/0/5716/coverbig.jpg?v=9279bac9b924db783690ebe0de56ec95)
21+ AREA. BIJAKLAH DALAM MEMBACA DAN BERKOMENTAR! Maira Putri Nugroho, janda cantik yang diceraikan oleh suaminya karena tidak bisa memiliki anak. Maira berusaha menyembunyikan perceraiannya dari sang kakak agar kakaknya tidak terlibat konflik dengan mantan suaminya. Demi bertahan hidup, Maira bekerja sebagai pembantu di kediaman keluarga Manohara. Namun, menjadi pembantu membuat Maira semakin menderita karena terpaksa menjalin kasih dengan Tuan Muda dari keluarga Manohara. Mampukah Maira bertahan dengan Tuan Muda yang dijuluki sebagai pria berhati dingin? Penasaran dengan kelanjutannya? Silakan baca dan jangan lupa follow akun Instagram Author ya. IG: @natashareyfana_
Maira berada di ruang tamu, ia tengah menunggu suaminya. Dia ingin mengajak suaminya menonton film kesukaan mereka berdua sewaktu masih pacaran.
"Mas kok lama banget, ya?" gumam Maira sembari melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan, hampir 30 menit ia menunggu.
Namun, suaminya tak kunjung datang juga, bahkan minuman hangat yang telah Maira sediakan menjadi, dingin.
"Sebaiknya, aku susul saja." Maira bangun dari duduknya, lalu melangkah menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Sesampainya di lantai dua, Maira melihat suaminya sedang sibuk berteleponan dengan seseorang dan suaranya, seperti suara wanita.
Maira melangkah mendekati suaminya secara perlahan dan saat berada di belakang suaminya, Maira langsung merampas ponsel tersebut, lalu melihat nama yang sedang berteleponan dengan suaminya.
"Ngapain kamu teleponan sama Celine? Buang-buang kouta saja," tanya Maira pada suaminya.
"Terserah aku dong. Lagi pula yang mencari uang itu aku, bukan kamu. Jadi, kamu diam saja!" balas suaminya dengan nada tinggi.
"Tapi kamu pinjam uang kakak aku buat modal usaha dan sampai sekarang uang itu belum dikembalikan. Itu artinya, harta kamu adalah milik kakakku!" sahut Maira.
Maira berusaha untuk melawan suaminya karena ia tidak ingin harga dirinya diinjak-injak oleh laki-laki jelmaan iblis, seperti Aditya.
"Kamu pikir aku nggak tahu kalau kamu memiliki hubungan khusus sama mantan pacarmu itu. Lihat saja kalau sampai kamu tinggalkan aku, aku akan aduin kamu ke Kak Dinas!" ancam Maira pada Aditya–suaminya.
"Aku tidak takut dan kalau perlu, kamu suruh dia ke sini agar aku bisa membunuhnya!" sahut Aditya dengan wajah menyeramkan.
Aditya mengepalkan tangannya, lalu mengeluarkan senjata tajam yang ia sembunyikan dari Maira.
"K–kamu mau apa?" tanya Maira.
Maira memundurkan langkahnya dan berusaha menjauh dari Aditya, tapi Aditya malah semakin mendekatinya dan senjata itu menghadap ke arah Maira.
"Jangan macam-macam atau aku akan menelepon polisi!" ancam Maira.
Namun, Aditya mengabaikannya dan tetap fokus pada tujuan utamanya yakni membunuh Maira agar utangnya kepada Dinas lunas.
"Kamu tahu? Aku sudah muak banget dengan dirimu, tapi aku masih mencoba untuk menahannya karena 70% dari perusahaan aku adalah milik kakakmu ..." ucap Aditya.
"Lalu, apa hubungannya sama aku? Kamu membenci Kak Dinas, tapi kamu melampiaskannya padaku. Dasar banci!" cemooh Maira membuat Aditya semakin emosi.
Aditya menarik tangan Maira secara paksa, kemudian ia memelintirnya dengan sangat kencang membuat Maira merintih kesakitan.
Namun, bukannya merasa iba ... Aditya justru menambah penderitaan Maira, dia mencekik leher Maira hingga Maira tidak berdaya dan terkulai lemas di lantai.
