/0/5796/coverbig.jpg?v=a3f5f3b31138b064cafae80a89838f6c)
DEWASA AREA!!! Lilyana Maranatha dianggap sebagai istri pajangan oleh suaminya, Richardo Maliando Wayne. Bahagia dan cinta yang didambakannya setelah menikah ternyata hanya angan belaka. Lelaki itu memperlakukannya dengan buruk. "Jangan karena kamu kuanggap sebagai pajangan di dalam rumah ini, bukan berarti tubuhmu akan kuabaikan." Lily tidak mengerti dengan jalan pikiran Richard. "Kamu membenciku tapi kamu malah menyukai tubuhku." Kisah cinta yang berjalan sejajar dan tidak menemukan titik temu. Lily dengan dunianya dan Richard dengan segala pekerjaannya. Sebulan sekali Richard kembali ke rumah, pada setiap kepulangannya Lily senantiasa mendapatkan sakit baik tubuh maupun hatinya. Akankah kehangatan dalam rumah tangga mereka terjadi? Bilamana kasih yang akan terjalin? Ataukah perpisahan yang menjadi jawabannya?
Suara gemuruh petir memenuhi cakrawala. Hujan deras sudah melanda kota Morba sejak pukul tujuh malam. Tampak seorang wanita meringkuk di king size sambil memeluk guling. Ia setengah sadar karena sempat terjaga ketika gemuruh petir sebelumnya.
Ceklek!
Pintu kamar seketika terbuka. Seorang lelaki yang sempoyongan langsung berjalan menuju ranjang. Disibaknya selimut yang menutupi tubuh wanita itu lalu mencumbuinya dengan kasar.
Seketika wanita itu terjaga. Matanya langsung membelalak kaget mendapati seorang lelaki dengan aroma alkohol yang tajam sudah menindih tubuhnya. Jantungnya berdetak cepat karena rasa terkejut sekaligus takut. Wanita itu berusaha memberontak agar terbebas dari kurungan itu.
Perlahan gerakan wanita itu terhenti setelah menyadari siapa lelaki itu. Lilyana Maranatha sudah empat kali mengalami hal serupa. Bahkan waktunya hampir sama. Sejak menikah setahun yang lalu, suaminya jarang kembali ke rumah. Dan kini lelaki itu kembali dalam keadaan mabuk dan bertindak liar di atasnya.
"Hey Bitch."
Kalimat yang sering kali didengar Lily ketika sang suami perlahan membuka kancing baju tidurnya. Lily hanya bisa menggigit bibir bawahnya dan menahan muak dalam hatinya. Karena kancing yang dibukanya terasa sulit, sang suami langsung menariknya dengan kasar sehingga kancing baju itu berhamburan di atas ranjang. Tersisa bra hitam di tubuhnya.
"Hentikan, Richard!" Lily dengan nada tegas.
Perkataannya bagaikan angin lalu. Richard bahkan tidak menatap lembut wajah istrinya. Lelaki itu dengan segala nafsunya sedangkan Lily yang tidak menginginkan hal itu terjadi.
Pasangan lain akan sama-sama menyukainya. Melakukan adegan itu di atas ranjang hingga mencapai kenikmatan bersama. Tidak dengan Lily, yang dirasakannya hanyalah sakit di tubuh dan juga hatinya.
Richard mulai melakukannya dengan kasar. Meremas kuat dua gunung kembar yang kenyal di dadanya. Lily langsung mendesah, bukan karena kenikmatan tetapi kesakitan. Jemari Richard perlahan mulai bermain di bagian ujungnya. Lily menggigit bibir bawahnya dan menatap nanar wajah samar-samar Richard di tengah kegelapan kamarnya.
Napas lelaki itu memburu dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Udara di kamar Lily yang sebelumnya dingin, kini mulai terasa panas seiring dengan gairah bercinta yang tercipta dari Richard dan Lily yang diam tak bergeming ketika diperlakukan demikian.
Richard menghentikan gerakan tangannya di dada Lily. Ia menatap sejenak wajah wanita yang juga menatap netranya dengan tatapan sayu. Sorot mata wanita itu seakan menyimpan ribuan luka dan mampu menyayat hati Richard.
