Tidak ada permintaan yang tidak dikabulkan oleh kedua orang tua Sally Beatrice pada anak semata wayangnya itu. Kali ini, Sally Beatrice menginginkan sebuah pulau pribadi di salah satu negara Yunani, lengkap dengan segala fasilitasnya kepada kedua orang tuanya. Namun, untuk kali ini pula kedua orang tua Sally, Peter dan Liza memberi tantangan untuk Sally menjalankan sebuah misi menjadi seorang maid selama satu bulan di tempat yang sama sekali tidak Sally ketahui. Sally pikir, semuanya akan berjalan dengan sangat mudah dan lancar. Akan tetapi, pertemuannya dengan Roland Filemon, si pria tampan nan absurd itu membuat Sally kelabakan, kehilangan fokusnya. Akankah Sally berhasil menjalankan misi itu sampai akhir? Ataukah Sally menyerah di tengah jalan?
Feli berlari tergesa-gesa menemui sahabat karibnya, Sally. Gadis berambut cokelat terang itu ingin memberitahu Sally sesuatu hal yang sangat penting menyangkut hidup dan mati mereka berdua. Kedua bola mata cokelat terang Feli menangkap sosok Sally yang sedang duduk sendirian dengan airpod di telinga dan ponsel di tangannya.
Feli menepuk pundak Sally tiba-tiba membuat gadis berhidung mancung itu terperanjat dan melempar tatapan sinis pada Feli.
"Astaga, Feli! Kau ini kebiasaan sekali, datang tiba-tiba dan mengejutkanku. Bagaimana nanti jika aku mati jantungan? Kau akan kehilangan sahabat sepertiku," omel Sally.
Feli meringis, menampilkan deretan gigi putih nan rapi miliknya.
"Maaf, aku tidak sengaja. Aku hanya ingin segera memberitahumu beberapa hal penting," ucap Feli sambil mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada.
Sally menyatukan kedua alis dan mengangkat dagunya tinggi sambil menatap lekat sahabatnya itu.
"Hal penting apa yang kau maksud, Fel?" tanya Sally penasaran.
Feli menarik napas dalam-dalam lalu membenahi rambutnya.
"Kau tahu? Ini berita hot! Zena, si wanita ular membeli sebuah pulau," kata Feli memberitahu Sally.
Kedua bola mata Sally membulat sempurna dan mulutnya menganga lalu terdengar erangan kesal dari mulutnya.
"SHIT!" umpat Sally marah.
"Apa-apaan ini. Dia membeli pulau? P-U-L-A-U? Apa dia menguping pembicaraan kita? Oh, sialan. Bagaimana mungkin aku kalah cepat dengan wanita ular itu," gerutu Sally sambil berjalan bolak-balik di hadapan Feli.
Feli mengangguk sambil menggelengkan kepala seakan menjawab pertanyaan Sally.
"Sepertinya begitu. Dasar ular! Selalu saja mengikuti apa yang kita inginkan," gerutu Feli.
"Dengar, Feli, ini tidak bisa dibiarkan. Aku tidak ingin berada satu level di bawahnya. Bukankah, kau tahu jika aku yang lebih dulu menginginkan untuk membeli sebuah pulau pribadi. Aku yakin, dia sudah menguping pembicaraan kita minggu lalu. Aku harus segera meminta pada Daddyku untuk dibelikan pulau di salah satu Kepulauan Maladewa," jelas Sally dengan emosi memburu.
"WHAT! Kau mau pulau di Maladewa? Itu pasti sangat mahal sekali, Sally. Kau yakin Daddymu akan mengabulkan permintaanmu satu ini?" tanya Feli sangsi.
Sally mengedikkan bahunya tak acuh.
"Aku tidak tahu. Aku belum membicarakan semua ini pada Daddyku, tapi aku yakin, ia akan mengabulkan permintaanku--- tanpa kecuali," lirih Sally setengah tak yakin.
Feli menepuk pundak sahabatnya itu sebagai dukungan semangat. "Aku doakan, Daddy Peter mengabulkan lagi permintaanmu ini setelah kau menghabiskan uang jutaan dollar kemarin demi Bugatti Veyron by Mansory Vivere dua bulan lalu, serta party kita tiga hari yang lalu," ucap Feli dan Sally mengangguk lemah dan mendesah pasrah.
Namun, hanya beberapa detik berselang, Sally mendadak membalikkan tubuh Feli menghadapnya.
