/0/3985/coverbig.jpg?v=266618c9059c3178d5f9ead60dba40fd)
Dia adalah cowok yang bisa dibilang mendekati sempurna. Lihatlah, wajahnya yang tampan, hidungnya yang bangir, dagunya yang tegas, serta tatapannya yang tajam. Bak idol korea! Otaknya juga bisa dibilang encer bagi pemalas sepertinya. Tubuhnya ideal, tidak kegemukan maupun kekurusan, justru ia memiliki otot-otot sempurna yang bisa membuat kaum hawa menjerit histeris. Tapi satu hal yang membuatnya malu. Yaitu namanya. Kenapa orang tuanya harus memberikan dia nama Jamaluddin? Ia semakin kesal saat seorang gadis dengan seenaknya menertawakan namanya dengan keras. Ia benar-benar ingin menghancurkan gadis yang telah mempermalukannya itu.
Cowok itu berjalan dengan santai menyusuri koridor sekolah. Gayanya yang ambruadul serta wajahnya yang tampan membuat dia jadi pusat perhatian. Oleh karena itu, ia menyempatkan diri untuk tebar pesona ke seluruh penjuru koridor sebelum memasuki kelas. Hal itu seakan menjadi hal wajib dilakukan setiap pagi bagi cowok urakan itu. Kalau tidak melakukan sama sekali, bisa mati katanya.
...
Ia memfokuskan pandangannya ke arah seorang gadis yang terlihat bingung memikirkan sesuatu. Sepertinya, ini pertama kali ia melihat gadis itu. Apakah dia murid baru? Entahlah. Lebih baik ia hampiri, siapa tahu dia bisa menjadi mainan barunya.
Jamal sedikit mempercepat langkahnya menghampiri gadis itu,
"Woy!" Jamal berteriak cukup keras hingga gadis itu menoleh ke arah sumber suara dengan tatapan sengit.
"Kenapa mata lo? Mau gue culek? Kayak mau gue perkosa aja." Ucap Jal tak suka.
Gadis itu hanya memalingkan wajahnya jengah. Hari pertama ia masuk ke sekolah baru harus mendapat kesialan. Sial.
Mendapat respon yang seperti itu, membuat Jamal geram setengah mati. Baru pertama kali pesonanya tertolak oleh seorang gadis. Sepertinya cukup sulit untuk menaklukkan gadis ini.
"Lo punya mulut gak si? Kalau punya mulut itu dipake. Gak usah sok jual mahal deh lo!" Jamal kembali berucap.
Gadis itu hanya merotasikan bola matanya malas. Merasa jengah dengan cowok pengganggu di hadapannya ini. Kemudian ia memfokuskan pada dada cowok itu. Kemudian ia tertawa terbahak-bahak.
Jamal yang melihat itu mengernyit heran. Memangnya apa yang lucu? Sampai-sampai gadis di depannya ini tertawa keras-keras seperti kuntilanak. Karena tak tahan, ia mencekal gadis itu, kemudian bertanya
"Kenapa lo?"
Yang ditanya masih tertawa terbahak-bahak sampai matanya bercucuran dengan air mata.
"Hahahahahaa... Jam... Hahaha... Jamal....udiinnn... Hahahaha"
Gadis itu semakin mengeraskan suaranya. Sampai semua mata tertuju pada mereka berdua. Wajah Jamal memerah menahan amarah. Baru pertama kali ada seseorang yang berani mempermalukannya seperti ini. Ia akui, memang namanya benar-benar kuno dan ketinggalan jaman. Tapi, tak satupun yang berani mengejek namanya. Ingat, ia adalah anak dari donatur terbesar di sekolah ini.
"Udah ya Jamaluddin. Gue mau ke ruangan kepala sekolah dulu. Btw, nama gue Anggun, bukan Surtini."
Setelah mengatakan kalimat itu, gadis itu melenggang pergi begitu saja. Hal itu membuat wajah Jamal semakin merah menahan amarah.
"Nama lo Anggun, tapi kelakuan kayak dugong!! Tunggu pembalasan gue!! Macam-macam sama Jack!!"
Fyi, Jamaluddin sering menyebut dirinya sendiri dengan nama Jack. Ia benar-benar benci ketika orang lain memanggilnya dengan nama asli. Memalukan.
Clara baru saja diusir dari kediamannya sendiri. Orang tuanya belum lama meninggal. Namun, bukannya mendapat topangan dari kerabatnya, mereka malah merampas semua harta yang ditinggalkan oleh kedua orang tua Clara. Clara berjalan tak tentu arah. Ia hanya diperbolehkan membawa pakaian-pakaiannya sendiri. Tanpa diberi uang sepeserpun. Ia tidur dimanapun dirasa tempat itu mampu menghalanginya dari turunnya hujan dan panas. Wajahnya yang cantik jelita mulai terlihat kotor akibat tak terawat. Siang itu, Clara beristirahat di bangku taman tempat anak-anak TK bermain. Berjalan cukup jauh membuat tubuhnya cukup lelah. Belum sempat memejamkan mata ia mendengar suara anak kecil yang memanggilnya 'mama'. "Mama? Mama ngapain disini? Kenapa mama gak pernah pulang? Papa bilang, mama pergi jauh sekali. Kenapa mama jahat sama Devan?" Ucap anak itu pada Clara. Clara hanya bisa terdiam cukup lama mendengar perkataan anak itu. Seingatnya ia belum pernah melakukan hubungan dengan siapapun. Tapi, kenapa anak ini memanggilnya mama?
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.