/0/4759/coverbig.jpg?v=6f6ae3515bc1f9a8b2d1d48fcd41db95)
Isabella gadis Turki memiliki kehidupan yang sederhana. Ia pergi ke negara London untuk mengejar mimpinya. Namun sesuatu yang besar terjadi. Isabella harus terseret ke dunia mafia bersama kekasihnya, Alech. Mereka berdua harus menghadapi hal yang sulit dalam kehidupan cinta mereka. Bagaimana perjalanan mereka? Apa mereka akan bersama sampai akhir?
Isabella mengemasi semua bajunya kedalam koper untuk bersiap - siap pergi ke negara tetangga dengan harapan mengejar cita-cita masa kecilnya.
"Sudah siap semua Bell?" tanya Ivan sambil membawa koper milik Isabell.
"Emm.. Sepertinya sudah semua Van," jawab Isabell sambil memastikan.
"Nanti kamu tinggal di apartmentku saja Bell, sampai kamu menemukan apartment yang cocok untuk kamu tempati."
"Yup thanx Van, yang jelas cocok juga dengan harganya."
Ivan dan Isabella duduk berdampingan di dalam pesawat yang bertuliskan United Kingdom Airlines. Belle duduk di dekat kaca pesawat sambil menatap keluar jendela.
"Aku sangat menantikan hari ini, pergi dari Turkey ke negara sebelah untuk mewujudkan cita-citaku, apapun yang terjadi aku harus pulang membuktikan bahwa aku mampu," gumamnya dalam hati.
"Belle are you ok? Aku ajak ngobrol malah bengong, ada masalah?" tanya Ivan dengan penasaran.
"Yep... Im fine, Van. Hanya sedikit penasaran dengan kehidupanku nantinya di London." Senyum Isabella mengembang di wajahnya yang cantik.
"Holly shit Belle, tolong jangan tunjukan senyumanmu yang seperti itu, aku benar-benar menjadi lemah setelah melihat senyumanmu." Ivan bergumam dalam hati.
Hati Ivan selalu gelisah di dekat Belle, Ivan memang sudah menyukai Belle sejak lama namun gadis satu ini sungguh sangat sulit untuk paham perasaan Ivan yang sebenarnya.
Teman - teman akrab Isabell selalu memanggilnya Belle. Wanita yang tinggi semampai, rambut hitam, kulit putih bersih dan wajah yang cantik.
Belle selalu menekankan kepada teman-temannya tentang prinsipnya "Ketika aku sudah menganggap teman maka aku tidak bisa jatuh cinta kepada temanku sendiri, itu sesuatu yang sangat aku hindari." Kata-kata Belle selalu terngiang di kepala Ivan, Ivan tidak mempunyai kesempatan untuk menjadikan Belle kekasihnya, hanya bisa menjaga Belle sebagai teman.
Belle duduk dengan tenang sambil mendengarkan musik kesukaannya tanpa memperdulikan tatapan Ivan yang penuh cinta itu.
Tak lama kemudian pesawat mendarat di bandara London Heathrow. Mereka berjalan keluar bandara yang sangat sibuk itu.
"Biar aku bawakan kopermu." Ivan menyambar koper Belle dengan cepat.
"Van... Aku bisa membawanya sendiri." Belle memutar matanya entah apa yang Ivan lakuan selalu berlebihan.
"Jangan jadi wanita yang sok kuat. Untuk ucapan terimakasihmu, bisakah kau masakkan aku makan malam." Ivan membawa koper Belle ke parkiran mobil dan memasukannya ke bagasi mobil Ivan.
Belle memutar bola matanya dan tidak menjawab kata-kata Ivan.
Dalam perjalanan menuju ke apartment milik Ivan, Ivan dan Belle berhenti di sebuah supermarket untuk membeli bahan makanan. Seperti biasa Ivan selalu memperlakukan Belle seperti gadis kecil.
"Kamu pilih saja bahan makanan yang dibituhkan, biarkan aku membawa trolley-nya." Ivan merebut paksa trolley yang sedang Belle dorong.
Tanpa berkata apa-apa Belle mulai memilih bahan makanan yang dibutuhkan. Sedangkan Ivan sabar menanti Belle.
"Aku sudah seperti suami yang baik hati menemani istriku berbelanja, kan?" Ivan mengedipkan satu matanya.
"Wow Ivan apakah kamu sedang latihan menjadi suami dan berniat menikahi wanita dalam waktu dekat ini?" Belle tertawa terbahak mendengar ucapan Ivan.
Ivan mendecak sebal. "Aku harap bisa bersama gadis pujaanku, sayangnya gadis itu hanya dalam angan-anganku saja."
"Cari gadis lain kalau begitu." Belle tertawa geli mendengar curhatan temannya itu.
Tak lama kemudian mereka sampai di apartemen Ivan. Belle tercengang melihat apartment Ivan yang berantakan.
"Ivan apa-apaan ini? Apartmentmu terkena bencana angin tornado?"
