/0/3500/coverbig.jpg?v=7bed22389f01b1d705a8ec8be80fa3c0)
Via gadis yang cantik yang mempunyai Kekasih yang sangat baik mereka harus terpisah karena orang tua Via. Hingga Via memilih untuk bersekolah di KAIRO. Siapa yang menyangka ternyata Via meninggal disana. Mampukah Sang Kekasih untuk melupakannya
BAB I
TENTANG VIA
Via, wanita muda, cantik, jelita, berkulit putih, bertubuh tinggi, wanita yang dulu langsing itu sekarang punya pipi tembem mengikuti selera makan sang kekasih yang memang hot-hot pop.
Menjalani hubungan jarak jauh memang bukan hal yang mudah. Namun faktanya Via dan Sang Kekasih bisa melakukannya, mereka bisa menjaga hubungan mereka tetap langgeng tanpa pertengkaran setiap harinya dan itu sangat istimewa.
Menjaga agar hubungan baik-baik saja, menjaga agar tidak terjebak dosa, dan menjaga agar Via tetap selamat sampai tiba saatnya nanti, sesuatu yang tidak mudah dilakukan namun hal itu justru dipilih sebagai jalan melanggengkan hubungan mereka.
Sang Kekasih yang baik tak pernah memaksa Via untuk bercumbu ataupun melakukan hal yang berbau dosa hanya demi memuaskan gairahnya.
Sang Kekasih bukan hanya menjaga raga namun juga menjaga hati Via.
Menjaga hingga saat yang ditentukan itu tiba tidak mudah memang namun bila diperjuangkan pasti bisa.
Via hari ini tiba. Via libur kuliah hingga bisa pulang ke rumah Mama di Jalan Ahmad Yani. Sang kekasih berkeras bergegas menemui nya. Rindunya pada Via demikian besar hingga ia tidak ingin membiarkan waktu terlewat begitu saja.
Mengenakan kaos longgar bergaris merah hitam dengan paduan celana panjang berbahan kain juga berwarna hitam membuat tubuh tinggi besarnya nampak gagah. Rambut ikal yang disisir rapi dan kacamata minus, ia ingin menjadi pangeran dengan tampilan terbaik meski tidak sempurna di hadapan Via. Ia bergegas mengendarai motornya menuju ke kediaman Via. Tak ada waktu tertunda bila untuk Via, selalu begitu dan begitu.
Bagi Sang Kekasih Via adalah ratu di Istana hatinya. Ratu yang bertahta hampir 5 bulan lamanya. Ratu paling sempurna diantara semua wanita yang pernah singgah di hatinya.
Di beranda rumah, Via telah tersenyum menyapa. Gigi putih yang berderet rapi itu menghias senyum manisnya. Pipinya yang merah merekah membuat ia tampak cantik luar biasa. Via yang tidak bisa digambarkan kecantikannya terlebih oleh Sang Kekasih yang demikian memuja dirinya. Sang kekasih memapah motor dan membawanya masuk menuju ke halaman rumah.
Sang kekasih menatap Via dari tempatnya. Wajah itu... ya wajah yang selalu tersenyum. Hari ini Via mengenakan sweater merah hadiah dari sang kekasih untuknya. Dia nampak cantik meskipun sedikit lungkrah mungkin karena lelah.
Sang Kekasih duduk di kursi rotan yang sengaja diletakkan di halaman rumah Via. Kursi rotan yang di sekitarnya dikelilingi aneka jenis bunga membuat siapapun betah duduk di sana.
Hingga tiba-tiba Via mengeluarkan suaranya,
"Via sangat letih, Aa." Keluhnya .
Sang kekasih menyentuh kepala yang tertutup jilbab putih dengan rasa iba.
"Tubuh yang mengeluarkan udara panas, aktivitas kampus yang padat pasti menguras tenaga." Sang Kekasih mengobatin penuh haru.
Sang Kekasih mengeluarkan 2 buah Toblerone. Mata Via berbinar suka.
"Terima kasih, ya."
"Siapa yang ingin memberikan padamu? Aku hanya menunjukkan bahwa aku baru saja membeli Toblerone ini di supermarket sebelum kemari." Penjelasan sang kekasih membuat Via tersenyum tapi sedikit manyun.
Hingga kemudian mereka tertawa terbahak berdua.
Mereka berbincang ringan sambil mengunyah patahan demi patahan coklat rasa kacang nikmat yang penuh ditumbuhi butiran cinta.
