/0/5486/coverbig.jpg?v=fff2825c282ed57734b5f149f9820ccf)
"Aku harus memilih antara Ayah dan kamu." Hafizah Putri Amaliyah adalah gadis belia cantik yang sering dirundung teman-temannya. Ia dinikahi Hafiz-guru muda yang masih menginjak usia 19 tahun. Suatu kejadian tiba-tiba merubah sifat Hafiz menjadi tidak lagi sama. Sehingga Hafizah harus memilih antara Ayahnya atau Hafiz. Sebenarnya, apa alasan Hafiz menikahi gadis seperti Hafizah? Kenapa Hafiz berubah? Dan siapakah yang akan Hafizah pilih?
Antara jodoh dan kematian tidak ada yang tahu kapan dia datang meminang kita. Kita pun tidak tahu kepada siapa, kapan dan di mana hati kita berlabuh. Teruntuk hati, kapan pun kamu memilih, berdoalah semoga kamu tidak terpatahkan lagi.
Kata pujangga, hidup tanpa cinta bagai taman tidak berbunga. Ternyata, memang benar begitu adanya. Baik, itu cinta sesama manusia maupun cinta kepada Sang Khalik.
Allah, ia maha membolak-balikkan hati manusia. Sekeras apa pun kita mencintai, jika ia bukan jodoh kita maka ia akan tetap pergi. Sekeras apapun kita membenci dia yang terkadang sering menyakiti, jika goresan takdir membuatmu harus bersatu. Kita tidak akan bisa membantah bukan?
Berharap lah kepada sang pemilik hati, agar langkah selalu diridhoi ....
Berharap lah kepada sang pemilik Arsy, semoga langkah yang kita jalani tidak mengalami kepatah hatian yang terus berlalu.
Tiada manusia, tanpa hati. Tiada manusia yang bisa hidup indah tanpa cinta. Pemilik cinta, labuhkan hati ini sepenuhnya kepada-Mu.
~~~~
Kisah Muhammad Hafiz al-Faruq, yang tertulis di halaman pertama ini. Hafiz tidak pernah menyangka jika dirinya akan mengagumi sosok siswi yang sering menjadi bulan-bulanan teman-temannya.
Hafiz menatap dari kejauhan sosok siswi yang kini sering terpatri di setiap doa yang terpanjatkan. Wajah ayu itu kini duduk di tanah dengan air wajah yang mengiris hati siapa pun yang melihatnya.
"Gara-gara lo, Haikal jadi sering ngebandingin gue sama lo. Katanya Hafizah lebih cantik dari lo." Seorang siswi berbaju ketat itu membentak Hafizah. "Padahal gue 'kan pakai skincare Korea yang mahal itu!" lanjutnya dengan raut wajah heran.
Ditempatnya Hafiz ingin sekali tertawa mendengar pujian secara tidak langsung itu. "Anak muda zaman sekarang, pacaran diutamakan, ck ck," gumam Hafiz.
Pandangannya tidak luput sedikit pun dari kejadian itu. Bukan hanya sekali Hafiz melihat ini. Namun, hari-hari yang lain pun. Bukan tidak ingin menindaklanjuti, tetapi salah satu siswi diantaranya adalah orang yang berperan.
Terkadang, seseorang yang keras harus dilembutkan agar lunak. Jika ikut-ikutan diberi kekerasan, biasanya akan lebih menjadi-jadi dari sebelumnya. Hafiz tidak mau Hafizah kenapa-napa.
"Jangan diem lo, jawab pakai skincare apa?!" Perempuan dengan name tag Yulisa Maharani itu membentak.
"Aa-aku cuma pakai bedak biasa ko, beneran." Hafizah menjawab.
Ardela ikut berjongkok dihadapan Hafizah. Ia menjambak rambut dibalik kerudung itu dengan kasar, sehingga membuat Hafizah mendongakkan kepalanya. Hafizah meringis, perih, pusing ia rasakan.
"Kalau jawab yang bener!" desis Ardela tajam.
Sosok ketua gang buli itu semakin memperkencang jambakan pada rambut Hafizah. "Hesss, Kak Del, bohong itu dosa. Jadi, aku jawab bener," balas Hafizah, tangannya dengan kuat menahan tubuh agar tidak tertarik ke belakang.
"Berani ngelawan ya, Lo!"
Plak!
Rasa panas menjalar di wajah Hafizah. Tubuhnya seketika bergetar. Rasa sakit di wajah dan rambutnya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Setetes bulir bening itu terjatuh.
'Ya Allah ... sabarkanlah Fizah,' gumam hatinya.
Yulisa lalu tambah menginjak punggung tangan Hafizah, menambah sakit yang menjalar di relung hati. Bel masuk menandakan habisnya waktu istirahat pun berbunyi. Mereka pergi dengan tatapan sinis. Hanya satu di antara tiga orang itu yang tidak ikut-ikutan membentak dan melakukan kekerasan.
Siswi bername tag Fazaya Sharma itu hanya memperhatikan dengan wajah datar, Hafizah mendongak melihat Fazaya. "Lain kali jangan sendiri." Tersirat nada tidak suka terdengar kentara.
Anehnya, Hafizah merasa itu adalah teguran yang menyiratkan kekhawatiran secara tidak langsung. Fazaya menyampaikan pesan, 'Jaga diri dan lebih hati-hati.' Hafizah menangkap itu.
Setelah kepergian gang yang selalu menjadikannya bahan bualan. Hafizah menangis tergugu, sendiri. Tidak ada yang berani melawan atau membela kepada Hafizah. Semuanya, seolah-olah tidak melihat kejadian apapun.
Meskipun begitu, Hafizah akan selalu pura-pura terlihat baik-baik saja. Tersenyum getir, ia berhenti menangis. "Hafizah kuat, masa gitu aja nangis, dasar cengeng!" Lalu, ia tertawa pelan-menertawakan diri sendiri.
Hafiz tetap memperhatikan Hafizah. Hatinya terusik ketika Hafizah mengulum senyum lurus. Meskipun, bukan senyum ke arahnya. Namun, senyum itu menunjukkan gejolak kepedihan yang butuh sebuah dukungan.
Apalagi, ketika mendengar gumaman terakhir Hafizah. Ia menyemangati dirinya sendiri lalu tersenyum. Rasanya, Hafiz ingin berdiri di sampingnya, menghapus air mata yang terjatuh itu dan menggantinya dengan seuntai kebahagiaan.
"Sabar Khumairoh Kecilku, semoga takdir memudahkan niatku. Jangan pernah menyerah, percayalah aku selalu ada di sini, untukmu."
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
"Ugh," Lenguhan keluar dari bibir perempuan yang tengah terpejam itu. " Yes, honey. Moan again !" Geram pria itu. " Akh, you make me crazy" Alana tidak tau jika setiap malam selalu ada orang yang menyelinap masuk ke dalam apartment mewah nya, menyentuh saat dia tidur dan pergi setelah puas tanpa dia tau keberadaan nya. Yang Alana rasa, semua itu hanya mimpi nya. -- " Rasanya aku ingin mengecup dan memberikan tanda di setiap inci tubuh kamu. mengurungmu dan menjadikan kamu hanya untuk ku. " " Pria gila. " " Yes, that's me"
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."