/0/5485/coverbig.jpg?v=916a25418f5d6c713a0da563b792abf8)
Lalala
"Aku ... aku memang menyukaimu!"
Natasha tersentak, "Kamu serius?"
Gadis manis nan rupawan itu terkejut saat mendengar ungkapan dari Mesha, laki-laki dengan sebutan mahasiswa terbaik di kampus tempatnya kuliah. Butuh waktu tiga tahun bagi Natasha untuk dapat mengungkap perasaan hati laki-laki yang didambakannya.
"Sebenarnya, aku sudah lama memendam perasaan ini ke kamu, Na. Namun, tak ada satu pun alasan yang membenarkanku untuk mendapatkanmu!"
Mesha menundukkan wajah tampannya di depan seorang gadis. Dia merasa pilu bercampur malu dengan keadaan hidupnya yang sarat akan duka dan lara.
Laki-laki itu menunjuk ke segala penjuru arah rumahnya yang hanya tertutup anyaman bambu. Lubang cukup besar terlihat menganga yang memaksa air akan masuk di kala langit menurunkan hujan.
Sang gadis mengangkat kepalanya menghadap Mesha. Keadaan hidup laki-laki itu membuat hatinya serasa pilu. Dia pun terdiam, tak dapat menyangkal satu pun perkataan Mesha karena memang benar adanya.
"Bukankah semua ini sangat jauh berbeda denganmu? Kamu orang kaya dan memiliki segalanya! Bahkan tempat ini tidak terlihat seperti rumah bagimu. Iya, kan? Apa kamu pikir aku pantas untuk ...."
"Cukup, Mes ... cukup! Please ... jangan kamu lanjutkan ucapanmu!"
Natasha mendekap erat tubuh Mesha. Indah matanya kini mulai berkaca-kaca. Walaupun berharap menikmati suasana ini dengan suka cita, dia terlihat cukup bahagia karena dapat mengetahui kebenaran yang selalu dinantikannya sejak lama.
Mesha pun semakin terbawa suasana. Dia melingkarkan kedua tangannya ke tubuh Natasha tanpa sedikit pun keraguan. Dihirupnya wangi rambut lurus terurai gadis itu, menghadirkan hawa sarat kasih yang membawa mereka mengarungi luasnya semesta hati. Meluluh-lantakkan tekanan perasaan yang mereka rasakan selama ini.
"Dengarkan aku baik-baik, Mesha! Memang benar anggapanmu tentangku. Namun, aku bukan orang yang memiliki segalanya. Aku memang mempunyai banyak harta, tetapi bukan menjadi alasan bagi seseorang untuk menjauhiku. Camkan hal itu!"
Natasha menyandarkan kepalanya ke tubuh Mesha, menambatkan kembali sebuah pelukan yang sempat terlepas.
"Jika aku memilikimu, kamu boleh menyebut aku sebagai orang yang memiliki segalanya."
Perkataan Natasha begitu mengena di hati Mesha. Dia merasakan ketulusan dari setiap kata yang diucapkan gadis itu bukanlah omong kosong belaka.
"Sejak kapan kamu mulai menyukaiku?" tanya Mesha.
"Sejak kamu mulai menyukaiku," jawab Natasha singkat.
Mesha mengerutkan dahi. Dia tidak menyangka bahwa Natasha juga menyukai dirinya sejak awal bersua.
Detak jantung semakin berdetak lebih cepat saat sebuah kecupan menyatukan bibir mereka. Hela napas pun kian menggebu seirama dengan meningkatnya ritme permainan keduanya.
Sepasang tangan kekar mulai berani menelusuri tiap lekuk tubuh memikat sang gadis. Dia terlihat menggeliat, merasakan sensasi di setiap sentuhan jari.
"Apa aku boleh ...."
Natasha hanya mengangguk setelah setengah pakaiannya ditanggalkan. Mesha pun semakin leluasa setelah mendapat persetujuan dari sang gadis. Dia merebahkan tubuh berkulit putih itu untuk memulai petualangan baru. Petualangan yang membawa mereka merasakan kenikmatan tiada tara dalam balutan asmara.
"Jangan pernah kamu berani meninggalkan aku setelah ini!" tegas Natasha sembari mengecup bibir pujaan hati.
"Setelah kamu memberikan semua ini? Bagaimana aku berani?!"
Satu ikrar pun terucap yang mengikat kedua insan itu untuk tetap bersama. Mereka berharap tak ada satu hal pun dapat memisahkan cinta yang telah menyatu dalam kalbu.
***
Sebuah mobil sport mewah dua pintu datang mengisi ruang kosong di luasnya halaman parkir kampus ternama. Setiap pasang mata tertuju pada satu titik saat seorang perempuan bernama Natasha membuka pintu mobil dan menginjakkan kakinya di atas lapisan aspal.
Perempuan itu tak menghiraukan. Pandangan matanya tak dapat teralih dari sosok Mesha yang bercumbu dengannya kemarin. Namun, laki-laki itu terlihat termenung bersandar di gedung kampus.
"Kamu kenapa diam di sini?" tanya Natasha heran dengan tingkah kekasihnya.
"Ah, nggak apa-apa."
