an seorang diri. Kaki berayun pelan, menapaki jalana
ak bersedih atas wanita yang sudah berkhianat. Namun, rasa yang dimiliki sa
uara ban mobil tib
berpakaian serba hitam turun dari mobil itu. Bersam
berbadan kekar sudah mengelilinginya. Max mengenali orang-o
al kembali terdengar. Kali ini mobil sedan S
tu itu mengenakan setelan jas berwarna abu gelap, berdiri dengan gagah di samping mobi
son berjalan, menghampiri Max
kobaran api amarah dari sorot mata Jackson. Lagi-
anggil M
wajah tampan Max hingga tersungkur. Jackso
n janjinya kepada Jesslyn. "Jika tidak ingat Jessy
lagi, Dad. Aku tak ingin mendengarny
engan cepat meraih keras baju Max dan melayangkan tinju lag
ni sekali kau m
Kamu hanya memiliki dua
embali dilayangkan.
mengalir dari hi
endapat kebaikanmu. Dia sudah mengkhianati kita, Dad. Buka matamu!"
ngeras. Tangan mengepal e
Jackson urung untuk menghajar lagi. Sudah benar-benar muak
. "Wanita sampah itu sudah mendekam di penjara bersama pria kepaarat itu, Dad. Aku yang me
baju Max dengan kedua tangan, lalu menghempaskan kas
cepat salah seorang anak buahnya mend
nya?" tanyanya samb
ah,
ata meminta anak buahnya menyingkir. Lanta
t gentar khawatir timah p
ik pelatuk de
pipi dan telinga Max hingga darah bercucuran. Jackson sengaja tidak men
hnya bisa sekejam itu. Atas keberhasilan menangkap pengkhianat, harus
u." Jackson melempar senjata kepada salah satu an
ah melepaskan wanita seperti Jessy," sambungnya kemudia
ackson berpesan, "sembuhkan lukamu. Aku tidak ing
lu menutup. Orang-orang yang mengepung Max pun buba
wa daddynya sama sekali tidak mau mendengar. Jelas-je
*
ar Jesslyn sudah dibebaskan
i daddynya, Jackson Yan
aya menghantam meja, membuat seorang wanita
rahasia perusahaan keluargamu. Pasti daddy-
ntah pria bernama Brandon yang tak setuju. Seja
desis. Matanya menyorot tajam kepada Bra
tidak salah memang, Jesslyn dan paman Ron bu
bah jika dalam keadaan terdesak," k
. Sambil mengerat gigi, ia memikirkan cara unt
u," batin Max, lekas berdir
ini Max hanya memandang Jesslyn. Tanpa diduga keadaan berpihak padanya, kesempatan unt
ab Max menyingkirkan tangan Gl
u i
, Daisy tida
al kepada Daisy. Ya, Daisy dan Jesslyn meman
pa hari belakangan ini. Sebelum melajukan mobil, ia terlebih dahulu
ngsung menyalakan mesin mobil dan menancap gas. Melesat cepat me
n itu. Daisy yang tengah pusing memikirkan perus
ucapnya
an tubuh dan menghela napas berat. "Aku sedang membutuhkan ban
yang kamu buat. Aku sampai malu menunjukkan wajahku di depan Jessy," jawab Daisy
alu membela pengkhianat itu. Padahal ak
i nasib sahabatku terlalu mem
mu jangan membela pengkh
lahku tidak lebih kecil darimu, Max. Jadi aku tidak bisa membantumu dan ikut campur. Aku hanya bisa mengatakan, Jessy tidak pernah sekalipun m
as-jelas aku mengetahui dan menangkapnya sendiri. Kenapa masih d
b
salam kenal da
ng mau baca gr
di Faceebo
Eeng
follo