/0/6219/coverbig.jpg?v=25d7b7bc72f275a510b245e01d1a69b1)
Pernikahan antara Rafaele Jefferie dan Belleza Chiara Steel, hanyalah sebuah bentuk persekutuan antar dua klan besar Mafia. Tak ada cinta, apa lagi kisah romansa di antara mereka. Semua hanya beratas-namakan bisnis. Mengorbankan impian seorang gadis yang sejak lama begitu mendambakan cinta sejati. Laki-laki baik, lembut, dan juga romantis. Tentu saja, bukan hal yang bisa didapatkan dari sosok sang putra Mafia-Rafaele Jefferie. Minum teh bersama di pagi hari. Morning kiss di atas tempat tidur. Juga candle light dinner di hotel berbintang. Semua angan-angan itu musnah. Kini Bella justru harus ikut terjun menjadi seorang pebisnis seperti ayahnya (Alaric Steel). Dan juga suaminya. Sebuah dunia yang bahkan tidak pernah terbayang akan ia jalani. Suatu ketika, sebuah rahasia besar terungkap. Hingga membuat Bella semakin mengutuk nama Rafaele Jefferie. "Kau hanya perlu menyerahkan tubuhmu untukku. Jangan buat aku membebaskan iblis yang sekian lama terkurung." Rafaele menyudutkan Bella sampai ke sudut dinding kamar. Bella tak punya opsi lain. Dia memang telah kehilangan hak atas tubuhnya sendiri, sejak dibawa masuk ke dalam istana Jeffie. Kini, dia harus tunduk. Takhluk di hadapan Rafaele yang agung. Melawan, sama saja kiamat bagi ayah dan kakaknya. "Baiklah. Ambil sebanyak yang kau mau. Tapi biarkan keluargaku hidup." Dalam keputus-asaan Bella meminta. Namun, di luar dugaan. Setelah Bella menyerahkan diri sepenuhnya pada Rafaele, tiba-tiba Alaric ditemukan tewas ketika tengah melakukan pertemuan bisnis di wilayah klan Jeffie. Tak urung, Bella menggila. Ia menuduh Rafaele adalah orang yang telah menghabisi ayahnya. Sementara itu, sang pengkhianat tersenyum puas ketika mengetahui Bella tengah mengandung anak Rafaele. Inilah point dari segala intrik yang sekian lama berlangsung. Akankah Bella mampu membalaskan dendamnya? Atau justru Rafaele yang akhirnya benar-benar menuntaskan segala kebenciannya pada keluarga Steel selama ini? Siapa dalang sebenarnya dari semua masalah yang ada? Selengkapnya hanya ada di sini. Belenggu Cinta Sang Pangeran Mafia Ketika panasnya dendam, bercinta dengan gairah cinta sang putra Mafia. Semua terbakar. *** Mari saling sapa. IG Author @_moon_author
"Jika aku sampai mati, maka bisa kupastikan Ayah dan Kakakmu juga akan segera menyusul. Kalau memang begitu maumu, banyak orang di luar sana yang bisa mengabulkan."
Gadis dengan celana jeans hitam ternganga, setelah mendengar apa yang diucapkan oleh laki-laki di depannya saat ini.
Rafaele Jefferie. Kuat, berwibawa, tidak terkalahkan. Siapa sangka, laki-laki yang tak lain adalah pemimpin klan mafia dari keluarga Jeffie itu, segera akan menjadi suami dari Belleza Chiara Steel. Gadis manis, yang menghabiskan hampir separuh umurnya menjadi seorang kasir supermarket.
Bukan inginnya seperti itu. Semua terjadi, imbas dari perang antar klan yang pernah terjadi puluhan tahun silam. Membuat Bella, terpaksa harus diungsikan jauh.
Alaric Steel. Ayah kandung dari Bella, merupakan seorang pemimpin klan dari keluarga Steel. Ia kehilangan sang istri, dan juga sebelah kaki kirinya atas peperangan brutal tersebut. Demi melindungi hidup Bella, yang mana kala itu masih seorang balita, Alaric kemudian mengirim sang putri untuk dititipkan kepada adik angkatnya.
