/0/2929/coverbig.jpg?v=296aea7a301f0798fe4cb9df0db43107)
Galih, seorang penulis muda berbakat dan kocak yang 'dikutuk' menikah dengan seorang dokter membuatnya bertemu dengan Galuh. Dokter yang berusia 6 tahun lebih tua darinya dan barusaja putus cinta. Bagaimana kelanjutan kisah ini?
[Eeaaa...Galih pasti lagi belah duren]
[Enak banget sih Galih dapat dokter cantik, pasti anak kesehatan lebih lihai. Kan udah tahu teorinya]
[Entar kita tanya deh rahasianya si Galih dapat bini]
[Woy, kalian rame bet dah. Gua kagak bisa tidur neh. Hp klunting-klunting mulu dari tadi]
Aku tertawa membaca obrolan WA grup dari teman-temanku.
Mereka pasti nganan eh ngiri lihat aku yang bisa menggaet dokter cantik sampai jadi bini.
Ya walaupun nggak sengaja sih.
Bbbrr...
Duh, ACnya dingin banget. Untung saja selimutku cukup tebal walaupun aku harus tidur dipeluk sofa.
[Ye, sirik lu ya. Nggak usah iri ma gua. Rejeki babang tamvan mah gak kemana]
Aku membalas mereka satu kalimat whatsapp dengan tersenyum kecut. Huhuhu. Mereka tidak tahu kalau malam pertamaku sekecut asem.
***
"Lih, tolong belikan obat," suara mami yang membuka pintu kamarku membuyarkan konsentrasiku yang sedang mengerjakan tugas kuliah.
"Duh, Mi, Galih lagi sibuk beud nih. Minta tolong papi aja," sahutku.
Bukan bermaksud untuk tidak berbakti, tapi tugas ini dikumpulkan besok dan dosennya ngiler eh kiler banget yang nggak segan-segan ngegantung jodoh eh ngegantung kelulusan mahasiswanya. Duh.
"Papi kejebak sama demo Lih, ayo lah, tolongin mami. Perut mami sakit banget. Diare," mami tampak memelas.
"Lah kenapa?"
"Karena mencret itu bukan penyakit yang keren Lih," kata mami.
Aku melongo.
"Astaga, emang ada ya penyakit yang keren, Mi,"
"Udahlah, jangan banyak nanya. Cepet beliin atuh,"
"Duh, mami nih. Coba aja kita punya dokter pribadi keluarga. Kan enak tinggal telepon kalau mami sakit," aku ngedumel.
Tapi tak urung juga tanganku meraih jaket dan masker.
"Ya entar mantu mami aja deh yang dokter," kata mami tertawa.
"Elah, katanya sakit perut. Masih sempet ajah ketawa. Untung sayang," batinku.
"Mana ada dokter yang mau sama anak kuliahan, slengekan pula,"
"Hilih, siapa tahu besok kamu malah nikah sama dokter! Dahlah, jangan banyak ngemeng, buruan beli obatnya nak ganteng," kata mami menowel pipiku.
Duarrr... Tanpa pemberitahuan apa-apa terdengar suara petir padahal sedang tidak hujan. Seolah mengamini doa mami.
Aku sedikit kaget. Tapi tanpa ambil pusing aku mencium punggung tangan mami dan langsung naik kuda besiku dan melajukannya ke arah jalan raya.
Si*lnya di tengah jalan aku berpapasan dengan para demonstran yang sedang bentrok dengan aparat.
Aku bergegas memutar motor dan apesnya terkena lubang di tengah aspal.
Aku terjatuh dari motor bersamaan dengan berlarinya sekelompok pemuda tanggung ke arahku.
Aku bangun dan hendak menghidupkan motorku saat kurasakan senjata tajam menggores lenganku.
"Lari...kita dikejar!"
Sebuah teriakan terdengar. Keadaan ricuh. Dan si*lnya motorku tak mau menyala. Sementara darah mulai mengalir dari lenganku.
Aku berdiri dan ikut berlari dengan panik. Takut ditangkap dan disangka provokator.