"Tidak hanya aku yang ditikung, Feli. Kau juga," kata Sally histeris.
Feli menggaruk dagunya dan menatap bingung Sally karena ucapan sahabatnya itu.
"Apa maksudmu?" tanya Feli polos.
"Selena baru saja membeli private jet limited edition yang kau incar beberapa waktu lalu. Aku mendengarnya saat wanita sialan itu memamerkannya di kelas tadi," ucap Sally.
"WHAT! SELENA MEMBELI PRIVATE JET?" pekik Feli histeris.
Sally mengangguk.
"Astaga! Berengsek, berani-beraninya dia mendahuluiku. Aku tidak rela. Aku harus memilikinya juga," geram Feli.
Sally mengangguk antusias sebagai bentuk dukungan.
"Well, kita memang tidak boleh berdiam diri. Kita harus segera bertindak, Fel. Aku tidak ingin kalah saing dari mereka," ucap Sally.
"Benar. Tidak ada yang boleh berada satu level di atas kita di kampus ini. Apalagi dua wanita sialan itu, si Ular Zena dan si bitch Selena, wanita photokopi kehidupan kita. Aku tidak rela mereka memiliki apa yang tidak aku miliki," geram Feli.
"Aku setuju. Queen di kampus ini hanya dua, Sally Beatrice dan Felicity Jolicia, yang lain hanya dayang-dayang yang tidak penting," ucap Sally sombong.
***
Sally Beatrice James, anak semata wayang dari pasangan salah satu Triliuner Inggris bernama Peter James dan Liza Mombebe. Dilahirkan dikeluarga berlimpah harta membuat Sally tumbuh menjadi gadis sosialita, manja dan cukup angkuh terhadap orang lain.
Setiap hari di dalam kehidupan gadis itu hanyalah dipenuhi rutinitas belanja barang-barang branded dan pesta. Namun, fakta yang cukup menggelikan adalah wanita itu tidak suka alkohol. Selama berpesta ia hanya bergoyang badan dan minum minuman bersoda. Ia juga tidak pernah berpacaran, karena menurut Sally, kekasih adalah hal yang tidak penting. Ia bisa memiliki semuanya tanpa bantuan kekasih. Lagi pula, ia tidak pernah bertemu dengan pria yang kekayaannya melebihi kekayaan daddynya.
Sampai usia dua puluh satu tahun, Sally Beatrice masih perawan. Ia tidak mengenal hubungan seks bebas layaknya remaja lainnya. Ia terlalu menjaga jarak dengan lawan jenis, bahkan sudah belasan laki-laki yang mendekatinya ditolak mentah-mentah karena di matanya tidak ada yang di atas level daddynya. Pria idaman Sally adalah pria kaya yang kekayaannya melebihi kekayaan orang tuanya agar bisa memenuhi semua keinginannya.
***
Waktu makan malam tiba, Peter dan Liza sudah duduk manis di meja makan. Baru saja ingin menyuapkan sendok ke dalam mulut mereka, suara teriakan Sally mengejutkan keduanya.
"Daddy ... Mommy ... Aku pulang!" teriak Sally sambil berlari-lari kecil menuju kedua orang tuanya.
Tiga paperbag dengan tiga merk toko terkenal berada dalam genggaman tangan Sally, yaitu Victoria Secret, Gucci dan Channel. Liza hanya bisa menghela napas melihat semua itu.
"Mommy!" Sally memeluk manja Liza sambil melemparkan ketiga paperbag di tangannya ke lantai secara sengaja.
Dengan sigap, beberapa maid memunguti dan memegangi paperbag itu sambil berjajar berdiri tidak jauh dari meja makan.
"Apa lagi yang kau belanjakan kali ini?" tanya Liza pada Sally.
Gadis itu memasang cengiran lebar menghadap Liza.
"Ya. Aku hanya membeli beberapa underwear, T-shirt. Tidak mahal, hanya menghabiskan beberapa ratus ribu dollar," jawab Sally santai.
Liza menggelengkan kepala sambil mengelus lembut puncak kepala Sally. Wanita paruh baya itu sulit untuk memarahi anak semata wayangnya itu.
Ekspresi Sally berubah seperkian detik menjadi wajah muram saat ia berjalan menuju kursi Daddynya, Peter. Sally melingkarkan kedua lengannya pada leher Peter dan menyandarkan dagunya di pundak Daddynya.
