/0/9350/coverbig.jpg?v=21e0d69022641272cf38427fb07a2578)
"๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ข๐. ๐ท๐๐๐๐ ๐๐๐ข๐, ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ข๐." Perbedaan kasta adalah tembok paling tinggi dalam hubungan Anara Quinzy Prayoga dan Andika Surya Gutama. Anara dan Dika hanya saling mengenal nama di sekolah, namun tidak akrab seperti sahabat-sahabat mereka. Mereka hanyalah sepasang remaja yang menikah karena terjebak cinta satu malam. Anara hanyalah anak seorang buru pabrik, berbeda dengan Dika yang berasal dari keluarga konglomerat. Memutuskan untuk menikahi Anara yang sedang mengandung darah dagingnya membuat kehidupan Dika berubah 360 derajat. Semua fasilitas dicabut Papanya, dan mengharuskan Dika berjuang untuk menghidupi Anara tanpa campur tangan orang tua mereka. Dika dan Nara๐ป
Malam pentas seni SMA Kencana berlangsung meriah sejak pukul 19:00 WIB. Pertunjukkan dimulai dengan masing-masing kelas menurunkan perwakilan mereka, untuk membawa nama baik. Ada beberapa sekolah yang turut mengikuti acara tersebut.
Setiap tahun, SMA Kencana memang membuat Pentas Seni di malam puncak perayaan HUT sekolah mereka.
"Dika, kemana?"
Cowok berparas tampan dengan alis yang tebal itu menghampiri satu temannya. Ia mengedarkan pandangan ke penjuru aula ini.
"Nggak tau. Udah pulang kali," jawabnya.
Mereka adalah Kevin dan Diaz. Dua remaja yang kini kebingungan mencari keberadaan sahabat mereka satu lagi. Sudah satu jam, mereka tidak melihat dimana anak konglomerat itu.
"Gila! Pensi baru dimulai dua jam lalu, itu anak udah pulang aja," ketus Kevin.
"Lo kayak nggak tahu Dika aja," balas Diaz.
"Yowes, lah, gue mau beraksi," ujar Kevin.
"Beraksi apaan!" Diaz tidak paham maksud Kevin, dan cowok itu mengerling genit, seolah memberitahu apa yang akan ia lakukan.
"Sialan lo!" decak Diaz.
Kevin berlalu meninggalkan Diaz. Sedari tadi, Diaz cemas memikirkan minuman soda milik Kevin yang hilang entah kemana. Pasalnya, minuman itu tercampur obat perangsang seksual yang tadinya akan Kevin berikan pada MayโธบMayoret Marching Band sekolah.
Diaz tidak sengaja membawanya, dan seingatnya, ia meletakkan botol itu diatas meja yang berada di kelas dua belas Bahasa.
***
"Dika berhenti! Aku mohon, hentikan!"
Suara seorang gadis di kamar hotel itu terdengar amat piluh. Ia menangis, dan mengerang kesakitan dengan tindakan cowok yang sangat ia kenali.
Andika Surya Gutama.
Kapten futsal SMA Kencana, incaran banyak kaum hawa di sekolahnya dan juga sekolah tetangga. Cowok itu seakan tuli dengan teriakan-teriakan gadis yang ia dekap erat tubuhnya. Akrabnya, cowok itu disapa Dika.
"Dika, sakit!" teriak gadis itu, dengan suara parau.
Ia sangat lelah, karena sudah terlalu banyak menangis. Tubuhnya dihajar habis-habisan oleh Dika, dengan kenikmatan bercampur sakit di pengalaman pertamanya.
"Sedikit lagi," desah Dika dengan mata yang terpejam, menikmati setiap inci tubuh gadis itu.
Pengaruh minuman yang ia yakini dicampur obat perangsang itu, membuatnya dikaluti hasrat seksual yang sangat tinggi. Dika tidak bisa menghentikan semuanya, karena hanya dengan cara seperti ini, bisa menghilangkan semuanya.
Ia jatuh diatas tubuh tak berbusana gadis itu, setelah mendapat semuanya. Rasa lelah, serta kantuk yang hebat membuatnya tertidur disana. Ia tidak tahu siapa yang baru saja ia setubuhi.