"Ops sorry Belle, aku belum sempat membersihkannya, tolong tunggu sebentar, duduk disini dan jadi gadis yang manis." Ivan menarik Belle untuk duduk di sofa dan mulai membereskan semua barang-barang yang berserakan.
"Biarkan aku membantumu Van." Belle berdiri dan hendak membereskan dapur.
"Stop Belle don't do anything!" teriak Ivan dari dalam kamar tamu.
"Wow! Easy pak tua, aku hanya ingin membereskan dapur dan memasak." Belle menghela nafas dan duduk kembali. Sambil menunggu Ivan, Belle membuka handphone menelusuri akun sosial medianya dan tanpa sadar ia tertidur.
"Bell bangun, makan malam sudah siap, ayo kita makan malam." Ivan menggoyang-goyangkan bahu Belle.
"Oh my! Aku ketiduran, sorry..." Bella terperanjat. Matanya menelusuri setiap sudut apartment Ivan dengan terkagum - kagum semuanya rapi dan bersih, sekilas Belle melihat meja makan yang sudah terisi beberapa hidangan makanan khas Turki untuk makan malam.
"Wow amazing, thanx sudah memasak makan malam, kebetulan aku sudah lapar." Belle meringis menatap Ivan dan beranjak dari sofa menuju meja makan. Ivan yang terkesima dengan Bella menatap tanpa berkedip.
"Ada apa Van? Ayo kita makan, atau akan aku habiskan semua jatah makanmu." Belle terkekeh sambil menyantap daging bakar.
"Dasar wanita barbar, habiskan kalau kau bisa." Ivan mendekat ke meja makan dan duduk di depan Belle.
Mereka menghabiskan makan malam dengan tenang.
****
Belle melihat ramainya kota London yang sibuk dari balik kaca apartment.
"Bell ayo kita pergi, setelah kita memastikan apartment yang akan kamu tempati, kita langsung datang ke festival seni, ada kejutan buatmu." Ivan memakai sepatu dan terlihat rapi hari ini.
"Baiklah, umm ... kejutan?" Terkadang Belle tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran Ivan dan apa yang akan dia lakukan "laki-laki penuh misteri," gumam Belle.
"What you say?" Alis mata Ivan naik sebelah.
"Nothing! Hurry up Ivan!" Belle berseru dan sambil menyambar tas slempang mini kesayangannya.
"Bell kenapa kamu tidak membeli apartment saja disini? Aku yakin ayahmu akan setuju, karena kamu lebih suka tinggal di London." Ivan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Good idea, thanx Van aku akan membeli kerajaan Inggris juga." Belle tertawa dan memalingkan wajahnya menatap ke luar kaca pintu mobil dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Ayah Belle adalah pengusaha properti terbesar di Turki dan sangat sibuk sehingga Belle merasa sendiri di waktu yang lama. Ibunya meninggal lima tahun lalu, entah kenapa semenjak itu ayahnya semakin sibuk dan jarang pulang ke rumah.
Setelah menyelesaikan uang sewa apartment, mereka menuju ke tempat festival seni yang Ivan bicarakan sebelumnya. Dari jauh seorang lelaki tinggi, berambut panjang yang digerai menggunakan jaket levis terlihat modis itu melambai ke arah Belle dan Ivan.
"Belle my darling, my baby ... Im here for you." laki-laki itu berjalan setengah berlari menuju Belle.
"Oh my god! Billy!" pekik Belle sambil menutup mulutnya karena terkejut.
Mereka berdua berpelukan dengan erat, Billy mencium pipi Belle terlihat mesra.
"Billy what you doing here?" Dengan menggandeng lengan Billy dan bergelanyut manja, Bella berjalan menuju stand yang bertuliskan TURKISH ART.
"Come on bitch! Im here for you and i'll stay here with you." Billy menjambak lembut rambut hitam dan panjang milik Belle.
"Are you kidding, Bill?" Belle membulatkan matanya terkejut.
"Aku serius Bell, aku ingin tinggal di sini untuk membantumu mengejar kehidupanmu, aku sangat khawatir padamu." Billy mengusap pipi Belle dan memeluknya.
"Ehm khawatir denganku?" Belle tidak percaya yang Billy katakan barusan, sepertinya kata-kata Billy tidak pantas untuk dipercaya.
"Tentu aku khawatir, khawatir jika kamu akan menggila seperti anjing gila dan tidak ada seorangpun yang mampu menghadapimu." Billy tertawa terbahak-bahak sehingga menarik perhatian semua orang yang ada disana.
"Sial kau Bill!" Dengan tendangan kecil, Bella berhasil meredakan tawa Billy.
Billy sahabat Belle berasal dari Turki, sahabat yang mengerti akan kondisi Belle. Wajah yang rupawan dan badan kekar serta modis tak jarang wanita menaruh perhatian terhadap Billy, namun Billy adalah seorang laki-laki yang tidak menyukai wanita, dia lebih tertarik dengan laki-laki, itu membuat Belle merasa nyaman jika Billy memberikan perhatian lebih seperti seorang kakak perempuan.
Di sisi lain Ivan memperhatikan mereka diam-diam, mengagumi setiap tingkah Belle, namun tidak ada keberanian untuk mengungkapkannya, terlebih bersikap seperti Billy.