"Sepertinya aku mencium aroma godaan lagi kali ini," sindir Peter dan Liza tersenyum mendengarnya.
"Daddy ... You know me so well," ucap Sally mengecup pipi kanan Peter.
"Apa lagi kali ini?" tanya Peter to the point.
"Daddy, aku menginginkan pulau pribadi beserta fasilitasnya di Kepulauan Maladewa," ucap Sally tanpa ragu.
"APAAA!" pekik Peter dan Liza bersamaan.
"Sally, kau mau pulau di sekitaran Maldive? Kau becanda, Nak?" tanya Liza.
Sally mengangguk dengan kedua mata penuh harap. "Aku serius, Mom." Sally menjawab tanpa ragu.
"Oh, astaga. Kau tahu, harga pulau di sana bisa puluhan juta dollar. Kau baru saja membeli salah satu mobil termahal di dunia beberapa minggu lalu," omel Liza sambil mengurut dahinya yang mendadak pening.
"Mom, aku sangat menginginkannya," rengek Sally.
"Tidak!" jawab Liza tegas.
Sally merengek pada Peter yang tidak mungkin tidak mengabulkan permintaannya.
"Dad ... Kau pasti mengabulkannya 'kan?" tanya Sally pada Peter dengan memasang wajah memelas.
Peter berdeham tanpa ekspresi di wajahnya.
"Kapan kau mulai libur kuliah?" tanya Peter serius.
Senyuman lebar terbit di wajah cantik Sally seakan ada angin surga ketika mendengar pertanyaan Peter dan Liza melotot tajam pada suaminya itu.
"Dua minggu lagi. Aku akan memulai Summer Holiday. Apa kita akan pergi untuk mensurvei pulau?" ucap Sally antusias.
"Dua minggu lagi? Hmm-- persiapkan saja dirimu," kata Peter.
Sally melompat girang sambil menari-nari begitu bahagia. Liza melemparkan tatapan sinis nan tajam pada suaminya.
"Apa yang kau lakukan? Harga pulau di sana begitu mahal, Babe!" protes Liza pada Peter.
"Daddy, jangan dengarkan Mommy!" seru Sally.
Liza melirik tajam ke arah Sally. Liza tidak suka jika Peter selalu menuruti apa pun permintaan anaknya itu, apalagi harganya yang tidak masuk akal.
Peter memberi isyarat pada Liza untuk tetap tenang dengan sorot mata teduhnya dan kode tangannya.
"Sally, kemari. Duduk di sini." Peter memanggil Sally dan menyuruhnya duduk di kursi yang berada di sebelah kanannya yang berhadapan langsung dengan Liza.
"Kau ingin pulau di Kepulauan Maladewa?" tanya Peter dan Sally mengangguk semangat.
"Baiklah. Daddy akan mengabulkan permintaanmu," ucap Peter dan Sally tersenyum lebar.
"Namun, dengan syarat kau bisa melewati misi yang Daddy berikan," kata Peter tenang.
Sally mengerutkan keningnya dalam.
"Misi?" beo Sally.
"Ya. Kau harus menjalankan dan melewati misi yang Daddy berikan. Jika kau berhasil, apa pun permintaanmu, Daddy janji akan mengabulkannya. Apa pun!" ucap Peter serius.
"Katakan misi apa yang harus aku lakukan? Aku yakin bisa melewati dan memenangkannya," kata Sally pongah.
Peter menautkan kedua telapak tangannya dan menaruh dagunya di atasnya, menatap Sally lekat. Mengamati dengan saksama ekspresi wajah Sally yang terlihat tegang bercampur penasaran menunggu penjelasan Peter.
"Misinya sangat mudah. Selama satu bulan kau harus menjadi seorang maid di rumah orang yang tidak kau kenal, tanpa semua fasilitas yang Daddy biasa berikan padamu. Bagaimana? Kau sanggup menjalankan misi ini?" jelas Peter tenang dan sambil tersenyum miring menatap anak gadisnya yang terperangah mendengar ucapannya.
"APA! MENJADI MAID? PEMBANTU? TANPA FASILITAS? INI GILA!!!" pekik Sally frustasi.
"Kau mau membunuhku, Daddy? Bagaimana mungkin kau menyuruh anak semata wayangmu yang cantik, mulus dan berpendidikan tinggi ini menjadi seorang maid? Shit! Tidak masuk akal semua ini." Sally menumpahkan emosinya.
