/0/5568/coverbig.jpg?v=8003d9a209d09a79020781c190e17ef8)
Draniela Grizelle, orang memanggilnya Niela, dia adalah seorang gadis yang tinggal di salah satu daerah pesisian kota Jakarta, di sana terkenal dengan gemerlap kehidupan malamnya, walaupun begitu, tidak pernah terlintas sedikit pun di dalam pikiran Niela untuk melakukan pekerjaan seperti kebanyakan wanita di sana, namun tak jarang orang-orang memperlakukan Niela layaknya seorang wanita panggilan. Hingga keadaan yang sangat mendesak membuat Niela harus rela melakukan pekerjaan terlarang itu karena desakan sang ibu, namun apa yang Niela lakukan ternyata membawa Niela bertemu dengan seorang pria bernama Darren Alvaro Prayudha. Darren adalah seorang pria dari keluarga miliarder yang cukup terkenal, Darren menjadikan Niela sebagai tawanannya karena Darren mengelak jika sebenarnya dia mencintai Niela sejak mereka pertama kali bertemu. Pertemuan Niela dan Darren membawa Niela ke dalam sebuah kenyataan yang selama ini ingin dia ketahui tentang jati dirinya. Apakah yang Niela ketahui sebenarnya? Lalu bagaimana kelanjutan kisah cinta Darren dan Niela, akankah Darren mengungkapkan perasaannya kepada Niela?
"Dasar anak gak berguna, uang segini mana cukup buat memenuhi kebutuhan sebulan!" maki seorang wanita paruh baya bernama Elma kepada putrinya yang bernama Niela.
"Ada apa lagi sih ini?" tanya Ferdi yang baru saja pulang bekerja, dia adalah ayahnya Niela.
"Anak kamu ini gak berguna, dari dulu sudah aku katakan tinggalkan dia di tempat sampah itu kenapa kamu membawa dia pulang!" jawab Elma dengan berapi-api.
"Cukup Elma! Semakin hari kamu semakin melampaui batas semenjak aku membawa Niela ke sini sikapmu tidak pernah berubah!" ucap Ferdi tak kalah sengitnya.
"Terus aja bela dia, dia itu bukan anak kandung kita!" bentak Elma lagi.
"KAU ...."
"Ayah udah, jangan bertengkar lagi sama Ibu lebih baik sekarang Ayah istirahat aku bikinin teh buat Ayah ya," ucap Niela mencoba untuk meredam amarah sang ayah.
Ferdi hanya mengepalkan tangannya dengan kuat menahan amarah kepada Elma. Memang bukan rahasia lagi jika Draniela Grizelle atau Niela, bukanlah anak kandung mereka bahkan sampai saat ini Ferdi dan Elma tidak memiliki anak kandung.
"Ayo Yah!" ajak Niela lagi sambil menggamit lengan ayahnya menuju dapur sederhana rumah mereka.
"Ayah mau aku siapin air hangat buat mandi?" tanya Niela yang mulai memasak air untuk menyeduh teh.
"Gak usah, kamu juga pasti capek pulang kuliah langsung kerja sampai di rumah harus masak kerjain lagi pekerjaan rumah gara-gara ibu kamu," jawab Ferdi.
"Aku gak capek kok Yah, aku malah senang bisa masakin buat Ayah sama ibu, nanti kalau aku udah menikah aku gak mungkin kan tinggal di sini lagi," ucapan Niela membuat kening Ferdi berkerut karena tak biasanya sang putri membahas soal pernikahan.
"Menikah? Hmm apa putri Ayah ini udah punya pacar dan siap untuk menikah?" tanya Ferdi menggoda sang putri.
"Eh ... bu-bukan gitu Yah, aku gak punya pacar," jawab Niela dengan gugup dan wajah yang mulai memerah.
"Terus selama ini kamu jalan sama Tian gak ada hubungan apa-apa gitu?" tanya Ferdi.
"Aku sama Tian Cuma temenan Yah, gak ada hubungan apa-apa," jawab Niela.
"Gak ada hubungan apa-apa, tapi kencan setiap hari," ucap Ferdi yang semakin gencar menggoda Niela.
"Ayah udah ah, sekarang Ayah mandi aku mau masak," ucap Niela.
"Oke, Ayah mandi dulu." Ferdi segera berlalu ke kamarnya, sedangkan Niela langsung mengambil bahan untuk memasak makan malam mereka.