Natasha tersenyum. Dia mengetahui Mesha sedang menyembunyikan sesuatu. Dia pun mendesak sang kekasih agar mengungkap hal yang menghadirkan tanya di hatinya.
"Aku nggak bisa melanjutkan kuliah, Na," ungkap Mesha tertunduk.
Natasha terkejut, digenggamnya tangan Mesha erat, "Kenapa, Mes? Padahal kita sudah berjanji akan terus bersama. Kamu juga dapat beasiswa di sini. Apa kamu mau mundur begitu saja?"
Mesha lantas menjelaskan alasannya berhenti kuliah. Dia harus berangkat ke Ibukota untuk membantu orang tuanya mencari nafkah.
Sang perempuan mencoba meyakinkan agar Mesha tidak pergi menjauh. Namun, usahanya tidak berhasil karena Mesha bersikukuh dengan pendiriannya.
"Ibuku butuh biaya untuk pengobatannya. Mungkin dengan kerja di sana, aku dapat membantu biaya pengobatan ibuku," beber Mesha.
"Kenapa kamu nggak ngomong hal itu ke aku, Mes? Aku bisa bantu biaya pengobatan ibu kamu. Kamu butuh biaya berapa untuk pengobatan ibu kamu? Ngomong ke aku. Aku akan bayar berapa pun biayanya asalkan kamu tetap di sini menemaniku."
"Masalahnya nggak sesederhana itu, Na! Bukan hanya pengobatan yang dibutuhkan ibuku. Kalau aku nggak ke sana, lalu siapa yang akan merawatnya? Sedangkan dia juga masih kerja dengan kondisinya saat ini."
Natasha terdiam. Perkataan Mesha tak henti-hentinya menghadirkan kesedihan. Hati perempuan itu semakin pilu, genangan air pun tak dapat dibendung kelopak matanya. Dia tertunduk, tak sanggup jika harus melihat kepergian seseorang yang sudah lama dicintainya.
Di samping itu, Natasha tentu merasa khawatir. Pasalnya, laki-laki yang berada di hadapannya sudah menanamkan benih yang mungkin akan menghadirkan masalah besar bagi kehidupannya.
"Lalu ... bagaimana denganku? Bagaimana jika nanti terjadi apa-apa denganku?!"
Perempuan itu membalikkan badan dan meninggalkan Mesha begitu saja. Dia berlari dengan berurai air mata menuju tempat mobilnya diparkirkan. Meskipun kekasihnya mencoba untuk menghentikan niatan untuk pergi, Natasha tak menghiraukan dan tetap melajukan kendaraannya.
Pandangan yang mulai kabur tertutup air mata tak menghalangi seorang perempuan untuk kembali ke arah pulang. Dalam kesedihannya tersisip sebuah harapan, semoga tak ada hal buruk yang menimpa karena perbuatannya dengan sang kekasih.
Walaupun gelapnya hari mulai menyapa bumi, tak ada satu pun senyuman yang terpancar dari wajah Natasha. Dia memeluk foto almarhumah ibunya. Dia amat merindukan sosok seorang ibu yang dapat menenangkan kalut di hati.
"Ibu ... aku rindu Ibu," ucapnya penuh lirih, "jika saja Ibu ada di sini menemaniku, tentu aku akan merasa lebih tenang. Kenapa semua orang yang aku sayangi selalu jauh dariku? Hatiku sakit, Bu!"
Rintih perih diiringi kilatan cahaya yang disusul suara gemuruh terdengar menggema di langit malam. Rintik air hujan yang jatuh membasahi bumi seakan menyelaraskan diri dengan suasana hati. Berlimpah harta tak membuatnya bahagia. Perempuan itu merasa sendiri dalam sepi.
"Bagaimana jika aku benar-benar mengandung anak dari Mesha suatu hari nanti? Bagaimana caraku mempertanggungjawabkan semua ini di hadapan ayahku?"
"Astaga ... Shella!” Novanka mendapati sahabat baiknya tergeletak tak bernyawa dengan berlumur darah. Sesaat itu pula, tangis histeris dan teriak menyeruak sang gadis membuat suasana terasa mistis. Seorang perempuan yang dikenal alim dan pendiam oleh warga sekitar, harus meregang nyawa dengan cara yang mengenaskan. Shella mengakhiri hidupnya. Meninggalkan duka lara bagi setiap orang yang berada di dekatnya. Novanka mendapati sebuah catatan dan foto di samping jasad sahabatnya. Dari catatan itu, dia menemukan fakta, Shella telah dinodai. Dia pun beranggapan bahwa hal itulah yang menjadi penyebab sahabatnya memutuskan untuk mengakhiri hidup. Kehilangan mendalam yang dirasakan Novanka membuatnya ingin membalas dendam. Namun, dia mengalami kesulitan karena tak ada keterangan lain selain catatan dan foto yang dimilikinya. Selain itu, nama laki-laki yang menodai sahabatnya pun tak disebutkan di dalam catatan. Dengan hanya bermodalkan catatan dan foto tanpa nama, apakah Novanka dapat mengungkap identitas laki-laki yang secara tidak langsung, menjadi penyebab kematian sahabatnya?
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!