Ketika rasa itu perlahan menghilang, akankah mampu bertahan demi keutuhan sebuah pernikahan?
02 𝕵𝖆𝖓𝖚𝖆𝖗𝖎 2019
𝓢𝓪𝓵𝓶𝓪
&
𝓐𝓭𝓲
"Saya terima nikahnya Ayudia Baskara binti Baskara Witorejo dengan mas kawin seperangkat alat solat dan emas lima gram di bayar tunai,"
"Bagaimana saksi, sah? sah?"
"Saaaahhh! ssaahhh! ssaaahhh!"
Hari itu menjadi hari terindah dalam hidup Salma dan Adi. Kisah cinta selama tujuh tahun silam berujung dengan ikrar janji setia sehidup semati.
"Silahkan keluarga besar untuk foto bersama di pelaminan," ujar fotografer.
|
|
|
|
"Ay, bangun yuk udah pagi," ucap Adi mengusap kepala Salma.
"Mmhhh hhuuaahhh," Salma menyadarkan dirinya perlahan.
Nampak wajah Adi yang pertama kali ia temukan di depan matanya.
"Hah, kamu ngapain di sini?" Salma terkejut hingga menutupi badannya dengan selimut.
"Lah kan kita udah nikah, masih aja kaku, nih," Adi menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya.
"Ehehe lupa beb," jawab Salma dengan seringainya.
"Cepet bangun, suamimu ini pengen di masakin sarapan sama sang istri," Adi keluar dari kamar.
Kehidupan baru di awal pernikahan sangatlah indah dengan segala serba-serbinya. Salma kini tak lagi harus menahan rasa kesalnya dengan perkataan kaum netizen yang sangat menyakitkan. Kapan menikah? udah lama pacaran nggak nikah-nikah! dan hal lain yang lebih menyakitkan lagi.
Bagi Salma dan Adi menikah bukan sekedar perlombaan siapa yang lebih dulu. Tetapi menikah adalah soal kesiapan jasmani dan rohani. Belum tentu juga orang yang menikah muda akan selamanya bersama. Disitulah mereka yakin jika kesiapan itu baru muncul di tahun ke tujuh mereka bersama.
"Bebi, tolong ambilin kornet di kulkas dong," pinta Ayu yang tengah sibuk menggoreng nasi gorengnya.
"Ashiyappp,"
Adi membawa sebuah daging kaleng lalu di berikannya pada Ayu.
"Eh bentar, kok anyir yah," ujar Ayu yang telah menuangkan beberapa sendok.
"Lah aku ambil di kulkas kok deket sama telor," ujar Adi.
Tanpa membaca tulisannya ternyata yang diambil olehnya adalah makanan basah kucing. Tentu saja baunya sangat anyir dan tidak seperti kornet.
"Astagah, ini kan makanannya embul beb, kamu nih salah ngambilnya," ucap Salma.
Selama berpacaran mereka sangat sering berdebat tentang hal-hal kecil. Tak jarang Adi mengalah demi menghindari pertengkaran. Namun tak jarang pula mereka saling berdiam berhari-hari tanpa kabar.
"Beb, aku hari ini ada meeting sebentar sama temen WO ya, pulangnya aku ajak Hanin kesini ya mau ngajarin aku bikin kue," ucap Salma.
"Masak nggak bisa ditunda sih yang, kan kita lagi honeymoon loh ini," protes Adi.
"Sebentar doang beb dua jam, aku nggak enak soalnya ini kan nikahannya Intan mas, salah satu pendiri WO kita," jelas Salma.
Dengan wajah yang pasrah Adi pun mengiyakan keinginan istrinya tersebut. Pasalnya usaha Wedding Organizer yang di tekuni Salma bersama teman-temannya, sudah berjalan sejak mereka duduk di bangku kuliah. Adi pun hanya bisa mendukung apa yang menjadi tujuan Salma selama ini. Selain materi wanita cantik itu ingin mewujudkan impian para wanita untuk merealisasikan pesta pernikahan yang sempurna.
"Yang, aku berangkat dulu ya," ucap Salma.
"Hmm, pulangnya jangan kemaleman loh ya," jawab Adi mencium istrinya.
"Siap bos, pulang pagi ehehe," ledek Salma.