"Whatever. Kau tinggal pilih. Lupakan mimpimu untuk punya pulau atau lakukan misi itu dan kau akan mendapatkan semuanya," kata Peter santai.
Liza bungkam. Ia sama sekali tidak habis pikir dengan persyaratan yang diberikan suaminya itu. Sally duduk sambil mengurut pelipisnya yang mendadak pening. Bagai buah simalakama semua ini. Jika tidak diterima ia akan dipecundangi oleh wanita ular di kampusnya, tapi jika diterima ia harus jadi seorang maid.
'Mengerikan sekali harus menjadi babu orang lain. Misi sialan sekali,' pikir Sally.
Namun, harga dirinya di kampus juga harus dipertaruhkan. Ia tidak ingin kalah saing dengan Zena.
"Baik. Aku terima tantangan Daddy. Aku pasti memenangkan misi ini," ucap Sally tegas dan segera melangkah meninggalkan kedua orang tuanya untuk masuk ke dalam kamar tanpa makan malam.
Peter tersenyum miring sedangkan Liza hanya menggeleng tidak habis pikir.
***
Kianna Augustephie menyukai kakak kelasnya bernama Giorgio Fernandes secara tersembunyi dan menjadikan pemuda itu sebagai tokoh inspirasinya ke dalam sebuah cerita cinta remaja yang dirinya tulis. Giorgio adalah sosok populer di sekolahnya dan memiliki julukan 'cowok ganteng di atas rata-rata' yang membuatnya disukai semua orang. Berbanding terbalik dengan Kianna yang pendiam serta tertutup. Namun, bagaimana jika tiba-tiba Gior justru mendekati Kianna? Memperlihatkan semua tingkah absurdnya. Belum lagi, rayuan gombal mematikan yang membuat Kianna terkejut dan semakin jatuh cinta pada pemuda itu. "Kata orang kesempatan itu gak datang berkali-kali, tapi kalo elo, selalu datang berkali-kali dalam pikiran gue, Ki." "Beribu-ribu ular di sawah, hanya satu yang berbisa. Beribu-ribu cewek di sekolah, hanya Kianna yang gue suka." Seperti itukah sifat asli Gior? Mengapa Gior mendekati Kianna? Apakah cerita cinta yang Kianna tulis akan menjadi kenyataan?
WARNING 18+ ( yang belum cukup umur, mending jauh-jauh daripada Ngompol!) Keras kepala, egois dan memiliki gengsi begitu tinggi adalah penggambaran yang paling pas untuk seorang arsitek cantik berdarah campuran Korea Selatan dan Inggris bernama Amanda Altakendra. Wanita yang bertahun-tahun terjebak dalam masa lalu cinta yang kelam membuatnya begitu membentengi diri agar tidak jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya. Kelap malam dan wine menjadi awal kisah pertemuannya dengan seorang pria triliuner, pemilik Archelaus Corp, salah satu perusahaan raksasa di New York, Darko Dio Archelaus. Pria miskin ekspresi yang begitu memuja Amanda, berusaha melakukan apa pun demi mendapatkan wanita itu untuk menjadi pendamping hidupnya. Akankah Darko berhasil menakhlukan hati Amanda? Akankah Amanda berhasil keluar dari labirin masa lalunya?
Warning 18+, bacaan khusus dewasa!! Tiba-tiba dicium pria asing lalu diklaim sebagai calon istrinya di depan semua orang, dilamar diacara pertunangan sahabatnya, dan masih banyak hal-hal mengejutkan lainnya yang dilakukan Augfar pada Clarista. Pria tampan, dan memiliki segalanya memilih untuk menjaga dirinya agar tidak terkena skandal "Mantan" selama duduk di bangku SMA sampai pada akhirnya ia bertemu kembali sosok cinta pertamanya, Clarista. Cerita cinta yang manis dan penuh kejutan menghiasi perjalanan kisah Augfar dan Clarista. Temukan jawabannya hanya di Real or Dream.
