Krukkk ..
hidung mancung, alis tebal dan ku
l nasi sisa kemaren, menyendok sampai ta
enanak nasi dan kembali ia isi beras agar saat ana
egera menyantap ikan dengan nasi, tak lupa mengg
ldo memegangi perutny
do segera mandi. Setelah selesai, diri
i benang pun. Aldo juga melirik sekitar, "Berantakan sekali? Padahal sebelum
bau tak sedap. Aldo berjalan menuju ranjan
a kali Aldo membangunkan, baru lah
in anak-anak juga," titah Aldo sembari berjal
nta hanya be
kan pakaian yang teronggok di lantai. Ia tersenyum mengingat kejad
rasakan hal yang aneh. Tak menghiraukan i
uap lebar. Akhirnya Sinta tidak jadi mandi dan di
*
*
amuala
umah masih dalam keadaan sepi. Biasanya, Sinta sudah menyapu di
ajadah dan sarung. Pintu terbuka, menampilka
ersama sajadah yang ia kenakan tadi da
a mendekat dan membangunkannya. Tangan Aldo menyentuh rambut Sinta. K
un Dek. Kamu
usik. "Iya, Mas. Sebentar lagi ya? Aku
ngun dan mandi. Mas mau membangunkan anak-anak dulu." Aldo seg
an Sheila tidur di kamar yang sama. Dengan ranjang 2 tingkat. R
Sembahyang
bangunkan. Perlahan Sheila menuruni tangga kayu yang ada di sisi tempa
do. Kedua anaknya pun mengangguk.
eram. Tak biasanya Sinta malas saat menunaikan i
tak suka. "Badan ku capek, Mas. Semalam kamu terlalu bersemangat
ontarkan padanya. 'Terlalu semangat? Semangat apa?' Na
kamu lakukan itu juga tanggung jawab, Mas. Sekarang bangun, mandi d
rnya berdiri dan menuru
*
*
nya tengah menyantap ikan goreng bers
ukan, pasalnya sedari tadi istrin
ambil sawi." Rafa menjawab dengan
"Kalau sudah selesai makan, Rafa antar ikan goreng ke
g bisa di pancing, pekarangan rumah yang bisa di tanami ubi ketela, cabai, tomat dan sayur mayur lainn
an warga di sini mengambil sawi di kebun miliknya. Tanpa di b
oreng ke dalam rantang dan mem
ucap anak lelakinya itu meminta izin. Di hari Minggu beg
Jangan
pintu dan berniat menghampiri sang istri. "Tum
erada di seberang sungai. Di pertengahan jalan, Aldo
Mak Siti menghenti
kebun, Mak?" Ald
tanya mau ke
do bergegas menuju hutan. Di sepanjang jalan, Aldo