/0/9919/coverbig.jpg?v=07a2650272d8b7e257d5b41a040e45b6)
Padahal mengejar mimpi jadi aktris Korea Selatan adalah impian aku banget. Tapi Karena ulah ayah yang menjodohkan aku sama anak Kiayi itu, hidup aku berubah derastis. Aku yang terbiasa hidup bebas, sekarang harus terkurung di rumah bersama laki-laki yang sama sekali gak aku cintai. "Kamu gak berhak ngatur aku Mas, ini hidup aku. Dan yang tau baik buruknya semua itu, ya aku sendiri." "Pernyataan kamu salah besar Rey! Yang paling berhak atas hidup kamu adalah saya! Karena saya suami sah kamu. Atau malam ini juga, saya minta hak saya sebagai suami kamu?" Rey langsung terpekik dengan ucapan suaminya! Akankah perjodohan ini berhasil untuknya? Atau justru Reynata lebih memilih pergi? Saksikan kisah ini ya teman-teman!
"APAAA??? Ayah mau jodohin aku? Ngawur! Projects iklan aku masih banyak dong, jangan seenaknya sendiri lah Ayah!"
Jujur, aku beneran kaget banget pas tiba-tiba ayah bilang aku harus menikah, ini gak salah ambil keputusan kan?
Aku memijat kepala berkali-kali dan berharap bahwa ini prank besar dari Ayah.
"Maafkan kami ya nak, ini yang bisa kami lakukan buat kamu. Buat kehidupan kamu ke depan!"
Ibu yang sedari tadi duduk di sampingku berusaha menenangkan aku yang pastinya merasa sangat terguncang.
"Hello, Ayah gak lagi ngelinduur kan, ini?Aku mentolerir banyak candaan, tapi gak yang satu ini loh, Ayah!'' kataku semakin merengek.
Rasanya aku pengen jitak kepalanya Ayah pakek palu, supaya Ayah tersadar dari buaian mimpinya.
Ngomong suruh nikah gampang banget kek nyuruh cebok!
"Rey, Ayah tidak pernah serius ini. Hidup Ayah udah hancur, Ayah sudah tidak punya apa-apa lagi. Ayah cuma memikirkan nasib anak perempuan ayah satu-satunya," jawab Ayah ku memelas.
"Ya kalau begitu kita hancur sama-sama aja Yah, gak harus tumbalin aku kan? Ayah kayak mau bikin proyek besar aja!"
"Rey, kamu gak boleh begitu sama Ayah kamu. Ini semua, usaha terbaik dari kita supaya kamu selamat dunia akhirat. Kita sudah salah mendidik kamu, sekarang saatnya kami bertanggung jawab, kamu paham tidak?"
Ibu mengguncangkan kedua bahuku, karena kesal.
Terus aku kudu guncang bahunya siapa supaya bisa menghentikan perjodohan ini?
Semuanya sama! Pengen aku menikah di saat bayang-bayang oppa Kim Seon Ho ada di depan mata.
Haruskah aku lepas impian aku itu? Tidak mungkin jawabannya!
"Lagian kalau mau nikah, aku harus nikah sama siapa? Kalau aktor papan atas, bisa lah aku pertimbangkan. Kalau sama rakyat biasa, say sorry ya Ayah! Aku mending kerja aja sampai ayah dan ibu kembali kaya raya lagi," decitku dengan percaya diri.
Aku harus mengutamakan impian aku yang udah tersusun rapi sejak aku lulus kuliah
"Calon suami kamu bukan hanya yang akan menyelamatkan di dunia, tetapi sanggup membawa kamu ke surga. Kamu tahu, apalah arti kita menimbun harta di dunia kalau akhirnya ketika mati hanya amal perbuatan yang dibawa. Ayah cuma mau menyelamatkan hidup anak Ayah."
"Iya siapa? Aktor-aktor juga banyak yang bisa baca Alquran, siapa Ayah?"
Aku mulai penasaran sama yang katanya, calon suami aku.
Soalnya, kalau calon suami aku aktor juga, kemungkinan aku bakal masih bisa kerja sebagai aktris dan bisa pergi ke Korea Selatan, karena sama-sama publik figur pasti paham.
Boleh nih, dicoba!
"Namanya Husein, dia...."
"Oooh, Husein Budiawan yah? Yang ganteng dan terkenal itu?"
"Bukan!" Ayah langsung memotong ucapan aku!
"Terus?"
Aku mulai gak enak perasaan ini.
"Husein Alfarizi sayang, anaknya teman Ayah kamu, Kiayi Umar, sewaktu kita masih tinggal di Bandung. Dia lulusan terbaik di kairo mesir.
Sekarang anaknya Kiayi itu, udah jadi ustadz dakwah yang terkenal di kotanya. Jangan tanya sifatnya, dia begitu baik dan ingsyallah bisa membimbing kamu!"
What's?? Ustadz? Dakwah?
"Ibu mau bunuh aku?"