"Jangan karena kamu kuanggap sebagai pajangan di dalam rumah ini, bukan berarti tubuhmu akan kuabaikan. Mendesahlah, Bitch." Nada dingin lelaki itu mampu membekukan seluruh pikiran Lily. Kilat yang menyala sekilas menampilkan wajah Richard. Lily segera memalingkan wajahnya ke samping dan mengabaikan permintaan suaminya. Richard bahkan tidak mencium wajah ataupun bibirnya. Lelaki itu menganggap kotor wanita yang kini dalam kurunganny.a itu. Namun, Richard tidak bisa menahan hasrat kala melihat leher jenjang Lily, segera ia mendaratkan kecupan di sana. Menyesap sembari merasakan titik nadi di kulit lembut. Lidah lelaki itu mulai bermain dan menari hingga ke tengkuk wanita itu.
Desahan pelan keluar dari mulut Lily. Ia bisa menahan rasa yang lainnya namun titik lemahnya berada di bagian tersebut. Mendengar desahan manja dari istrinya Richard mulai membabi buta dan tidak dapat mengontrol dirinya lagi. Ia segera melepaskan semua pakaian yang dikenakan istrinya. Setelah Lily tanpa sehelai benang pun yang menutup dirinya, Richard segera membuka pakaiannya sendiri.
Napas Richard seketika terjeda, ia menahan gelora dan gairah yang berkecamuk di dadanya. Ia memang tidak peduli pada istrinya ini namun tidak dengan tubuh indahnya. Dadanya berdesir mengharuskannya untuk segera menikmati tubuh indah itu.
Richard langsung membenamkan wajahnya di atas dada Lily. Menyesap dan mencium bagian kiri dan kanan bergantian. Lily hanya bisa menutup matanya dan menggigit bibir serta menahan sakit akibat ciuman Richard yang terlampau kuat.
"Ahhh..." Lily sekali lagi melepaskan desahannya ketika bibir lelaki itu menyentuh puncak dadanya. Richard mulai menghisap, menggigit kecil payudara selembut kapas tersebut. Tangan kiri lelaki itu mulai bermain liar di puncak dada bagian satunya.
Tidak diketahui lelaki itu jika Lily sangat menderita dan muak mendapat perlakuan seperti itu. Sedangkan Richard sudah tidak tahan dengan rangsangan yang ada pada dirinya.
Lily terperanjat kaget ketika merasakan sesuatu yang tumpul menyentuh bagian inti tubuhnya. Merasakan penyatuan yang cukup sakit, Lily lagi-lagi menggigit bibir bawahnya. Setelah ini ia akan menderita, menahan sakit yang luar biasa akibat gairah liar yang tidak terkontrol dari lelaki yang menganggapnya sebagai pajangan.
"Shit!" Richard seketika memejamkan mata dan mengernyit tajam serta menahan napas seiring dengan gerakan mendorong dan memaju mundur. Ia kembali merasakan kenikmatan yang luar biasa setelah tiga bulan tidak dirasakannya. Lelaki itu merasa kenikmatan yang mampu membuatnya melayang dan merinding.
Bagi Lily, melakukan hubungan yang tidak didasari rasa cinta yang jadi pemenang adalah Richard. Yang diinginkannya adalah ikatan batin juga ikut menyatu bukan hanya nafsu birahi. Lily hanya bisa terdiam sembari air mata mengalir di pipinya, membiarkan Richard menghujam keluar masuk benda pusakanya terus menerus dan kasar. Sampai pada puncak kenikmatan lelaki itu, Lily akhirnya bernapas lega dan terbebas dari kurungan.
Setelah mendapat kenikmatannya, Richard langsung tertidur. Sedangkan Lily dengan menahan sakit dibagian kewanitaannya, ia berusaha turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi dengan terseok-seok. Sepertinya akan terasa pedih ketika terkena air nanti.
Di bawah guyuran air hangat, Lily menangis memeluk lututnya sendiri. Mimpinya menikahi orang yang dicintainya ternyata hanya sebatas angan. Kini ia terjebak dalam kisah rumah tangga yang lara.
"Jangan sampai lupa untuk minum obat." Baritone berat dan dingin terdengar dari balik shower room. Lily yang sedang meratapi nasibnya seketika tersadar dan langsung mengusap air mata yang sudah tercampur dengan air biasa itu. Ia mengambil handuk lalu membungkus tubuhnya.