"Kenapa kamu tega sama aku? Apa aku pernah melakukan kesalahan kepadamu?" Maira menatap Aditya dengan penuh sendu, sedangkan Aditya malah tersenyum bahagia karena dia puas saat melihat Maira menangis ketakutan.
"Aku tidak pernah cinta padamu. Aku menikahimu karena ingin memanfaatkan kamu saja dan sekarang aku sudah sukses, perusahaan aku hampir setara dengan perusahaan milik Dinas ..." balas Aditya sambil tersenyum licik.
Aditya sudah merencanakan ini sebelum menikah dengan Maira. Tujuan utamanya hanyalah untuk berlindung di balik perusahaan raksasa milik Dinas yakni Nugroho And The Group.
"Ucapkan selamat tinggal pada duniamu ini," suruh Aditya.
"Kamu benar-benar jelmaan iblis!" teriak Maira, tapi Aditya malah membalasnya dengan senyuman.
Aditya mengangkat senjatanya, lalu hendak melayangkannya ke tubuh mungil Maira.
Seketika Maira menutup mata, ia hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Namun, tiba-tiba ada seorang pria yang menendang senjata milik Aditya hingga terpental cukup jauh.
"Siapa kamu?" tanya Aditya pada orang yang menyelamatkan Maira.
Orang itu hanya terdiam tanpa menjawab sepatah katapun. Entah siapa dia, Aditya tidak bisa mengenalinya karena wajahnya tertutup oleh kerudung jubah.
"Kamu bisu, ya?" tanya Aditya yang mulai merasa jenuh dengan sosok pahlawan kesiangan itu.
"Kamu tidak perlu tahu siapa saya, yang jelas kamu tidak pantas untuk Maira dan kamu harus dihukum karena telah melanggar janjimu!" balas orang itu membuat Aditya semakin penasaran karena jika didengar dari suaranya sedikit mirip dengan suara Gilang–sahabat Maira.
Aditya mendekatkan langkahnya pada sosok pria berjubah hitam tersebut, lalu Aditya berdiri di hadapan pria itu untuk mengukur tinggi tubuhnya dan pria itu.
"Pria bertubuh tinggi, pasti salah satu dari kelompok Dinas .." batin Aditya.
Aditya berusaha menarik kerudung tersebut. Namun, dengan cepat pria itu langsung menangkis tangan Adit.
"Jika kamu berani macam-macam dengan Maira, aku tidak akan segan-segan untuk membongkar seluruh aib kamu kepada selingkuhanmu!" ancam balik pria itu membuat Aditya terdiam seribu bahasa.
Aditya memundurkan langkahnya, lalu pergi dari tempat tersebut karena ia tidak ingin aibnya dibongkar kepada Celine–selingkuhannya.
Ketika Aditya pergi, pria itu menghampiri Maira dan berdiri di hadapannya dengan penuh gagah.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya pria itu.
"Siapa kamu?" tanya balik Maira dengan ekspresi takut bercampur sedih dan marah.
Maira tidak berani melihat karena takut jika orang itu adalah penjahat yang sedang mencari dirinya.
"Aku adalah pria paling tampan sejagad raya," balas pria itu membuat Maira tercengang karena suara itu terdengar tidak asing baginya, sedikit mirip dengan suara sahabatnya.
"Gilang?" tanya Maira seolah tidak percaya jika orang yang menyelamatkan dirinya adalah sahabatnya karena sahabatnya tinggal di Negara Tiongkok.
"Iya, ada apa? Kamu kangen ya?" tanya balik Gilang sambil menggoda.
Gilang duduk di samping Maira, lalu bersandar di bahu Maira. Perlahan Maira membuka mata dan menatap wajah Gilang yang terlihat lebih tampan dari sebelumnya.
"Kamu semakin tinggi dan ganteng saja, pasti makan tirai bambu ya?" tanya Maira membuat Gilang terkekeh.
"Enak saja, kamu pikir aku panda?" Gilang mencubit hidung Maira, lalu mengacak-acak rambutnya membuat Maira terlihat, seperti orang gila.
"Ish, nakal deh. Baru juga ketemu sudah ngajak berantem lagi," gerutu Maira merapikan rambutnya kembali.