Siang itu Salma pergi menuju sebuah kafe yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Disana telah ada Intan, Vero dan Puspa. Bersama Salma mereka berempat membangun usaha WO ini sejak lama. Diantara mereka hanya Salma dan Puspa lah yang sudah menikah. Namun Intan dan Hanin juga akan menyusul dalam satu atau dua tahun sekarang.
"Hai girls, aku nggak telat kan?" tanya Salma.
"Wuideh penganten baru nih, masih anget-angetnya ya kan," ledek Hanin.
"Bukan lagi, pasti udah promil kembar lima yak hahaha," timpal Puspa.
"Ini tadi mas Adi juga maunya aku nggak dateng meeting sekarang, tapi demi kalian aku membujuknya sekuat tenaga," jelas Salma.
"Unch banget mahmud satu ini utututu," ledek Puspa kembali.
"Eh mahmud harusnya kamu dong," protes Salma.
"Bentar bentar, apa nih maksudnya mahmud mahmudan," ujar Intan bingung.
Salma hanya memberi isyarat tangan menunjukan perutnya. Seketika Intan dan Hanin terkejut saat mengetahui ternyata Puspa tengah mengandung anak pertamanya.
"What udah hamidun beb? Ih kenapa nggak bilang-bilang sih, curang Salma doang yang di kasih tau," protes Hanin.
"Ini baru mau di kasih tau di sini, udah dikasih tau duluan sama Salma," jawab Puspa.
"Selamet ya say, dede di perut mama, jangan bandel kaya mamamu ya nak, tendang aja kalo mama lagi pecicilan," ucap Intan mengusap perut Puspa.
Kebahagiaan pun terasa sangat lengkap ketika mengetahui anggota mereka mengandung anak pertamanya.
Melihat semua personilnya telah lengkap, Salma mengeluarkan laptopnya untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya pada teman-temannya. Namun begitu Hanin sebagai calon pengantin nampak muram.
"Han, are you okay?" tanya Salma.
"Ini loh, Putra nggak bisa dateng kesini, padahal ini kan buat ngomongin pernikahan kita, masak dia lebih mentingin kerjaannya," gerutu Hanin kesal.
"Ya udah, yang penting kan udah ada kamu jadi desain aku nggak sia-sia dong, possitive thinking aja yah," ucap Salma menenangkan.
Teman-teman Hanin mulai menghibur satu sama lain. Hanin yang hanya berpacaran dua tahun memutuskan untuk menikah dengan Putra kekasihnya. Disamping ia telah mapan, Putra adalah sosok lelaki yang sangat romantis padanya. Namun entah mengapa belakangan ini ia sangat sibuk dengan pekerjaannya.
"Aku oke aja deh yang ini, terus ini, terus ini oke lah, waaahhh aku nggak salah banget pilih WO ya, kalian profesional luar dalem pokoknya," puji Hanin.
"Iya dong, apalagi buat member kita, pasti yang terbaik," ujar Intan.
Tawa pun menyeruak memenuhi kafe tersebut. Persahabatan sejak bangku kuliah membuat mereka sangat paham selera satu sama lain. Tak terkecuali bagi anggota yang belum menikah seperti Hanin dan Intan. Sebisa mungkin Salma dan Puspa melakukan yang terbaik untuk kedua sahabatnya.
"Eh udah sore nih, nanti mas Adi nyariin," ucap Salma.
"Iya aku juga mau gym hari ini, kita pisah di sini aja?" tanya Intan.
"Oke deh, Han kamu jadi ke rumahku kan bikin kue," ucap Salma memastikan.
"Iya jadi, males juga nunggu Putra lama pasti meeting nya," jawab Hanin.
Akhirnya mereka saling berpamitan untuk berpisah. Intan dengan kesibukannya berolahraga, Puspa yang kini tengah berbahagia atas kehamilan anak pertamanya, Hanin yang tentu saja calon pengantin dan Salma sebagai pengantin baru.
"Beb kamu nggak bawa mobil kan?" tanya Hanin saat mereka keluar dari kafe.
"Enggak, kan mau nebeng calon manten hehe," jawab Salma.
"Guys kita duluan ya!" seru Intan dan Puspa.