Richard terlihat sedang berendam di bathub. Kedua tangan memegang sisi bathub dan matanya terpejam. Lily enggan untuk menyapa dan terus berjalan menuju wastafel lalu mengambil hair drayer dan mengeringkan rambutnya.
"Benda itu sangat bising." Lelaki itu biasanya enggan berbicara namun malam ini dia begitu cerewet. Lily tidak memedulikan ucapan suaminya. Ia tidak bisa melanjutkan tidurnya jika rambutnya masih basah.
PRANGG!!
Bunyi tempat pengharum ruangan ketika mengenai dinding. "Apakah kamu tuli? Hah!" Richard dengan mata elangnya menatap tajam wanita yang membeku di depan cermin. Lily dapat melihat raut marah dari suaminya. Masih dengan mulut terkatup, wanita itu segera mencabut colokan hair drayer dan keluar dari kamar mandi.
"Huahhh..." Lily menghembuskan napasnya kasar. Ia meletakkan hair drayer di atas meja riasnya dan mulai merapikan tempat tidur yang berantakan akibat pergulatan Richard sebelumnya. Ia menatap nanar ke pintu kamar mandi di mana lelaki itu masih berada di dalamnya. Lily mengambil hair drayer-nya dan keluar dari kamar itu.
"Tidak ada yang bisa menghancurkan dirimu selain mental dan pola pikirmu sendiri." Kata-kata yang keluar dari mulut Lily untuk menguatkan diri sendiri agar tidak menjadi gila dan depresi akibat perlakuan suaminya. "Dia boleh kejam padamu tapi duniamu bukan hanya tentangnya."
Dalam hati Lily berharap, mengharapkan sebuah kemungkinan Richard sedikit lembut padanya. Tidak menganggapnya pajangan ataupun deretan guci di dalam rumah mewah itu. Ada namun tak dianggap.
"Bagaimana aku akan menganggapmu sebagai suami jika kita berdua tidak lebih dari dua orang asing yang terpaksa mendekat?"
Awal pertemuan dramatis antara Luke dan Mika di sebuah rumah tua ketika disekap oleh klan Mawar Hitam. Mika hanya mengingat tato dengan simbol-simbol kuno di dada Luke, dan Luke hanya bisa mengingat aroma menenangkan dari Mika. Keduanya kembali berjumpa dengan membawa dendam dan ambisi untuk menghabisi satu sama lain. Mungkinkah keduanya mengakhiri dendam dan menjalin kisah atau memilih menghabisi nyawa satu sama lain?
Ini kisah hidupku yang dilahirkan dari seorang wanita yang menjual dirinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Cacat mental dari kecil dan belum tersembuhkan hingga kini. Aku tidak ingin dilahirkan ke dunia jika kenyataan yang harus ku terima sungguh kejam seperti ini. Bukan salahku, bukan inginku. Aku hanya gadis yang dititipkan pada rahim wanita yang memiliki pekerjaan menyimpang di lingkungan masyarakat. Perihal jodoh yang senantiasa mengganggu pikiranku, aku tidak menginginkan hal itu. Namun, tiba-tiba dia datang tanpa diundang dan diinginkan. Mungkin ini hanya ilusi dari gadis naïf yang tak pernah jatuh hati sepertiku. Edward Watinson Hareld, lelaki tertampan dan terkaya di ibukota menghampiriku dan memintaku menjadi kekasihnya. “Kamu adalah makhluk terindah yang pernah ku temui. Percaya dirilah… Semesta pun cemburu kala redup di bibirmu berganti tawa. Senyumanmu adalah lengkungan terindah dan ternyaman, Aur.” Edward Watinson Hareld. “Mawar yang yang baru saja keluar kuncupnya kini layu sebelum mekar. Begitu pun aku padamu. Belum sempat menjalin kasih namun patah lebih dulu karena status sosial kita.” Aurora Sunsetsa. Namun sejatinya Aurora telah terjebak aura Edward yang mampu meluluhlantakan keutuhan hatinya.
