dalam room 214, membua
uka dulu pintunya." Arimbi meminta, perias pengantin
. Tebakan Arimbi benar. Kepala ibunya mun
harus ada di pelaminan. Tamu-tamunya sudah pad
hanya merapikan gaun Arimb
mulai ramai. Duh, Rimbi.
rharu melihat kecantikan anak gadisnya yang akan segera menjadi istri orang. Rasa har
an hati yang luar biasa untuk berada dalam posisi putrinya. Dihianati oleh calon suami dan s
erlu berterima kasih juga. Kecantikan Rimbi ini adalah titisan
Mata ibunya yang berair telah menjelaskan semuanya. Nasibnya memang menyedihkan. N
i Ibu karena kamu menuruni mata tajam ayahmu. Ya sudah, Ibu menyambut tamu-tam
mbi dengan Ganesha pun masih merupakan teka teki. Namun sebagai orang tua,
t, betapa Ganesha kerap menyempatkan diri menemani ayahnya check up ke dokter, ataupun mengantar ibunya ke salo
. Menurut pengalaman hidup Bu Ambar, laki-laki yang menyayangi ibunya, jug
nya. Bahwa ia kerapkali menjumpai Ganesha bersama
kan Ganesha pada Arimbi. Kalau tanpa pertimbangan yang kuat, mana mungkin mereka sebagai orang tua ma
eperti Ganesha lah, yang biasanya bisa menjaga cinta. Type or
anan dan hambar diakhir cerita. Semoga saja apa yang d
i pengantin yang menatapnya balik ini terlihat bimbang. Ada begitu banyak keraguan di kedua matanya
esha ini sangat tertutup dan misterius. Ia mengenal Ganesha hanya melalui cerita-cerita Seno dan juga Menik. Dari apa yang mereka berdua ceritakan, Arimbi sudah bisa menarik satu kesimpulan.
meminta apapun pada Seno. Kalau hanya sekedar makan-makan atau hadiah- hadiah kecil yang Seno berikan pada moment-moment tertentu ; seperti saat ia berulang tahun atau valentin
stri Ganesha. Entah apalagi kelak, julukan
amu sudah sah menjadi nyonya Ganesha Caturangga. Sudah sangat telat jika kamu menyesaliny
berwarna putih gading dengan bagian dada berbentuk huruf V model see through alias menerawang. Sementara di bagian pinggang menyempit dan
ikannya ini tidak bisa menutupi kepanikan di kedua matanya. Bukan pernikahan seperti ini yang i
epertinya ibunya sudah tidak s
n. Sepertinya ibu sudah tidak s
rwarna hitam dan dasi kupu-kupu berwarna senada, Ganesha terlihat gagah dan berwibawa. Dalam keadaan rapi begini, sekilas Arimbi melihat bayangan Seno di wajah Ganesha. Darah memang tidak bisa berbohong. Walau wajah Se
a melirik Tince. Ada tatapan meminta Tince untuk meningg
an ya, Rimbi? Nanti yey menyusu
h menuju ballroom. Tince mengerti. Ada hal yang ingin Ganesha bicarakan secara pribadi dengan Arimbi. Dirinya juga tahu kalau
kan pinggulnya di tepi ranjang. Ganesha tidak menjawab. Ia menutu
n di bawa ke mana a
i ngeri mendengarnya. Namun bibirnya
ginnya bagaimana?" Ar
kita, tepatnya." Ganesha menekanka
ng ingin Mas katakan. Nanti s
pertanyaan seraya menatap Arimbi dalam-dalam. Ia ingin mendengar jaw
no, ia hanya bertemu dengan Ganesha beberapa kali. Itu pun jikalau ada acara-acara keluarga yang memang mengharuskan mereka semu
emi nama baik keluarga kita berdua. Tidak ada urusan cinta ataupun perasaan sentimentil lainnya. Oleh karenanya, saya
amanya ini lah yang paling ia takutkan. Bayangan bahwa ia harus berkasih mesra dengan laki-laki yang seharusnya ia panggil kakak ipar, membuatnya genta
gin memperjelas situasi dan kondisi pernikahan kita." Gane
atanan bermasyarakat. Tetapi apabila kita telah berada di dalam kamar, maka kita ad
pa lama?" ta
gi berada dalam perkawinan ini. Kalau kamu sudah menemukan salah satu dari ked
h, Ganesha tidak
wanita lain, atau sudah tidak nyaman dengan pernikahan ini, maka Ma
menggele
asalah kenyamanan, kita sudah berjanji bahwa kita tidak akan mencampuri uru
nmu, kecuali kamu yang memintanya. Sampai d
ncampuri urusan pribadi satu sama lain. Kalau saya tidak nyaman atau menemukan laki-laki yang saya cin
sha mengacung
? Kamu set
ini win win solution. Tentu saja ia setuju. Mereka toh
terindah dan wajah sepasang mempelai yang tengah berbahagia. Ingat
harapan sekecil apapun padanya. Sebrengsek-brengseknya Seno, dia tetap
ankan memberi harapan, saya bahkan
adalah kakak iparnya. Justru Seno yang sekarang harus memangg
aya tidak akan berbicara pada Sen
tatanan bermasyarakat kita adalah suami istri. Jadi kit
rdiri. Namun ia kembali terduduk. Gaun megar berikut v
Arimbi menyambut juga uluran tangan Ganesha. Arimbi menumpukan lengann
214, mereka berdua berjala
a adalah pasangan
ha. Ganesha menyambut hangat dan berjalan mesra di sepanjang koridor hotel menuju
ha tiba di ballroom. Sebagian besar tamu memang penasaran saat mengetahui telah terjad
sepasang mempelai lainnya. Ya, Seno dan Nina memang mengadakan resepsi di hotel ini
ntuhan kecil di antara keduanya terlihat sangat alami. Seperti itu jualah Seno dan Nina memanda
an raut wajah nelangsa. Sementara Nina menatap bengis wajah Arimbi y
a. Karena aku akan kembali melenyapkan tawa itu da