Berlari sekencang mungkin dan memisah dari kerumunan sampai aku bertemu dengan sebuah mobil jazz putih di tengah jalan.
"Mas, tolong mobil saya mog.., loh mas berdarah!" tampak seorang perempuan berwajah mirip Revalina Tomat meminta tolong saat aku mendekatinya.
"Ayo saya obatin dulu," dia berseru panik.
Darah memang merembes cukup banyak di lenganku walau aku sudah memakai jaket.
Aku hanya melongo melihat tanganku ditarik gadis berjas putih tadi masuk mobil.
Tiba-tiba teringat sumpah mami soal dokter tadi. Wah, aku senang banget kalau doa mami dikabulkan Tuhan.
"Coba buka baju kamu," Instruksinya. Sementara dia sendiri juga melepas jas dokternya.
"Hah?"
"Terus gimana aku bisa membersihkan dan merawat lukamu kalau lengan kamu ketutup kain?" tanyanya.
Aku menurut. Lalu membuka bajuku. Sekilas mata dokter itu membulat. Pasti dia kaget lihat roti sobekku. Uhuy.
"Duh, lampu di mobil ga bisa nyala. Ponsel saya mati. Coba pakai lampu Hp kamu ya,"
Aku mengangguk dan dengan tangan satunya menyalakan senter di ponsel lalu mengarahkan ke lenganku yang terluka.
Untung saat jatuh dari motor tadi, ponselku masih selamat.
"Tuh kan, lukanya dalam. Ini pasti kamu ikutan demo!" kata gadis itu sambil meraih kotak putih dari dasboard.
"Nggak kok Mbak, aku...,"
"Hais, diem dulu. Lukanya biar kubersihkan. Keknya perlu dijahit. Tapi aku gak bawa jarum." Dia menggumam sendiri dan membuka sebotol revanol.
Saat dia baru membersihkan lukaku, tiba-tiba terdengar suara petir.
Duarrr. Arrrghhh.
Dia menjerit dan memelukku. Duh, makasih petir. Modus. Hihihi.
Baru saja hendak balas memeluk dan menenangkannya tiba-tiba pintu kaca mobil diketuk dari luar.
"Heh, Ngapain kalian. Keluar dari mobil!" Sekelompok warga tahu-tahu ada di luar mobil.
Kami berpandangan dan keluar dari mobil.
"Dia terluka dan saya hanya ngobatin. Ini darahnya!" gadis itu menunjuk lenganku.
"Wah, jangan alasan. Kalian pasti mes*m habis demo tadi. Ngaku saja atau saya arak keliling desa," ancam seorang warga.
"Iya ngaku aja! Atau saya telepon orang tua kalian. Kalian tertangkap basah pelukan kek teletubies tadi! Mana yang cowok sudah gak pake kaus,"
"Tenang, saya akan tanggung jawab," kataku yang langsung mendapat lirikan tajam gadis di sebelahku.
Suara adzan subuh bergema membuyarkan lamunanku tentang kejadian kemarin.
Aku pura-pura memejamkan mata di atas sofa saat kulihat gerakan mbak dokter eh istriku dibalik selimutnya.
Kurasakan ada sebuah jari yang menowel-nowel pipiku. Duh, jadi pengen yang iya-iya kan.
"Masih tidur," gumamnya lirih.
Lalu kurasakan dia mencubit pipi kiri dan kananku.
"Huh, anak kecil ya. Gara-gara nolongin kamu aku jadi punya suami kan," dia mengomel sendiri.
Aku tidak lagi bisa menahan tawa. Langsung kuraih tangannya dan kupeluk erat.
"Jangan macam-macam di kamarku Mbak,"
"Ka-kamu sudah bangun?"
"Aku gak bisa tidur. KEDINGINAN di kamarku sendiri," Sahutku mendekatkan wajah padanya.
Dia menunduk. "Kan bisa dimatiin ACnya," sahutnya.
"Huh, au ah gelap. Mbak gak bakalan ngerti penderitaan suami baru," tukasku berdiri dan bergegas ke kamar mandi sebelum pikiranku semakin nganu.