****
Ranjang berukuran kingsize itu sangat berantakan. Terlihat dua pasang tungkai kaki yang mengintip melalui selimut tebal berwarna putih. Ac di kamar itu masih menyala. Pakaian berserakan diatas lantai.
Dua pasang tungkai kaki tadi adalah milik sepasang remaja yang masih bergulat di dalam selimut. Mereka dalam keadaan tak berbusana.
Mengerjapkan mata, pemuda itu sudah sadar dari tidurnya. Tangannya masih melilit tubuh polos disampingnya. Ia terperanjat.
"What the fuck!" umpatnya.
Andika Surya Gutama. Pemuda tujuh belas tahun itu melihat ke dalam selimut. Terkejut melihat pemandangan pagi itu.
"Fucking shit!" umpatnya sekali lagi ketika ada bercak darah pada seprei putih.
Andika atau yang lebih sering disapa Dika. Ia tidak mengingat sama sekali apa yang terjadi malam tadi. Yang diketahuinya adalah sekolah mengadakan PENSI besar-besaran semalam.
Posisi tidur gadis yang Dika yakin sudah ia perawani itu memunggunginya. Dika menelan ludahnya susah payah, mencoba untuk mengintip wajah gadis itu.
"Anara?" Dika terperanjat.
Ya, gadis itu bernama Anara. Anara Quinzy Prayoga. Dibagian leher dan dadanya terdapat banyak bercak merah keunguan. Dika tidak mau membela dirinya sekarang, sudah pasti itu semua ulah brengseknya.
"Anara...," panggil Dika sangat lembut.
Gadis itu belum juga bangun. Dika mengguncang pelan tubuh polos Anara. Dan, tiba-tiba saja terdengar isakan kecil yang lolos dari mulut gadis itu.
"Anara, gue minta maaf," ucap Dika.
Anara masih menangis. Apa mungkin sebenarnya ia sudah bangun terlebih dahulu, dan hanya berpura-pura tidur?
"Minta maaf nggak akan bisa balikin apa yang udah kamu ambil dari aku," sahut Anara terbata-bata.
"Aku takut, Dika. Aku takut," lirih Anara.
"Lihat gue, Anara!" desak Dika.
Anara enggan bangkit dari tidurnya, ia menarik selimut itu untuk menutup wajahnya. Gadis itu cukup trauma melihat wajah Dika saat dengan tidak sopannya merobek pakaiannya dan lagi merenggut kesuciannya.
"Nara, gue bakal tanggung jawab. Gue nggak akan lari dari semua yang udah gue perbuat," pungkas Dika.
Dika menarik Anara agar mau duduk, dan berhasil duduk. Gadis itu menutup wajahnya karena malu. Untuk melihat wajah Dika pun rasanya ia tak sanggup.
"Percaya sama gue," pinta Dika.
Anara mendengar itu, dengan segala keberaniannya ia menatap Dika.
"Percaya sama kamu yang udah merusak masa depan aku?"
"Nggak gitu, Nara."
"Nggak gitu gimana, Dika?" Anara memukul dada cowok itu, ia menangis lagi.
Dika menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Ia usap punggung telanjang Anara. Pikirannya mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, sampai ia dan Anara berakhir diatas ranjang seperti ini.
***
SMA Kencana sedang melaksanakan upacara apel bendera. Ada tiga regu dalam upacara tersebut. Regu pertama untuk kelas X, regu kedua untuk kelas XI, dan regu ketiga untuk kelas XII.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya sedang dikumandangkan. Pagi itu terik matahari begitu menyengat.
Anara menoleh sekilas pada Ketrinโธบsahabatnya. Gadis itu sangat bersemangat di pagi yang membosankan ini.
"Nar, muka lo pucat banget. Lo sakit?" tegur Disa yang berdiri disamping Anara.
"Ng-gak." Brughh ....
"Anara!" pekik Ketrin dan Disa bersamaan.
Semua mata memberondongi Anara yang jatuh pingsan. Hal tersebut mengundang beberapa Osis mendatangi Anara. Alex dengan tubuh yang besar cepat-cepat menggendong Anara menuju UKS. Upacara masih terus berlanjut.
Di waktu yang sama, namun tempat yang berbeda. Tiga cowok berseragam putih abu sedang duduk dengan sebatang rokok pada masing-masing jemari mereka.