Hanin dan Salma pun menuju mobilnya untuk pulang. Sepanjang jalan mereka habiskan dengan mengobrol tentang pernikahan Hanin. Salma selalu mengingatkan Hanin untuk tetap menjaga kondisi. Ia membagi pengalamannya saat akan melangsungkan pernikahan. Meski mereka sangat pandai dalam mengatur sebuah acara, namun tetap saja akan merasakan gugup yang luar biasa saat acara pernikahan mereka sendiri.
"Sebenarnya kalau masalah mental sih aman beb, cuman kayak ada sesuatu yang ngeganjel aja gitu, jadi banyak kecurigaan sama Putra, terus sekarang jarang ada waktu buat ngobrol," ujar Hanin.
"Iya itu wajar namanya juga mau menghabiskan sisaa hidup bersama, pasti ada aja yang bikin curiga, ragu bahkan nih ya aku aja lima menit mau ijab itu batinku bergejolak, kayak waduh ini beneran nggak ya, gue bakalan kawin nih ntar nggak bisa bebas hangout bareng temen-temen dan masih banyak lagi," jelas Salma.
"Terus kamu handle itu gimana?" tanya Hanin.
"Kuncinya percaya, percaya bahwa dia pilihan kita, percaya semua akan baik-baik saja dan percaya kalau kalian adalah jodoh Tuhan selamanya," jawab Salma.
"Aaaaaaa, makin tegang kan akunya," ucap Hanin
"Lemesin aja say, nanti juga enak hahahah," jawab Salma.
Hari itu menjadi hari yang berkesan bagi Hanin. Pasalnya hingga larut malam ia dan Salma habiskan untuk berbagi pengalaman menikah. Tak ketinggalan Adi memberikan sedikit nasehatnya agar Hanin siap menjalani rumah tangga. Dan pada akhirnya agenda mereka untuk membuatkue bersama harus ditunda hingga Hanin selesai bertanya tentang seluk beluk pernikahan pada Salma.
Jo sosok makhluk tidak halus yang menginginkan cinta tulus meski selalu tidak berjalan mulus.
Kehidupan Nadin yang ternoda sejak SMP membuatnya di liputi kebencian terhadap saudaranya Andi, namun beranjak SMA Nadin bertemu sosok Gilang yang sangat berpengaruh bagi hidupnya. Terlebih ia telah memutuskan untuk mengakhiri pekerjaannya sebagai foto model dewasa. Namun saat ia merasa hidup kembali, masa lalu yang menghantuinya kembali muncul dan mengusik kehidupan baru Nadin. Andi yang ternyata satu kampus dengannya berhasil membuat Nadin berperang dengan masa lalunya. Rama sebagai seseorang yang baru masuk ke dalam hidup Nadin tak tinggal Diam. Keadaan Nadin yang diketahui Rama dari video bertahun-tahun lalu itu membuat Rama menjaga Nadin hingga berkelahi dengan Andi. Di saat mereka berusaha saling mempertahankan video itu, seketika Andi membongkar semua masa lalu yang ia hadapi dengan ibunya yang melibatkan ayah Nadin. Itu lah alasan mengapa sampai saat ini dendam itu di luapkannya pada Nadin.
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
TERDAPAT ADEGAN HOT 21+ Amira seorang gadis berusia 17 tahun diperlukan tidak baik oleh ayah tirinya. Dia dipaksa menjadi budak nafsu demi mendapatkan banyak uang. Akan kah Amira bisa melepaskan diri dari situasi buruk itu? Sedangkan ayah tirinya orang yang kejam. Lantas bagaimana nasib Amira? Yuk baca cerita selengkapnya di sini !
BERISI BANYAK ADEGAN HOT! Rey pemuda berusia 20 tahunan mulai merasakan nafsu birahinya naik ketika hadirnya ibu tiri. Ayahnya menikah dengan wanita kembar yang memiliki paras yang cantik dan tubuh yang molek. Disitulah Rey mencari kesempatan agar bisa menyalurkan hasratnya. Yuk ikuti cerita lengkapnya !!
Pernikahan ini hanya sebuah perjanjian, dia punya kekasih begitu juga dengan aku. Tetapi entah siapa yang memasukkan obat ke dalam minuman ku, sehingga benar-benar lepas kendali.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?