Fobia terhadap hubungan sex ( Genophobia ) membuat Zeline Zakeisha harus merelakan kisah cintanya selalu kandas karena ditinggal kekasihnya selingkuh. Para sahabatnya mengambil inisiatif untuk mendaftarkan Zeline pada sebuah situs kencan online bertaraf Internasional dengan syarat ketika ia mendapatkan kekasih di situs tersebut, Zeline harus berani melawan penyakit Genophobianya. Situs tersebut berhasil membuat Zeline mengenal sosok seorang pria yang berada di Negara yang cukup jauh dari tempat tinggalnya saat ini. Indonesia - New York. Pria tampan dengan sejuta kejutan. Lelah karena dibohongi oleh beberapa mantan kekasihnya yang hanya menginginkan materinya, Ricardo Fello Daniello, seorang Triliuner muda New York memilih untuk mencari pasangan lewat sebuah situs kencan online Internasional. Bukan putus asa, hanya saja ia merasa bisa menilai wanita mana yang tulus atau hanya menginginkan materinya semata. Wanita slow respon yang berada di sebuah negara Asia Tenggara, tepatnya Indonesia, mampu mencuri perhatiannya dan membuat perasaannya jungkir balik. Akankah jarak menjadi penghalang kisah cinta mereka? Bagaimana akhir dari lika liku panjang cinta jarak jauh yang mereka jalani? Akankah takdir mempersatukan mereka berdua?
Good looking, kaya raya, cool, pengertian dan nyaman adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk menjadi kekasih seorang Xavera Grizelle. Karena persyaratan sempurna itulah membuat Xavera sampai usia hampir kepala 3 belum menemukan jodohnya. Kurang satu syarat saja, Xavera rela memutuskan hubungannya. Pertemuan Xavera dengan Tezza, seorang mahasiswa tingkat awal yang baru saja lulus dari SMA membuat wanita itu tiba-tiba kembali bersemangat. Ia akan mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya untuk mengejar hati Tezza, si pria muda yang diyakini oleh Xavera sebagai jodohnya. Akankah Xavera terus berlari mengejar hati Tezza dan mendapatkannya?
BIJAKLAH DALAM MENCARI BACAAN. CERITA DEWASA!!! Aderaldo menepuk punggung Naara yang sontak membuat wanita itu menoleh cepat, dan dalam hitungan detik pula, Aderaldo mencondongkan badannya dan menempelkan bibirnya ke atas bibir Naara. Naara melotot tanpa bisa mengelak. Pria itu tersenyum disela ciumannya pada bibir Naara. Dua lengan cukup kekar melepas paksa ciuman Aderaldo dan Naara dengan menarik bahu pria itu. Satu pukulan melayang di perut Aderaldo tanpa bisa dicegah, hadiah dari Xion. "Dasar b******k! Beraninya kau mencium Naara!" bentak Xion marah. Aderaldo memutar bola matanya seraya memasukkan kedua tangannya ke kantung celana kain yang ia pakai. "Kau tidak ada hak untuk melarangku. Memangnya kau siapa?" desis Aderaldo. Xion ingin melayangkan tinjunya pada wajah Aderaldo, tapi ditahan oleh pria tampan berkemeja hitam itu. "Jangan memancingku untuk menghancurkanmu," bisik Aderaldo pada Xion dan pria itu melangkah pergi dengan mengedipkan matanya ke arah Naara yang masih diam mematung. Aderaldo bersiul dan melangkah santai meninggalkan kampus tercintanya. "Manis! Aku menyukainya," gumam Aderaldo sambil mengelap bekas ciumannya bersama Naara barusan. (Ikuti setiap part-nya dan kalian akan menemukan jawabannya ❤️)
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Ayahnya menjadi seorang pengkhianat pada group mafia terbesar di negaranya bernama group Limson, membuat Arabella harus hidup dalam bahaya. Bagaimana tidak, Arabella harus menjadi tawanan kamar Tuan Stanley yang merupakan ketua mafia group Limson atau dia berkeliaran diluar sana dan diburu oleh anggota mafia lainnya.
Marsha terkejut saat mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Karena rencana putri asli, dia diusir dan menjadi bahan tertawaan. Dikira terlahir dari keluarga petani, Marsha terkejut saat mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah orang terkaya di kota, dan saudara laki-lakinya adalah tokoh terkenal di bidangnya masing-masing. Mereka menghujaninya dengan cinta, hanya untuk mengetahui bahwa Marsha memiliki bisnis yang berkembang pesat. “Berhentilah menggangguku!” kata mantan pacarnya. “Hatiku hanya milik Jenni.” “Beraninya kamu berpikir bahwa wanitaku memiliki perasaan padamu?” kata seorang tokoh besar misterius.
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."