Mereka adalah Dika, Gerald, dan Kevin. Tiga cowok yang sudah bersahabat sejak duduk di bangku kelas X. Dan ada satu lagi, namanya Diaz dan dia sedang absen hari ini.
Hari ini mereka bolos. Oh, lebih tepatnya hanya pada upacara bendera saja, karena hari ini kelas akan mengadakan kuis.
"Gagal terus perasaan," decak Kevin di tempatnya.
"Gagal apa?" tanya Gerald, dan Dika hanya menatapnya datar.
"Gagal tidurin si May," jawab Kevin. Kelvino putra. Sudah lama ia mengincar Mayโธบmayoret marching band SMA Kencana.
"Ngebet banget lo sama si May," kekeh Gerald. "Si May doyannya sama Dika."
"Bukan tipe gue," timpal Dika.
"I know," sahut Gerald. Pandangannya beralih pada Kevin. "Emang lo ngerencanain apa lagi buat dapetin itu cewek."
"Gue campur obat perangsang diminumnya and you know, gelas itu dibawah pergi sama Diaz brengsek," ujar Kevin begitu kesal.
Dika menyerngit. Ada sesuatu yang dia ingat tentang malam pentas seni itu. Danโธบbenar, malam itu Diaz memberikan minuman soda padanya.
"Dosisnya tinggi banget," jujur Kevin. "Nggak tahu dibawah kemana sama Diaz. Yang pastinya karena minuman itu pasti ada yang berakhir diatas ranjang."
Wajah Dika berubah pucat. Ia langsung teringat akan Anara. Sudah satu bulan ini Dika tidak melihat Anara. Gadis itu menghindar darinya.
"Ketrin masuk nggak hari ini?" tanya Gerald pada Kevin.
"Masuk." Kevin sibuk melihat ponselnya, "dia lagi di UKS, katanya Anara pingsan."
Kevin dan Ketrin adalah kembar. Maka dari itu, saat pertama kali Gerald mengatakan bahwa dia menyukai Ketrin, Kevin sangat mendukung. Gerald itu anak yang baik.
"Anara pingsan?" Dika terlihat panik.
"Iya. Kenapa lo gitu banget?" tanya Kevin.
Tidak mengindahkan pertanyaan, Dika segera meraih kunci motor dan juga jaket miliknya, mematikan rokok pada asbak. Ia melangkah keluar dari kamar kost Gerald.
***
"Lo pasti nggak sarapan 'kan Nara?" tanya Ketrin seraya membuka kemasan bubur ayam. Ada Disa juga disampingnya.
Ketrin dan Anara sudah bersahabat sejak SMP, sedangkan Disa baru ketika mereka masuk SMA ini.
"Nar, lo sakit?" tanya Disa.
"Aku cuma nggak sarapan," sela Anara.
"Ya udah, gue suapin, lo kelihatan banget lemasnya," timpal Ketrin.
Anara tersenyum dengan wajahnya yang pucat. Mulutnya terbuka menerima suapan pertama itu. Dua sahabatnya memang sangat peduli padanya.
Upacara apel bendera baru saja selesai.
Ceklek ...
Bunyi tuas pintu UKS terbuka. Tirai pada brankar yang dibaringi Anara memang sengaja dibuka, itulah sebabnya ketiganya dapat melihat siapa yang datang.
Dika segera menghampiri mereka. Banyak tanda tanya yang ada pada kepala Ketrin dan Disa.
"Ngapain lo?" tanya Ketrin, ketus.
"Bisa keluar sebentar? Gue ada keperluan sama Anara," pinta Dika.
"Tumben?" celetuk Disa.
"Aku lagi makan," terang Anara, yang secara tidak langsung mengusir Dika.
"Please, lo berdua jangan sampai gue emosi disini," sentak Dika.
Ketrin melengos, dan mengajak Disa keluar dari sana.
Sepeninggal dua gadis itu, Dika segera berdiri tepat disamping Anara yang sama sekali tidak ingin melihatnya.
"Anara Quinzy Prayoga," sebut Dika.
Dika menarik dagu Anara, agar gadis itu mau menatapnya. Entah mengapa, melihat Anara yang mendiaminya membuat batinnya sefrustasi itu. Padahal sebelum kejadian one night stand itu, mereka tidak saling bertegur sapa, walaupun Disa dan Ketrin sering mengajaknya bergabung bersama Dika cs.