Dirawat dan diasuh oleh sang paman, Bella pun tumbuh menjadi seorang gadis manis, cerdas, mandiri. Dan satu lagi, tangguh. Ya, meskipun benar selama ini dia hidup tanpa mengetahui siapa Ayahnya yang sesungguhnya, tapi darah petarung senantiasa mengalir dalam diri gadis berusia 22 tahun tersebut. Sejak berumur 10 tahun, Bella memang sudah diajari keterampilan bela diri oleh sang paman. Tidak tanggung-tanggung, beberapa medali dan penghargaan pun berhasil Bella sabet dari hasil kejuaraan bela diri yang diikutinya setiap beberapa tahun sekali. Membuktikan, bahwa kemampuan Bella tidak bisa dibilang remeh. Dia berbakat. Secara alami.
Dan kini, ketika tiba-tiba Bella diambil kembali oleh Alaric, dia dihadapkan pada sebuh kenyataan paling konyol. Perjodohan.
"Sialan! Kau pikir aku datang jauh-jauh dari Thailand hanya untuk menyerahkan diri padamu, hah!" Bella berseru sengit. Matanya menajam pada wajah yang kini masih berdiri penuh wibawa di hadapan. Ia lantas maju beberapa langkah, berhenti tepat di depan tubuh tinggi dengan balutan kemeja putih itu.
Rafaele hanya tersenyum singkat, ketika melihat wajah cantik yang kini tengah mendongak. Harus begitu, sebab Rafaele memang memiliki postur tinggi yang cukup jauh dengan Bella. Walau dalam posisi berdiri, kepala Bella saja hanya setinggi dada Rafaele.
"Kupikir kau sudah tahu semuanya. Tapi mungkin aku salah. Apa harus aku yang menjelaskannya dari awal?" balas Rafaele. Suara berat itu baru saja mendorong Bella mundur selangkah ke belakang. Mendadak ia merasa baru saja diancam, hanya dengan aksi Rafaele mengembangkan senyuman.
Ya Tuhan, senyum itu benar-benar terlihat sempurna. Garis bibir, bentuk alis, rahang yang tegas, serta sepasang manik hitamnya, menjadi perpaduan terbaik dari wajah sang pangeran mafia. Satu-satunya putra yang dimiliki oleh Henry Jefferie. Sayang sekali, Henry harus wafat dua bulan sebelum kembalinya Bella ke Sisilia. Sebuah pulau indah di selatan Italia. Terletak di laut tengah. Menjadi asal-muasal lahirnya mafia dan gengster. Tak sedikit di antaranya, yang berhasil menguasai kota-kota besar di Amerika Serikat dan Eropa.
Termasuk juga Henry. Ia menjadi generasi penerus dari pemimpin mafia terdahulu, dan secara otomatis juga telah diturunkan kepada Rafaele. Putra tunggalnya.
Manusia tetaplah manusia, tidak peduli seberapa berkuasa dia ketika di dunia. Sehebat apa Henry, nyatanya ia harus kalah oleh jantung koroner. Penyakit yang menggerogoti kesehatannya selama ini. Ia dinyatakan meninggal setelah perjuangan selama setengah tahun terakhir. Menyisakan Rafaele, pangeran dari keluarga Jeffie, yang kini resmi menjadi pemimpin penerus dari keluarga Jeffie.
"Jika harus jujur, aku pun tidak ingin menikah denganmu. Tidak juga wanita lain. Hidupku milik klan Jeffie. Banyak beban dan musuh yang otomatis akan menjadi milik istriku juga, jika aku menikah." Rafaele melanjutkan. Ia menggulung kedua lengan kemeja hingga sebatas siku. Lantas mendekat pada sofa berbentuk leter L di samping kanan. Menjatuhkan tubuhnya duduk di atas sana. Menyandarkan punggung dengan nyaman, diakhiri mengepang kaki ke atas meja. Meja kayu bulat, yang terletak persis di depannya berada.
Sampai detik itu, diam masih menjadi pilihan terbaik bagi Bella. Meski dadanya penuh dengan rasa marah, tapi entah kenapa dia masih ingin mendengar Rafaele bicara. Gadis itu berkedip kecil, sekilas mengagumi betapa aura seorang Rafaele sangatlah kuat dan mengintimidasi. Dua lengan kokoh yang baru saja Rafaele rentangkan. Ia letakkan pada masing-masing sisi tempatnya duduk. Bagai sebuah tanda, bahwa dirinya lah yang berkuasa. Dan Bella? Dia hanya seorang pendatang. Sama sekali tak memiliki effort apa pun di sana.
"Tapi, aku bukan orang yang bisa memilih, saat yang menjadi jaminannya adalah klan. Juga, kau," imbuh Rafaele lagi. Mengacungkan satu telunjuknya ke arah Bella berdiri. Hanya sekilas, kemudian tangan itu kembali ke atas pangkuannya.