"Kamu mau kemana?"
"Pipis, ikut?" tanyaku yang langsung disambut lemparan bantal olehnya.
***
Aku baru saja pulang dari masjid dekat rumah saat matahari sudah terbit karena banyak tetangga yang mengajakku ngobrol sekalian klarifikasi gosip yang beredar tentang pernikahan dadakan kami.
Dan begitu aku sampai di pintu dapur, aku mencium bau pisang goreng coklat keju buatan mami.
Aku langsung duduk di depan mami dan mencomot sepotong pisang goreng dan mengunyahnya perlahan.
Kulirik jam yang menempel di tembok yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Tapi Galuh belum juga terlihat keluar dari kamar. Entah ngapain aja di kamarku.
"Gimana rasanya Lih?"
"Semalam belum ngapa-ngapain Ma, kan mbak Galuhnya lagi mens," sahutku sambil terus mengunyah pisang goreng.
Mami terlihat menatapku aneh. Tapi tak lama kemudian tertawa ngakak.
"Astaga Lih, pikiran kamuuuu! maksud mami rasa pisang goreng buatan mami, bukan malam pertama kamu, hahahaha," Mami tertawa lepas disambut papi yang tergelak juga di depan tivi membuatku serasa ingin nyungsep saja ditelan bumi.
Next?
Adelia nareswari terkejut saat pasien yang ditolongnya adalah istri sang mantan pacar. Perubahan Adelia membuat mantannya merasakan getar-getar asmara lagi. Padahal Adelia sedang didiekati oleh dokter Andi. Bagaimana kelanjutan cinta mereka?
Sebuah cerita yang berkisah keluarga yang terpisah karena perceraian yang menyisakan duka buat anaknya karena tidak mengerti dengan kondisi orang tuanya. Hingga suatu saat terjadilah malam jahanam yang tidak disengaja dan tidak direncanakan. Aku tidak menyangka kalau semuanya ini bakal terjadi. Aku memang sering mengkhayalkannya. Tapi tidak pernah merencanakannya. Dan begitulah, kehidupanku jadi banyak liku - likunya. Liku - liku yang indah mau pun yang jahanam. Tapi aku harus mengakuinya, bahwa semua itu jahanam tapi indah… indah sekali.
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Ryan Sudono adalah seorang dosen muda yang menawan dan cerdas di sebuah kampus swasta ternama di salah satu kota besar di Jakarta. Ryan Anak tunggal dari keluarga yang sangat berada dan Papa Sudono dan mama Tyas pun juga seorang dosen. Papa dan mamanya Ryan ini sangat berpengaruh dalam kehidupan Ryan karena sejak kecil Ryan sering melihat kemesraan papa mamanya itu di rumah dan juga perhatian serta support papa mamanya itu di kehidupan Ryan sampai dengan saat Ryan sudah beranjak dewasa bahkan saat Ryan sudah menikah papa mamanya masih sangat perhatian apalagi kedua ortunya itu berharap sekali agar cepat dapat momongan dari Ryan dan istrinya. Ryan Sudah beristrikan Tania yang sangat cantik. Tania sesama Dosen yang baru beberapa hari ia nikahi, Namun ada kekecewaan dengan Tania sebagai istrinya di awal-awal pernikahan mereka. Disisi lainnya sang Istri Ryan yaitu Tania yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja meski tak sekaya keluarga Ryan namun Tania juga punya kecerdasan di akademiknya yang membawa bisa berprofesi sebagai Dosen bareng sang suami, Ryan. Namun demikian, Tania punya kisah tersendiri dengan lelaki yang dulu mengejar cintanya saat ia masih SMA yaitu Robi. Mereka dipertemukan kembali saat ada acara reuni SMA. Robi ini awalnya seperti yang Tania kenal semasa di SMA dulu namun dalam perkembangannya mungkin karena lingkungan yang salah seiring berjalannya waktu si Robi ini ternyata menyimpan hal buruk yaitu memiliki profesi sebagai pengusaha pinjol yang banyak menjerat nasabahnya sehingga para