/0/8021/coverbig.jpg?v=c9e583396110f21184859d65cae15a6d)
Revan tidak akan pernah menyadari sesuatu yang tidak pernah dia pikirkan. Selama ini hidupnya cukup kerja, kerja, dan kerja. Untuk masalah hidup percintaan, tidak pernah sama sekali pada di benaknya. Tetapi, satu hal yang tidak bisa dia tinggalkan. Ketika terhubung soal kasus dan masalah, Revan selalu turun tangan untuk menyelesaikannya. Hal itu membuat dirinya sangat frustrasi. Revan harus melindungi dan menjaga seseorang yang sebenarnya bukan urusannya. Namun hal ini sangat penting dan harus diselesaikan sebaik mungkin. Menyangkut masalah seorang wanita. Revan tidak pernah ikut campur soal hubungan rumah tangga seseorang. Ketika sudah terjadi, Revan harus mengorbankan semua demi wanita yang memang bukan siapa-siapa. Apakah suatu saat nanti Revan bisa bertemu lagi dengan wanita yang sudah mengisi hidup dalam kekosongan?
Seyakin apa kamu melakukan sesuatu yang bukan hak milikmu. Jikalau kamu yakin dan percaya itu ada, pertahankan dia. Kenapa harus mendiami, kenapa harus membiarkan dia melakukan seorang diri. Itu akan membuat kamu semakin menderita jika kamu memang sangat mengharap dia ada untukmu.
Kita tidak akan tau, kekuatan mana yang akan memberi kesempurnaan. Kita perlu melakukan satu meskipun perbedaan jarak tidak sama. Kita selalu mendapat perselisihan, bahkan perselisihan itu membawa sebuah faktor unsur yang sangat simpel.
Aku akui, kamu mencintainya, tapi bukan cara kamu membisu, dan melihat dia secara senyum yang hampa. Apakah bisa kamu seperti ini terus. Melepaskan dan merelakan dia, dimana janji yang kamu berikan untuknya. Sampai kapan kamu berdiri tegap di sini. Tetapi perasaanmu perlahan-lahan akan lenyap.
Kejar dia jika kamu merasa dapat berikan lebih dari kebahagiaan dia alami. Kejar dia, jika kamu tidak akan pernah lagi melepaskan dan merelakan semua yang bukan miliknya. Kejar dia, jika kamu ingin menggenggamnya meskipun terakhir kalinya.
"Sedang nulis apa, sih?" ke kepoan Sania mulai menjadi-jadi.
Selama ini Sania memang tergolong cewek paling acuh urusan kepribadian para laki-laki. Tetapi ini akan jauh berbeda. Sania belum pernah merasakan sikap seorang kakak laki-laki yang selalu dia panggil abang.
Sejak Anita melahirkan dan Anita dipulangkan ke mantan suaminya. Bukan mantan suami. Anita belum resmi bercerai. Hanya masalah biasa harus dibawa ke masalah serius.
"Cuma tulis laporan peraturan baru buat bos nanti," jawabnya segera dia menyudahi buku tulis yang sangat tebal.
Sania memasang kurang yakin dan kurang puas dengan jawaban dari Revan. "Laporan? Peraturan baru?"
"Iya, kemarin bos telepon gue, katanya ada peraturan buat anggota yang baru datang ke kota ini. Bos ingin buat peraturan agar gak ada kejadian-kejadian kayak tahun-tahun sebelumnya," kata Revan, memasukkan buku itu ke laci meja dan tidak menguncinya.
Sania memperhatikan meja itu, Sania masih bersikap biasa. Bertanya seraya seperti pembahasan kantor dan pekerjaan. Sania bukan cewek yang blak-blakan. Kadang blak-blakan itu juga tergantung suasana hatinya.
"Peraturan apa tuh? Bukannya peraturan kemarin lu buat masih berlaku? Belum kadarluarsa loh?" Revan tercegah. Dia mencoba mencari alasan lain.
"Kata bos itu uda gak berlaku lagi," ucapnya cepat.
"Masa?"
"Iya, uda, ah. Elu makin hari makin bawel," Revan beranjak dari duduknya dan segera ke kamar buat mandi.
"Elu gak rindu sama Anita?" tetiba Sania menyebutkan nama itu saat Revan baru mengangkat ke kamar mandi.
Revan kembali tercegah diam, Sania berjalan dan membuka isi laci yang masih terpasang kunci di sana. Dibukanya buku itu dimana Revan tadi tulis. Revan menoleh dan menatap Sania sangat tajam.
"Abang gak perlu menyimpan sendiri. Gua tau Abang sangat rindu padanya, kan? Kenapa gak kejar dia?" tutur Sania, berikan peluang untuk Revan.
Revan belum menyahut. Dia masih berdiri di sana. "Bang, bagaimana pun Anita uda bagian hidup kita. Bagaimana hidupnya? Saat dia melewati semua rintangan yang ada. Dia mempertahankan kandungan itu meskipun dia harus hancur. Gua tau, Abang memilih diam, memilih untuk menjaga perasaannya, melindungi atas perintah. Tapi gak salah Abang mengejar walau itu kesempatan, kesempatan gak akan bisa mengubah sedia kala," papar Sania.
Sania juga merasakan itu. Dia sangat menyayangi Anita seperti saudara kakak perempuan. Bahkan dia juga sangat mencintai Anita seperti kekasih atau sosok ibu yang kuat. Sampai kini Sania baru merasakan betapa kehilangan orang sudah anggap bagian hidup mereka. Merasa utuh. Penuh segala canda dalam suka duka.