Bella mengernyit. Wajahnya melengos ke samping, meninggalkan tatapan mata Rafaele yang sedari tadi tak mau lepas darinya. Sadar, apa yang dikatakan laki-laki itu memang tidak salah. Bella masih ingat jelas, apa saja yang sudah dikatakan oleh Alaric padanya tentang pernikahan. Sebuah bentuk lain dari persekutuan antar dua klan. Ya, pernikahan yang harus dilakukan oleh Rafaele dan Bella, tak lebih hanyalah jalan pintas untuk menguatkan klan Steel dan Jeffie.
Apa lagi setelah Henry jatuh sakit, banyak pihak yang mengincar wilayah dan kekuasaan milik keluarga Jeffie. Maka, sebelum Henry meninggal, dia pun melakukan negosiasi dengan Alaric untuk menjadi sekutu. Tidak ada cara lain, selain menikahkan putra-putri mereka. Dengan bersatunya dua keluarga, maka dapat dipastikan segala kekuatan dan kekuasaan menjadi dua kali lipat lebih besar. Hal tersebut tentu sangat mampu meminimalisir kemungkinan buruk yang akan mendatangi mereka. Dalam bisnis ini, apa pun bisa saja terjadi. Dan yang harus dilakukan adalah; bersiasat. Bertarung antar klan, hanya akan mendatangkan perang lagi. Dan itu merupakan sesuatu yang harus dihindari.
"Kau mungkin tidak tahu, bahwa sepersekian wilayah operasi milik Kakakmu, sebagian besar masih berada di dalam teritoriku. Sekali aku mencabut izinnya, Kakakmu bisa mati kapan pun, oleh senjata orang-orangku yang ada di sana." Dan demikian kalimat dari Rafaele, yang sukses mengusik seorang Bella.
Gadis itu menegang. Dua telapak tangannya mengepal erat. Netra dengan bulu mata lentik itu kian sengit menatapi Rafaele. Sama sekali tidak pernah menduga, jika sekembalinya ia ke Sisilia, hanya dipergunakan untuk memperkuat bisnis sang ayah. Lebih dari itu, Bella pun dipaksa harus menikahi laki-laki yang bahkan baru ditemuinya hari ini. Gila!
"Kau mengancamku." Bella berdesis geram. Dia paling tidak suka diancam. Apa lagi oleh seseorang seperti Rafaele.
"It's your choise. Aku tidak mengancam. Tapi hanya mengingatkan. Kau menolak pernikahan ini, sama saja dengan mendekatkan maut untuk Ayah dan Kakakmu. Pikirkan itu, Belleza." Rafaele menjawab begitu santai dan tenang. Kini ia terlihat mengambil gelas kristal berisikan minuman anggur dari atas meja. Meneguknya sedikit, masih dengan mata yang berpusat pada sosok cantik berambut pendek di sebelah sana.
Topi yang Bella kenakan mungkin membuat wajah itu sedikit terhalang. Tapi tidak menyulitkan Rafaele, melihat bibir pink Bella yang merapat ketat. Ekspresi menahan diri. Rafaele bisa membaca hal tersebut.
"Aku bersumpah, begitu kita menikah ... kau benar-benar akan mendapatkan seorang istri yang sangat buruk, Mr.Jeffie." Kali ini Bella akhirnya angkat suara. Membalas cukup berani, atas kalimat Rafaele yang sudah ia anggap sebagai sebuah ancaman.
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
"Bagaimana mungkin seorang dokter spesialis kesuburan justru mandul?!" Felicia Hera adalah seorang dokter yang sudah berhenti bekerja semenjak menikah dan fokus mengabdi kepada suaminya. Namun, Felicia tidak kunjung dapat memberikan anak hingga suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Dia bahkan menceraikan Felicia. Pada saat yang sama, Felicia kembali meniti karir kedokterannya dan pasien pertamanya justru mengajak Felicia untuk berhubungan demi membuktikan kesuburan Felicia. Hingga tepat setelah melakukannya, Felicia menghilang. Lima tahun kemudian, Felicia kembali ke tanah air membawa seorang anak perempuan yang cantik jelita. Hingga masalah datang saat ternyata direktur di rumah sakit barunya adalah ayah dari anaknya! Bagaimana Felicia menyembunyikan identitasnya? Tahukah dia, bahwa pria dingin itu telah memburu Felicia selama lima tahun terakhir?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.