Niela menyiangi sayuran sambil mengingat lagi kejadian saat dia di kampus tadi, Niela hampir saja dilecehkan oleh temannya hanya karena Niela tinggal di daerah pesisian kota Jakarta yang terkenal dengan hingar bingar kehidupan malamnya. Bahkan sebelum Elma menikah dengan Ferdi, Elma pernah menjalani pekerjaan sebagai wanita panggilan di sana mungkin sekarang juga dia masih melakukan pekerjaan itu tanpa sepengetahuan Ferdi.
"Ayolah jangan munafik Niela, aku tau kamu lagi butuh uang buat biaya kuliah, ayahmu pasti tidak bisa membayar biaya kuliahmu, jadi kita bersenang-senang malam ini," ucap Arvan teman kuliah Niela yang selalu berbuat seenaknya kepada mahasiswi dan mahasiswa di kampus mereka.
"Cih ... aku bukan wanita panggilan!" maki Niela dengan tatapan nyalangnya.
"Hahaha that so funny, kau pikir aku tidak tau apa pekerjaan ibumu, kau pun tinggal di tempat yang terkenal penuh dengan kesenangan malam jadi kau sama dengan mereka, ayahmu tidak akan keberatan jika kau tidur denganku malam ini dia pasti senang karena anaknya bisa menghasilkan uang yang sangat banyak dalam satu malam," ejek Arvan.
PLAAK
Satu tamparan dari tangan mulus Niela mendarat di pipi Arvan, tamparan yang cukup keras hingga membuat pipi Arvan terasa sangat panas. Arvan mengepalkan tangannya dan menatap Niela dengan nyalang.
"Jangan pernah menghina ayah dan ibuku!" maki Niela.
"Kamu!" pekik Arvan dengan jari yang menunjuk tepat di hadapan wajah Niela.
"APA? KAMU PIKIR AKU TAKUT, HUH?" tanya Niela dengan sengit hal itu membuat Arvan semakin naik pitam karena ini sudah yang ke sekian kalinya dia ditolak oleh Niela.
"Wanita murahan tidak tau diri!" jawab Arvan dengan nyalang tangannya terangkat siap untuk menampar Niela, namun ....
"Hei Bung, lo gak malu mau mukul cewek!" ucap Tian dengan tubuh yang dia bentengi di hadapan Niela, dia adalah sahabat Niela.
"Minggir, gak usah ikut campur urusan gue sama wanita murahan ini," ucap Arvan sambil menepiskan lengan Tian.
"Siapa? Wanita murahan?" tanya Tian dengan tatapan tajamnya.
"Dia itu memang wanita murahan, tapi dia ...."
BUGH
Kini satu tinju dari Tian yang melayang mengenai wajah Arvan hingga darah segar keluar dari sudut bibir pria itu.
"Sebelum lo hina Niela, lo ngaca dulu kelakuan lo itu sangat bejat dan murahan dasar manusia sampah!" maki Tian lalu menarik lengan Niela agar dia ikut pergi dengan Tian.
"Tian sialan! Gue bakalan bales perbuatan lo!" pekik Arvan.
"Gue gak takut!" ucap Tian dengan tatapan menantang setelah itu Tian dan Niela pun pergi.
Niela menghela nafasnya dengan panjang, kenapa kebanyakan orang selalu mengatakan hal yang menurut mereka benar tanpa tau apa yang terjadi sebenarnya.
Walaupun Niela tinggal di lingkungan seperti yang mereka tau, sedikit pun Niela tidak ingin mengikuti jejak mereka untuk bekerja di rumah yang sangat mewah itu.
Ya, rumah mewah tempat para wanita menjajakan tubuhnya kepada para pria hidung belang.
"Wanita murahan," gumam Niela.
"Kenapa mereka selalu menganggap aku seperti itu," ucap Niela lirih.
"Ya ampun Niela hati-hati, Nak," ucap Ferdi yang kembali ke dapur dan melihat Niela hampir mengiris jarinya.
"Ayah!" ucap Niela.
"Kamu mikirin apa?" tanya Ferdi.
"Gak mikirin apa-apa, Yah," jawab Niela.
"Sini biar Ayah yang lanjutin," ucap Ferdi.
"Gak usah Yah, Ayah duduk aja ini tehnya," ucap Niela.
"Tapi kamu jangan ngelamun," ucap Ferdi.
"Iya Ayah," ucap Niela.
"Manjain terus dia," ucap Elma dengan sinis saat dia datang ke dapur.
Ferdi menghela nafasnya dengan panjang saat mendengar ucapan Elma, dia tidak ingin menghiraukan ucapan sang istri dengan perlahan dia menikmati teh buatan Niela.