Ini kisah hidupku yang dilahirkan dari seorang wanita yang menjual dirinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Cacat mental dari kecil dan belum tersembuhkan hingga kini. Aku tidak ingin dilahirkan ke dunia jika kenyataan yang harus ku terima sungguh kejam seperti ini. Bukan salahku, bukan inginku. Aku hanya gadis yang dititipkan pada rahim wanita yang memiliki pekerjaan menyimpang di lingkungan masyarakat. Pada satu titik aku berpikir bahwa ibuku lebih mahal dan masih punya harga diri dibandingkan dengan sepasang kekasih yang bertindak seperti suami istri tanpa status yang melekat pada hubungan mereka. Rela memberikan segalanya hanya karena sebuah alasan “Takut Kehilangan” dan ujung-ujungnya tak dinikahi. Namun yang terlihat lebih dinilai negative daripada yang tidak terlihat. Kemana pun aku pergi aku akan di cap anak jalang dari mulut-mulut wanita yang seakan tanpa dosa. Netra penuh angkuh memandang rendah diriku. Sungguh aku seperti manusia yang tidak layak hidup berdampingan dengan manusia lainnya. “Kira-kira siapa ayahnya?” “Apakah hasil dari banyak lelaki?” Kalimat demi kalimat menyakitkan seakan mencabik-cabik batinku. Hingga membuatku menjadi wanita introvert dan mengurung diri dalam ruangan segi empat yang bagiku adalah surga bagi jiwa lara dan sepi ini. Perihal jodoh yang senantiasa mengganggu pikiranku, aku tidak menginginkan hal itu. Namun, tiba-tiba dia datang tanpa diundang dan diinginkan. Mungkin ini hanya ilusi dari gadis naïf yang tak pernah jatuh hati sepertiku. Edward Watinson Hareld, lelaki tertampan dan terkaya di ibukota menghampiriku dan memintaku menjadi kekasihnya. Apakah putri dari seorang wanita yang tidak diterima masyarakat ini pantas menerima cintanya?. Ataukah ada maksud lain dari Edward mendekatiku? Yang jelas tentang cinta aku tidak pantas menerimanya. Pada kenyataannya aku di mata mereka hanyalah binatang jalang tanpa logika dan harga diri. Dan jika memang ada cinta, tentunya aku tidak berada di bumi ini lagi. “Kamu adalah maklhuk terindah yang pernah ku temui. Percaya dirilah… Semesta pun cemburu kala redup di bibirmu berubah tawa. Senyumanmu adalah lengkungan terindah dan ternyaman, Lily.” Edward Watinson Hareld. “Mawar yang yang baru saja keluar kuncupnya kini layu sebelum mekar. Begitu pun aku padamu. Belum sempat menjalin kasih namun patah lebih dulu karena status sosial kita.” Liliani Emiliana.
Lelaki dengan sorot mata tajam, minim bersuara dan tegas. Ethand Girogino Alves sang CEO Alves Corp selalu berpikir kritis dan kejam. Bahkan setiap kalimat yang dilontarkannya seperti sembilu yang menyayat hati bagi setiap telinga yang mendengarnya. “Ternyata benar,” Ethand menjeda kalimatnya. Wanita dihadapannya menatap sinis lalu membuang tatapannya ke arah lain. “Barang murah memang selalu berkualitas rendah.” Awal mula pertemuan Ethand dan seorang wanita yang mampu mengubah pandangan hidup dan hatinya. Emma Liandra Jones, seorang wanita yang mahir dalam dunia IT. Bekerja di Alves Corp dan bertemu dengan CEO yang memberinya hukuman di hari pertama kerja. “Bukankah lelaki juga selalu menilai wanita dari sepatu mana yang dipakainya?” Emma seorang yang jenius. Kecantikannya mengalahkan artis papan atas di Vunia. Akankah Ethand me-reset hidupnya dan memulai hidup baru?
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"
||Mafia Love Story|| Dewasa|| BDSM Story Angela adalah gadis yang tidak diinginkan oleh semua orang. Buangan. Buruk rupa. Hancur. Tidak layak untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta. Ataupun harapan akan kebahagiaan. Hidupnya tidak pernah menjadi miliknya. Hingga suatu hari, ia dipaksa untuk menggantikan kakak tirinya menikahi seorang pria. Pria yang tidak pernah dikenalnya. Pria yang tidak pernah di temui atau dilihatnya. Pria yang dikenal kejam, buas, possesif... Ketua mafia LaRocca. Dimitri LaRocca.