Gilang tersenyum, lalu mengecup pipi Maira yang basah karena air mata.
"Kamu semakin cantik, Maira. Seharusnya Adit bersyukur mempunyai istri secantik dirimu," puji Gilang membuat jantung Maira berdegup kencang.
"Masa sih? Bagi mama mertuaku masih cantikan Celine daripada aku," tanya Maira dengan wajah polosnya.
"Itu artinya, mata mama mertuamu perlu diperiksa. Siapa tahu kena katarak karena sering ngintipin orang pas lagi ena-ena," sahut Gilang membuat Maira tertawa.
"Dasar otak mesum!" seru Maira, kemudian kembali tertawa.
Maira benar-benar tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini. Wajahnya tampan dan dia memiliki banyak prestasi, bahkan keluarganya pun masuk ke dalam keluarga terkaya di dunia. Namun, hingga detik ini ... Gilang belum menikah.
"Kamu kok ketawa puas banget?" tanya Gilang dengan raut bingung.
"Aku bingung sama kamu. Kamu itu kaya, ganteng dan berprestasi. Tapi sampai sekarang masih jomblo," balas Maira membuat Gilang terdiam seribu bahasa.
Gilang tidak tahu harus menjawab apa karena wanita yang ingin dinikahi olehnya hanya satu yaitu Maira, tapi Maira tidak pernah peka terhadap perasaannya.
"Lang, kamu kenapa?" tanya Maira.
"Tidak papa, aku juga bingung. Mungkin Tuhan memang belum menakdirkan aku untuk menikah," balas bohong Gilang.
Gilang mengalihkan pandangannya dari Maira membuat Maira menjadi, sedikit curiga.
"Aku tahu sebenarnya ada wanita yang kamu suka, tapi kamu takut untuk mengungkapkannya." Maira meledek Gilang sambil tersenyum menggoda.
"Iya sih. Soalnya, wanita yang aku cinta sudah punya suami," sahut Gilang membuat Maira terkejut.
"Gila kamu, Lang. Masa suka sama istri orang? Kamu kan ganteng, nggak level kalau jadi, pebinor!"
Maira menatap Gilang dengan tatapan membunuh. Namun, Gilang malah tersenyum karena wajah Maira semakin imut saat sedang merajuk.
"Abisnya, wanita yang aku suka terlalu imut sih. Jadi, pengin aku gigit biar imutnya hilang." ucap Gilang membuat Maira menjauh.
"Kabur, ada psikopat!" teriak Maira, lalu berlari menjauhi Gilang.
Gilang menggelengkan kepala, lalu ikut berlari dan mengejar Maira.
"Awas, kalau tertangkap ... Aku akan menggigit kamu!" ancam Gilang sambil bergaya ala-ala serigala.
"Nggak takut, blee." Maira menjulurkan lidahnya sambil terus berlari, sedangkan Gilang berusaha untuk menangkap mangsanya yang sudah dia incar sejak 10 tahun lalu.
Bersambung ...
Aldebaran William Manohara adalah seorang pria berhati dingin yang tak pernah memikirkan cinta. Aldebaran sudah berusia 35 tahun, tapi Al tak kunjung menikah karena Al ingin menjadi jomlo seumur hidupnya. Namun, suatu ketika. Kedua orangtua Al menjodohkan Al dengan wanita cantik bernama Nindy Putri Wijaya. Nindy adalah anak bungsu dari keluarga Wijaya, sekaligus adik dari musuh bebuyutan Aldebaran yang bernama Mondy Putra Wijaya. Mondy adalah Bos Gangster yang cukup disegani oleh orang-orang kalangan atas dan itulah yang membuat keuangan perusahaan milik Wijaya and group naik drastis. Aldebaran melakukan berbagai macam cara untuk mengalahkan Mondy, bahkan Aldebaran tega membuat Mondy koma. Nindy yang mengetahui penyebab kakaknya celaka menaruh dendam kepada Aldebaran dan Nindy bersumpah akan membalas dendam kakaknya dengan perangkap cinta yang telah Nindy ciptakan. Penasaran dengan kelanjutannya? yuk baca.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!