Setelah Herbert dipulangkan pelukan keluarga sesungguhnya. Mungkin Sania ingin memohon kepada laki-laki itu untuk mempersilakan Anita menetap terus di sini. Itu tidak akan mungkin bagi Sania. Karena Sania tidak berhak memerintahkan itu semua. Sania bukan perempuan merebut kebahagiaan. Mungkin Anita memang sudah pantas kembali dipangkuan laki-laki yang benar-benar dia cintai dan untuk anaknya.
"Gua gak rindu dia. Dia sudah bahagia dengan laki-laki dia cintai. Gua hanya diperintah buat lindungi dan menjaganya. Bukan mengikatnya. Dia bebas untuk memilih bersama siapa. Dari awal semua sudah sepakat, gak ada hak untuk saling melukai dan menyakiti," ucap Revan, setelah dia lama diam.
Retakan itu mungkin akan menjadi sisa bekas yang tidak bisa dia sembuhkan. Revan tidak akan pernah menarik semua kalimat-kalimat yang pernah dia ucap. Mengingat itu semua mungkin dia tidak akan pernah menerima dan menyetujui kasus pada wanita itu.
Namun semua telah terlanjur, Revan sudah menganggap Anita adalah wanita yang pantas diberi kasih sayang. Kasih sayang bukan sekadar rasa dan perasaan saling mencintai.
"Yakin, lu gak rindu dia? Terus ini apa?"
Sania menunjukkan sebuah buku tebal dan juga sebuah kotak yang akan dia berikan kepada Anita. Revan tidak menjawab, dia memilih masuk ke kamar mandi. Sania yakin Revan sangat rindu pada Anita.
Beberapa menit kemudian, Revan ke luar dari kamar mandi. Segar rasanya, aroma shampo pun tercium oleh Sania, masih perhatikan buku penuh kalimat di sana. Sania memang tidak mengerti soal Kisi-kisi puisi seperti Revan buat seperti lagu ciptaan. Tetapi, anehnya Sania penasaran mulai sejak kapan si abangnya mulai menyukai tentang tulisan.
"Lu gak kerja? Mandi sana?!" Revan merebut bukunya. Kemudian dia masukan kembali ke laci meja tidak lupa dia kunci. Kunci yang tertempel di sana dia cabut.
Sania mengamati terus sikap abangnya. Sania memang sering suka bikin Revan kesal. Aneh saja, Sania bukan tidak kenal Revan. Seorang adik perempuan pasti sudah tau sifat abangnya gimana.
"Gua heran sama Abang. Mulai sejak kapan Abang suka nulis-nulis puisi? Perasaan ya, gua tau banget kalau Abang gua itu paling anti namanya kalimat puitis, apa jangan-jangan...."
Sania belum selesai ngomong, Revan sudah melempar handuk ke mukanya. Jadinya Sania terdiam. Walaupun Revan sudah selesai berpakaian. "Udah, mandi sana! Gue tinggalin elu tar!"
"Jawab dulu, sejak kapan Abang mulai suka ...."
"Gue tunggu elu di bawah, kalau elu gak kunjung turun gue tinggalin!" ancamnya, kemudian menghilang begitu saja.
Sania hanya bisa menjawab dengan pertanyaan dia tanyain ke Revan. "Sejak mengenal Anita."
Revan masih menunggu sambil mengisap sebatang rokok di tangan, sambil menunggu si adik perempuan yang belum juga keluar dari rumah kontrakan. Tak lama kemudian sebuah ponsel bergetar dari saku celana jins nya. Dia pun mengeluarkan ponsel itu. Dilihat nomor kontak tidak dikenal. Dia kembali mengabaikan nomor itu. Malahan dia menelepon orang lain.
"Sudah belum? Lama banget?!" gerutunya sambil membuang putung rokok dan diinjak hingga kempes tak berbentuk.
Sania keluar dia mengangkat telepon dari sang Abang yang tidak sabaran sekali. "Iya ini juga sudah keluar, sabar dong!"
Di dunia khayalan tentu merasa menginginkan suami yang tampan - kaya - baik hati - dingin - tegas - penyayang, bukan? Lalu bagaimana di dunia nyata? Pernah memiliki seperti itu? Ya mungkin ada tapi tidak semua rata-rata atau sebagian. Namun ini hanyalah cerita. Bukan cerita yang bisa dijanjikan menjadi nyata. Bagaimana dengan Ferawati Christian Sugiono. Keluarga mampu selalu mengganti pasangan atau pacar hanya demi kesenangan hidupnya sendiri. Di usia 25 tahun para sahabat telah menikah memiliki segalanya, sementara dirinya masih berdiri menunggu seseorang untuk melamar seperti sahabat-sahabatnya. Lantas bagaimana kehidupan perjodohan dari orangtuanya itu? Apakah Fera bisa melewati semua kehidupan barunya?
WARNING 21+ Hanya sebatas pernikahan biasa, bukan pernikahan semata yang langsung bahagia. Anita Azaelia, ia adalah sosok wanita yang menginginkan kebahagiaan masa depan yang telah dikhianati oleh masa lalunya. Anita tidak pernah merasakan gejolak pada pernikahan yang telah diselenggarakan secara instan. Sejak kejadian menimpa saudara kandungnya, ia dijadikan jaminan sebagai tembusan atas kerugian menimpa abangnya sendiri. Ya, Anita tak menyangka hidupnya penuh segala cobaan yang dilaluinya. Bahkan ia tidak merasa rasa cinta dari suaminya yang telah dinikahkan olehnya. Apakah Anita dapat melewati semua cobaan setelah pernikahan tak terduga ini membuat ia harus melampaui semua batas-batas konflik terhadap nasibnya? Inilah Kisah Pernikahan Anita, diambang keresahan dan kepedihan.
Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Cerita rumah tangga dan segala konflik yang terjadi yang akhirnya membuat kerumitan hubungan antara suami dan istri