"Akhi-akhir ini gue sering sebut nama lengkap lo," ujar Dika.
"Ngapain kamu kesini?"
Dika menatapnya serius, ia menggenggam tangan Anara sangat lembut. "Mau memastikan bahwa saat ini lo sedang mengandung anak gue."
Anara tertawa. "Aku pingsan bukan karena hamil. Aku emang nggak sarapan."
"Iya, gue tau. Tapi, nggak ada salahnya 'kan kalau lo mau coba pakai ini?" Dika mengeluar alat tespack dari saku kemeja sekolahnya, yang mana membuat Anara terkejut.
"Aku nggak mau!" tolak Anara.
"Atau emang lo udah pernah coba dan positif gitu?" Tatapan Dika berubah tajam, mendesak Anara agar mau menjawab pertanyaannya.
"Nggak!" hardik Anara.
"Ya udah, ikut gue ke toilet sekarang."
Dika menarik keluar Anara, ia harus memastikannya.
"Mau lo bawah kemana Anara?" tanya Ketrin menghadang Dika.
"Gue ada keperluan sama temen lo. Minggir!" Dika menyerobot Disa dan Ketrin, membawa serta Anara menuju parkiran.
"Kita cuma mau ke toilet, kenapa jadinya kesini?" Dika memakai helmnya, lalu naik ke motor.
"Naik. Nggak mungkin lo pakai itu di sekolah. Nara," perintah Dika.
Anara begitu canggung. Namun ia segera menaiki motor sport Dika. Entah, mau kemana Dika membawanya.
Meninggalkan Akmal adalah keputusan final yang dipilih Helsa. Namun kepergiannya tidak sendiri, Helsa membawa sebagian dari laki-laki itu. Adryan Van Brawijaya. Seorang dokter residen di Mawar Medika yang sedang mengambil spesialis Hematologi dan Onkolagi di salah satu universitas ternama di Jakarta. Pernikahan dadakan yang dilaksanakan bersama Helsa tidak membawa perasaan curiga oleh keluarganya. Sampai pada suatu hari, sebuah rahasia besar terkuak dalam pernikahan mereka. Helsa tengah mengandung anak dari mantan kekasihnya. Pernikahan yang seharusnya diawali dengan kebahagiaan berubah penuh air mata. Helsa diderah perasaan bersalah dan juga kebencian dari Ibu mertuanya.
Demi bisnis yang menguntungkan dirinya sendiri Rian tega menjual kekaksihnya pada seorang tuan muda yang bernama Albert. Albert menjadikan Renata yang merupakan seorang mahasiswa pertanian sebagai budak ranjangnya setiap hari, jika Albert marah Renata harus melayani Albert yang menyakitinya. namun seiring berjalannya waktu Albert memiliki rasa pada Renata dan menjadikannya pendamping hidup meski Albert harus menentang orang tuannya dan memutuskan pertunangannya dengan seorang wanita pilihan orang tuanya.
Syifa, yang seorang Ibu rumah tangga dengan ketiga anaknya, harus menerima kenyataan bahwa sang suami yang bernama Danu tega mengkhinatinya dengan sahabat istrinya sendiri. Syifa sama sekali tidak bersedih, justru dia akan membalaskan dendam pada sang suami dan juga selingkuhannya dengan caranya yang cerdik. Apakah itu? Yuk kepoin dan baca ceritanya hingga tamat.
Sepasang Suami-Istri yang hidup bahagia, dan sudah mempunyai seorang Putri kecil, Kehidupannya mereka Cukup mapan, dimana Angga sang suami bekerja di bidang Export-Import. Kehidupan percintaan mereka juga cukup baik, "Ratih" yang mempunya body bak Gitar Spanyol, tubuh yg tinggi, dan wajah yang cantik, demikian juga "Angga" si Suami, Badan yang Atletis, wajah yang tampan dan bersih. Suatu malam, Maling memasuki rumah mereka, selain menguras harta, tapi juga menguran keringat "Ratih & Angga" bagaimana kelanjutan-nya & Perubahan apa yang akan dirasakan Suami-Istri tersebut? silahkan di simak!
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!