"Setidaknya kamu itu harus menjadi anak yang berguna dan bisa balas budi kepada kami yang sudah membesarkan kamu," ucap Elma.
"Dari pada kamu terus ngoceh gak karuan lebih baik kamu bantu Niela masak," ucap Ferdi.
"Aku, masak? Kau tidak lihat aku baru selesai mengecat kuku?" tanya Elma sambil menyodorkan kukunya yang masih basah.
"Kamu melakukan pekerjaan yang tidak berguna dari pada Niela, jadi berhenti menyalahkan Niela terus menerus," jawab Ferdi.
"Bela lagi anakmu itu, dia harus menghasilkan uang yang lebih banyak agar dia tidak menyusahkan kita terus," ucapan Elma membuat emosi Ferdi kembali memuncak.
"Besok aku akan mencari pekerjaan tambahan, Bu," ucap Niela.
"Bagus lah, seharusnya kau memang sadar diri," ucap Elma.
"Tidak perlu Niela, Ayah masih mampu untuk membiayai kuliah kamu dan biaya kehidupan sehari-hari kita," ucap Ferdi.
"Kau bilang mampu? Apa kau tidak pernah berpikir semua uang yang kau berikan selalu tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhanku?" tanya Elma dengan sengit.
"Uang yang aku berikan setiap bulannya cukup besar Elma, kau yang tidak bisa bersyukur dan mengelola uang itu dengan baik!" jawab Ferdi.
"Besar katamu? Cih nasibku benar-benar sial, dulu aku pikir saat menikah denganmu aku bisa hidup enak dan bergelimang harta karena kau anak seorang pengusaha kaya, tapi ternyata semuanya hanya bualan," ucap Elma.
"Aku rela meninggalkan keluargaku untuk menikah denganmu, ternyata aku juga salah sudah melakukan ini!" ucap Ferdi.
"Jika kau menyesali itu juga, maka biarkan aku membawa Niela agar dia bekerja seperti para wanita di sini!" ucapan Elma membuat mata Ferdi dan Niela membulat sempurna.
Sinta butuh tiga tahun penuh untuk menyadari bahwa suaminya, Trisna, tidak punya hati. Dia adalah pria terdingin dan paling acuh tak acuh yang pernah dia temui. Pria itu tidak pernah tersenyum padanya, apalagi memperlakukannya seperti istrinya. Lebih buruk lagi, kembalinya wanita yang menjadi cinta pertamanya tidak membawa apa-apa bagi Sinta selain surat cerai. Hati Sinta hancur. Berharap bahwa masih ada kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki pernikahan mereka, dia bertanya, "Pertanyaan cepat, Trisna. Apakah kamu masih akan menceraikanku jika aku memberitahumu bahwa aku hamil?" "Tentu saja!" jawabnya. Menyadari bahwa dia tidak bermaksud jahat padanya, Sinta memutuskan untuk melepaskannya. Dia menandatangani perjanjian perceraian sambil berbaring di tempat tidur sakitnya dengan hati yang hancur. Anehnya, itu bukan akhir bagi pasangan itu. Seolah-olah ada penghalang jatuh dari mata Trisna setelah dia menandatangani perjanjian perceraian. Pria yang dulu begitu tidak berperasaan itu merendahkan diri di samping tempat tidurnya dan memohon, "Sinta, aku membuat kesalahan besar. Tolong jangan ceraikan aku. Aku berjanji untuk berubah." Sinta tersenyum lemah, tidak tahu harus berbuat apa ....
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Selama tiga tahun yang sulit, Emilia berusaha untuk menjadi istri Brandon yang sempurna, tetapi kasih sayang pria itu tetap jauh. Ketika Brandon menuntut perceraian untuk wanita lain, Emilia menghilang, dan kemudian muncul kembali sebagai fantasi tertinggi pria itu. Menepis mantannya dengan seringai, dia menantang, "Tertarik dengan kolaborasi? Siapa kamu, sih?" Pria tidak ada gunanya, Emilia lebih menyukai kebebasan. Saat Brandon mengejarnya tanpa henti, dia menemukan banyak identitas rahasia Emilia: peretas top, koki, dokter, pemahat batu giok, pembalap bawah tanah ... Setiap wahyu meningkatkan kebingungan Brandon. Mengapa keahlian Emilia tampak tak terbatas? Pesan Emilia jelas: dia unggul dalam segala hal. Biarkan pengejaran berlanjut!
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?