"Semoga kamu selalu bahagia dan tersenyum Bell. aku mencintaimu." Ivan hanya bisa mengungkapkan dalam hatinya saja.
Takdir siapa yang tahu? Hati seseorang juga tidak ada yang tahu. Perjalanan hidup Hellena bagaikan roller coaster. Berbalik dengan cepat, kesengsaraan yang ia terima dari keluarganya ternyata itu menjadi jalan takdir indah baginya. Bertemu dengan pria asing dalam waktu singkat, justru membawa Hellena menuju kebahagiaan. Bagaikan malaikat penyelamat, datang tiba-tiba dan masuk ke dalam hidup Hellena dengan mudah. Hellena harus terpaksa menikah karena desakan dari orang tuanya. Akhirnya ia memilih untuk menikah dengan pria yang baru saja ia temui.
Putri Erina mewariskan tahta kerajaan Zelbert dari sang ayah, Raja Fasco de Cloris. Seharusnya tahta itu diserahkan kepada pangeran Ergo de Cloris, namun pangeran Ergo menghilang saat pergi untuk berperang. Putri Erina harus menghadapi banyak kendala terutama penghianatan dari pamannya sendiri, Duke Hamburgh. Putri Erina tersingkirkan setelah ia mendapatkan gelar Ratu dan menikah dengan Iraqis, anak dari Duke Hamburgh. Putri Erina melarikan diri dari istana, ia mencari bantuan sesuai petunjuk mendiang Raja Fasco untuk menyelamatkan kerajaannya. Bagaimana Putri Erina menyelamatkan kerajaannya? Apakah Ia berhasil merebut kembali apa yang seharusnya jadi miliknya dari pamannya yang penuh dengan tipu muslihat?
Bima tak menyangka, jika seorang gadis yang dia tolong seminggu yang lalu akan menjadi ibu susu anaknya. Dia adalah Jenny, seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang masih berstatus pelajar SMA. Namun, entah alasan apa, diumurnya yang masih terbilang muda gadis itu sudah mengandung. Apa mungkin karena salah pergaulan? Atau justru memang dia sudah menikah? Semakin lama dilihat, Jenny semakin mempesona. Hingga membuat seorang Bima Pradipta yang masih berstatus suami orang menyukainya. Dan suatu ketika, sebuah insiden kesalahan pahaman membuat keduanya terpaksa menikah dan menjadikan Jenny istri kedua Bima. Akankah pernikahan mereka abadi? Lalu, bagaimana dengan Soraya istri pertama Bima? Akankah dia terima dengan pernikahan kedua Bima? Atau justru dialah yang terlengserkan? “Setelah kita menikah, aku akan menceraikan Raya, Jen!” Bima~ “Kalau begitu Bapak jahat namanya, masa Bu Raya diceraikan? Aku dan dia sama-sama perempuan, aku nggak mau menyakitinya!” Jenny~
Megan dipaksa menggantikan kakak tirinya untuk menikah dengan seorang pria yang tanpa uang. Mengingat bahwa suaminya hanyalah seorang pria miskin, dia pikir dia harus menjalani sisa hidupnya dengan rendah hati. Dia tidak tahu bahwa suaminya, Zayden Wilgunadi, sebenarnya adalah taipan bisnis yang paling berkuasa dan misterius di kota. Begitu dia mendengar desas-desus tentang hal ini, Meagan berlari ke apartemen sewaannya dan melemparkan diri ke dalam pelukan suaminya. "Mereka semua bilang kamu adalah Tuan Fabrizio yang berkuasa. Apakah itu benar?" Sang pria membelai rambutnya dengan lembut. "Orang-orang hanya berbicara omong kosong. Pria itu hanya memiliki penampilan yang mirip denganku." Megan menggerutu, "Tapi pria itu brengsek! Dia bahkan memanggilku istrinya! Sayang, kamu harus memberinya pelajaran!" Keesokan harinya, Tuan Fabrizio muncul di perusahaannya dengan memar-memar di wajahnya. Semua orang tercengang. Apa yang telah terjadi pada CEO mereka? Sang CEO tersenyum. "Istriku yang memerintahkannya, aku tidak punya pilihan lain selain mematuhinya."
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Selama sepuluh tahun, Delia menghujani mantan suaminya dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia hanyalah lelucon terbesarnya. Merasa terhina tetapi bertekad, dia akhirnya menceraikan pria itu. Tiga bulan kemudian, Delia kembali dengan gaya megah. Dia sekarang adalah CEO tersembunyi dari sebuah merek terkemuka, seorang desainer yang banyak dicari, dan seorang bos pertambangan yang kaya raya, kesuksesannya terungkap saat kembalinya dia dengan penuh kemenangan. Seluruh keluarga mantan suaminya bergegas datang, sangat ingin memohon pengampunan dan kesempatan lagi. Namun Delia, yang sekarang disayangi oleh Caius yang terkenal, memandang mereka dengan sangat meremehkan. "Aku di luar jangkauanmu."
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.