nasabahnya itu terlilit hutang yang banyak ke perusahaan aplikasi pinjol milik Robi. Dan salah satu korban dari pinjolnya Robi adalah Rani mahasiswinya Ryan yang nantinya seorang dokter muda bernama Bayu lah yang berhasil melepaskan Rani dari cengkeraman kejahatan Robi. Kehidupan rumah tangga Ryan dan Tania terganggu oleh kehadiran Maya yang sejak lama sebelum Ryan menikah dengan Tania, dimana Maya diam-diam juga jatuh hati pada Ryan. Maya yang juga sahabat dari Ryan dan Tania, bekerja sebagai dosen di kampus yang sama juga dengan Ryan dan Tania. Kehidupan rumah tangga Maya dengan sang suami yang tidak sesuai harapan ini karena perjodohan dari ortunya. Maya akhirnya terpaksa menikah dengan lelaki pilihan ortunya yaitu Joko yang berwatak keras sehingga Maya merasa tidak bahagia selama hidup dengan suaminya itu. Joko dipilih oleh para ortu merkea karena Joko adalah putra dari sahabat sang mamanya Maya yang berteman akrab dengan mamanya Joko. Dengan alasan agar Joko bisa meneruskan usaha ayahnya Maya yang memiliki perusahaan properti sebagai salah satu manajer disitu maka Joko suatu saat diharapkan bisa menggantikan peran ayah mertua di perusahaan properti itu. Sampe usia pernikahan yang ke-3 tahun mereka belum dikaruniai anak. Entah siapa yang mandul yang jelas mereka berdua saling cuek dan belum periksa ke dokter tentang siapa yang mandul. Padahal idealnya sepasang suami istri mengharapkan kehadiran keturunan di keluarga mereka untuk melengkapi kebahagiaan sebuah rumah tangga. Sementara itu salah satu mahasiswinya Ryan yaitu Rani yang mungil tapi cantik dan agresif juga sangat menggebu mendekati Ryan. Rani yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas kuliahnya ditambah lagi tidak bisa fokus karena sedang bolak bali ke Bandung mengurus ibunya yang sedang sakit, disinilah Ryan terkondisi untuk terus membantu Rani dalam hal pengobatan sang ibu namun sayangnya hal ini nampaknya benar-benar dimanfaatkan Rani untuk mendekati Ryan sekaligus mengambil keuntungan dari kekayaan Ryan yang berlimpah. Padahal ada pria lain yang begitu baik yang sangat menyukai Rani yang tinggal kota bandung bersama sang ibu, yaitu Bayu seorang Dokter muda yang selalu setia melayani ibunya Rani di Rumah Sakit selama menjalani perawatan. Hubungan Ryan dan Maya semakin dekat tanpa diketahui oleh Tania apalagi kondisi rumah tangga Maya yang tidak harmonis dengan Joko sang suami membuat Maya semakin melarikan dirinya ke pelukan Ryan yang menawan itu. Ditambah lagi gairah Tania dalam berhubungan dengan Ryan sebagai sepasang suami istri sangat berbeda dengan perlakuan manis Maya ke Ryan. Pun Tania sempat terpesona oleh Robi sang mantan sewaktu di SMA nya dulu. Namun demikian dari semua itu, pada akhirnya Ryan dan Tania tetap bersatu karena ada hal yang ternyata bisa membuat mereka tetap mempersatukan mereka. Satu per satu orang-orang mencoba mengganggu kehidupan rumah tangga mereka itu berguguran alias mundur dan kembali dengan kehidupannya masing-masing secara normal kembali. Untuk Maya pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan dari lelaki yang cocok dengannya. Sedangkan tokoh antagonis seperti Robi dan Joko pada akhirnya akan kena getahnya di akhir cerita nantinya. Untuk Mahasiswinya Ryan yaitu si cantik Rani pada akhirnya jatuh ke pelukan pria yang mau secara tulus menjaga dan melindunginya sekaligus ikut merawat ibunya selama ibunya sakit yaitu Dokter Bayu.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."