Mereka berdua pun seperti tercengang saling pandang karena pertanyaan aku.
"Rey dengarkan Ayah!"
Ayah benar-benar bernada tinggi sambil menggebrak meja.
"Kok bisa kamu berpikir begitu Rey? Kita berdua cuma mau menyelamatkan hidup kamu yang sempat tersesat oleh kenikmatan dunia. Kamu tahu, kemarin malam ayah...."
"Kenapa Ayah?"
Melihat ayah berbicara dengan mata yang sudah berlinang air mata dan suara yang gemetar membuat aku juga ikut meneteskan air mata!"
"Ayah di titik terendah hidup ayah kemarin nak! Ayah sampai kehilangan harga diri. Kamu tahu siapa yang menyelamatkan hidup Ayah?
Husein nak! Laki-laki yang ingsyallah akan jadi imam yang baik buat kamu. Sekali saja kamu ikuti apa kata Ayah? bisa kan?"
Arrgghh!! Air mata aku semakin deras menetes. Aku jadi gak punya kendali buat menghentikan perjodohan ini kalau melihat wajah putus asa nya Ayah.
Aku lihat Ayah pasrah dan gak punya harapan apa-apa lagi, dan menurut yang udah dia jelaskan bahwa harta kami hilang, hutang di mana-mana, sponsor aku di Jakarta juga ikut mengundurkan diri.
Rumah sudah di sita, astaga.. siapa yang menipu ayah sampai seperti ini?
Tapi anehnya, ayath justru menempuh jalur lain. Daripada mempermasalahkan hal ini ke kantor polisi, Ayah lebih memilih bertaubat dan membersihkan seluruh hidupnya dari kemaksiatan dunia.
Dan aku ikut tersereet?
Gila! Aku gak bisa diam begini. Aku lebih baik mati daripada harus hidup tersiksa sama orang yang gak aku cinta.
Hancur sudah harapan ketemu, EXO, SNSD dan Super Junior!
Padahal aku ngefans banget sama Om Sehun.. Sial! Hidup aku amat sial!!
"Sudah Kang, biarkan Rey beristirahat dulu di kamarnya. Ibu rasa dia benar-benar terguncang dengan perjodohan ini!"
'Ibu, apa ibu tahu aku hampir meledak sekarang?'
Percakapan malam ini diakhiri aku yang gak berselera untuk hidup lagi. Seperti punya tubuh tapi arwahnya udah hilang.
***
Pagi-pagi buta, aku udah buru-buru cabut dari rumah. Bukan rumah aku, tapi rumah sewaan di kota Bandung yang kami tinggali sejak kami tiba dua hari yang lalu.
Yah, niatnya pen nenangin diri dari masalah ini, tapi sejak bangun tidur handphone aku bunyi terus, karena kabar kebangkrutan Ayah udah tersebar di entertainment tempat aku kerja.
Malu iya, dan lebih pastinya juga aku udah gak bisa ambil pilihan buat balik lagi ke dunia sana.
"Mau ke mana neng?" kata si tukang taksi itu.
"Uhm, jembatan Mangkurawang Mang!" jawabku acuh.
Bodo amat lah, aku cuma mau pergi ke satu lokasi yang aku searching di google map barusan.
Katanya lokasinya sejuk dan pas.
***
"Tidaakk!! Aku benci semuanya!"
Aku berteriak sekencang-kencangnya melampiaskan beban berat yang ku tahan beberapa hari ini. Tuhan sangat tidak adil!
Di saat semua manusia bisa meraih impiannya, kenapa aku harus gagal?
Salahnya di mana sih? Bodo amat!
Aku hanya mau mengakhiri hidup di sini.
Jembatan ini cukup tinggi untuk menghabisi nyawaku sekaligus. Kalau loncat dan mati, paling tidak ayah bakal merasa bersalah sudah merenggut mimpi anaknya.
Aku mengambil sebuah tape recorder yang ku gunakan untuk merekam pesan-pesan terakhir.
"Bye semua, bye Clara, bye Nadine, bye sayangku Reza. Gue pergi duluan, ya! Gue gak kuat hadapin kenyataan tentang perjodohan yang dilakukan ayah. Gue gak bisa merelakan mimpi gue!"
Tangisan ini gak berhenti, cengeng amat deh, udah kayak adegan di Drakor aja deh!
"Titip pesan buat bokap gue itu, supaya menyesali perbuatannya di samping mayat gue."
Lalu aku pun menekan tombol stop setelah berhasil merekam ucapan barusan.
Yah ceritanya itu tuh sebuah wasiat. Supaya mereka semua tahu tentang penderitaan aku saat ini.
Oke, saat keberanian melompat itu muncul, aku menaruh alat itu di saku celana lalu, mulai berpegangan erat pada besi-besi yang menempel kokoh di atas semen beton.
Ku angkat satu kaki dan mulai berusaha menjangkau area permukaan jembatan.
?
***
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"