Sang Kekasih nampak melihat Via nampak kelelahan. Mungkin karena Via baru pulang dari Jakarta dan butuh istirahat hingga kemudian sang kekasih berinisiatif untuk pulang dan membiarkan Via beristirahat dulu saja. Masih ada hari esok, masih banyak waktu berbincang-bincang dengan Via. Jadi untuk apa memaksa bila hanya membuat Via memaksakan diri menemui dirinya berpura-pura sehat padahal lelah sedang menerpa.
"Aa pulang dulu, ya," kata Sang Kekasih kepada Via.
"Lho, kok pulang."
"Iya, Via istirahat saja. Besok Aa datang lagi kita masih punya banyak waktu ,Vi."
Suara Via menggumam. Via mengangguk semangatnya untuk berjumpa dengan Sang Kekasih luar biasa besa. Namun wajah letihnya pun demikian tampak hingga senyumnya menjadi terlihat hambar.
Sang kekasih memilih pulang karena baginya kesehatan Via jauh lebih penting dari apapun.
"Tapi janji ya, besok pasti datang," kata Via kepada Sang Kekasih.
"Iya, Vi. Kamu tenang saja, kalau aku yang tidak datang bukan kamu yang resah. Aku yang jadinya sedih karena bertemu dengan kamu adalah impianku." Sang kekasih mulai mengeluarkan kalimat manisnya.
"Gombal, Aa," suara Via manja.
Begitulah cinta dia selalu punya ruang untuk membuat kekasihnya bahagia meski ia sendiri juga ingin bahagia.
Usai mengucapkan salam dan menyeruput teh hangat yang dihidangkan, motor Sang Kekasih melaju pergi. Ia berjanji akan melanjutkan khayalan indahnya di rumah.
Via, khayalan kecil tentangnya selalu dilanjutkan oleh sang kekasih di rumahnya, sambil menatap kalimat-kalimat indah yang ditulis oleh Via di lembaran sampul buku juga di surat kecil untuk dirinya.
Ia adalah pencinta Halo Gibran dengan karyanya sehingga setiap tulisannya selalu penuh penuh makna. Bahasa cinta yang ia ukir adalah bahasa dengan pemaknaan yang dalam dan tidak semua orang bisa memahaminya.
Namun bila tulisan tersebut dihadiahkan oleh Via untuk Sang Kekasih maka pasti bila Sang Kekasih tak mengerti maksudnya, ia akan langsung bertanya kepada Via.
Bila sudah begitu maka Via akan menertawakan Sang Kekasih dan menggodanya begitu rupa.
Bukan untuk menghina tapi hanya sekadar untuk menguatkan hubungan saja. Bukankah bercanda itu bisa menguatkan hubungan dua anak manusia.
Deretan gigi putih dan hidung mancung itu sepertinya sengaja diukir Tuhan untuk bertengger di wajah Via dan mempercantik keberadaannya. Hingga dalam temaram lampu kamar, Sang Kekasih berujar pelan, "Via, suatu hari nanti bila tiba masanya, aku akan memilihkan gaun berwarna putih dengan kilau berlian di sekitarnya dan kita akan bergandengan tangan menuju lantai kaca nan indah saat Allah merestui hubungan kita."
"Jadilah pengantinku, Via," khayalan kecil Sang Kekasih digantungkan nya diantara atap-atap rumah dan berharap Tuhan berkenan mengabulkan serta menjadikan mereka pasangan yang paling bahagia di dunia.
Dalam benua cinta, mereka akan bergandengan tangan. Mereka akan menjadi inspirasi bagi semua pemuda di seluruh dunia. Mereka akan memberikan contoh terindah bagi banyak pemuda tentang bagaimana caranya menjaga cinta.
Begitu khayalan Sang Kekasih tentang Via. Khayalan yang sangat ingin diwujudkan dan semoga saja disegerakan.
Karena sungguh, bisa menikah dengan orang yang kita cintai adalah sebuah anugerah terindah.
Tidak ada yang lebih agung dari mimpi menghalalkan sebuah hubungan bagi seorang pencinta.
Seorang pencinta yang serius akan terus berada dalam perjuangan mewujudkan cinta sebagai puncak dari harapan dan mimpinya. Hal itulah yang sedang Sang Kekasih upayakan untuk masa depan cintanya bersama Via.
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.